الملخص: | Satu Tuhan, Satu Nabi, banyak mazhab—inilah kenyataan di kalangan umat Islam. Kenyataan demikian tidak perlu dirisaukan sejauh tafsir-tafsir itu masih bersetia pada pokok-pokok ajaran Islam (Al-Quran dan Sunnah). Dan sepanjang perbedaan itu tidak saling menyalahkan melainkan saling menghormati. Keragaman tafsir itu bukan saja tidak perlu disesali, melainkan memang keniscayaan. Betapa tidak? Ada perbedaan keluasan dan kedalaman pengetahuan dan perbedaan metodologi penafsiran di kalangan sahabat dan generasi sesudahnya. Di samping itu, ada perubahan zaman yang menuntut respons yang aktual dan sekaligus autentik. Di Islam Aktual, Jalaluddin Rakhmat menunjukkan bagaimana kita menyikapi perbedaan-perbedaan yang terjadi di tubuh umat Islam, dan bagaimana pula merespons perkembangan zaman. Tujuannya tentu agar Islam, sebagai agama rahmat bagi alam semesta, selalu shalih li kulli zaman wa makan (relevan di setiap tempat dan waktu). Keberanian ahli mantik ini bergelut memasuki zona agama eksklusif memang patut mengundang kagum.... Agaknya Jalal menolak terkungkung dalam tradisi salaf, tetapi juga tak bebas mengumbar penafsiran. - M. Atho Mudzhar (Tempo). Karya seorang cendekiawan Muslim Indonesia terkemua yang gagasan-gagasannya selalu berada di depan.... Banyak orang mengidentifikasi Kang Jalal sebagai pemikir alternatif. (Kiblat). Buku ini banyak menginformasikan apa yang seharusnya menjadi prioritas umat Islam dalam menghadapi tantangan masa depan yang sangat berat.... (Bisnis Indonesia). Buku ini ditulis dengan kepiawaian berkisah yang menawan.... Terus terang dari sudut gaya ungkap, buku ini selangkah lebih maju dibandingkan karyanya terdahulu, Islam Alternatif (Berita Buana). Jalal menganjurkan untuk menggalakkan studi kritis tentang sirah Rasulullah Saw. Hal itu, menurutnya tidak untuk meragukan sunnah Nabi Saw., tapi justru untuk memperoleh sunnah Nabi yang meyakinkan (Kompas).
|