Mantan Kiai NU Bongkar Habis! : Kasidah Syirik yang Bersarang di Lingkungannya (Allahu Rabbi Robbi Ta'ala, Ya Allah Biha, Ya Imamar Rusli, Fii Hubbi Sayyidina Muhammad, dll.) /
Saat ini ritual-ritual yang asalnya merupakan turun-temurun dari nenek moyang kita seperti Burdahan, Diba-an serta Qasidahan telah banyak menyebar di masyarakat. Padahal sebagian ustadz atau kiai mereka mengetahui bahwasanya perbuatan seperti itu tidak ada contohnya dari perbuatan rasulullah shallal...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | text |
Language: | ind |
Published: |
Surabaya : Laa Tasyuk! Press,
2009
|
Subjects: |
_version_ | 1826470465188659200 |
---|---|
author | H. Mahrus Ali, author 638822 Abu Yahya Arif Mustaqim, editor 638824 Afrohi Abdul Ghoni, editor 638826 |
author_facet | H. Mahrus Ali, author 638822 Abu Yahya Arif Mustaqim, editor 638824 Afrohi Abdul Ghoni, editor 638826 |
author_sort | H. Mahrus Ali, author 638822 |
collection | OCEAN |
description | Saat ini ritual-ritual yang asalnya merupakan turun-temurun dari nenek moyang kita seperti Burdahan, Diba-an serta Qasidahan telah banyak menyebar di masyarakat. Padahal sebagian ustadz atau kiai mereka mengetahui bahwasanya perbuatan seperti itu tidak ada contohnya dari perbuatan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu ajma’in, sebagian mereka melakukannya karena takut kewibawaan serta popularitasnya luntur dan tidak diakui lagi oleh santri dan pondoknya, la haula wala quwwata illa billah. Bahkan akhir-akhir ini kita dapati qasidah-qasidah yang ternyata terdapat unsur syirik dalam ucapannya menjadi ritual wajib dalam acara-acara besar seperti Maulid Nabi Muhammad, Pesta Perkawinan, Berangkat dan Pulang Haji, Kelahiran Anak, Aqiqoh, Khitanan (Sunatan), Pindah Rumah dan kegiatan lainnya. Subhanallah! seandainya para Kiai, Habaib, Ustadz serta juga Tokoh Umat mau menyadari dan faham betul arti dan makna yang terkandung dalam Syair-Syair Qasidah Cinta yang berlebihan yang ditujukan kepada Rasulullah dan para kekasih Allah itu banyak berlumuran dengan kalimat-kalimat Syirik dan kufur kepada Allah… Seandainya mereka juga mau Jujur dan mau menjelaskan hal yang sebenarnya apa yang telah terlanjur diajarkan kepada para santri khususnya dan masyarakat pada umumnya.. niscaya Umat Islam khususnya di Indonesia akan terbebas sepenuhnya dari ajaran-ajaran Tahayul, Bidah, Kurafat, Syirik dan kufur kepada Allah. Insya Allah mereka pasti akan beramal dan beribadah sesuai dengan apa yang telah dituntunkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah yang benar. Tulisan ini merupakan buah dari keprihatinan seorang H. Mahrus Ali yang merupakan mantan Kiai NU, beliau merasa perlu untuk mengajarkan masyarakat apa sebenarnya isi dari dzikir-dzikir qasidah yang selama ini mereka baca, ternyata dalam sebagian isinya terdapat pengagungan yang berlebihan kepada selain Allah, yang mana hal tersebut bisa menjurus kepada perbuatan syirik besar, wal iyaudzu billah. Kita perlu mendukung beliau, karena Beliau berani menentang arus budaya yang telah mengakar pada keluarga besar dan komunitasnya, yang mana dengan ini beliau siap menerima konsekwensi ditinggalkan Kiai, Santri dan pondoknya, Bahkan dalam beberapa kasus beliau dianggap stress dan gila oleh tetangga dan kerabatnya. Akan tetapi demi kebenaran beliau teguh pada jalan ini, semoga Allah memberikan beliau keteguhan di atas jalan yang lurus, senantiasa menambah ilmu yang bermanfaat kepada beliau. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya. |
first_indexed | 2024-03-05T16:48:35Z |
format | text |
id | KOHA-OAI-TEST:594410 |
institution | Universiti Teknologi Malaysia - OCEAN |
language | ind |
last_indexed | 2024-07-04T04:46:17Z |
publishDate | 2009 |
publisher | Surabaya : Laa Tasyuk! Press, |
record_format | dspace |
spelling | KOHA-OAI-TEST:5944102024-05-16T03:30:56ZMantan Kiai NU Bongkar Habis! : Kasidah Syirik yang Bersarang di Lingkungannya (Allahu Rabbi Robbi Ta'ala, Ya Allah Biha, Ya Imamar Rusli, Fii Hubbi Sayyidina Muhammad, dll.) / H. Mahrus Ali, author 638822 Abu Yahya Arif Mustaqim, editor 638824 Afrohi Abdul Ghoni, editor 638826 textSurabaya : Laa Tasyuk! Press,2009©2009indSaat ini ritual-ritual yang asalnya merupakan turun-temurun dari nenek moyang kita seperti Burdahan, Diba-an serta Qasidahan telah banyak menyebar di masyarakat. Padahal sebagian ustadz atau kiai mereka mengetahui bahwasanya perbuatan seperti itu tidak ada contohnya dari perbuatan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu ajma’in, sebagian mereka melakukannya karena takut kewibawaan serta popularitasnya luntur dan tidak diakui lagi oleh santri dan pondoknya, la haula wala quwwata illa billah. Bahkan akhir-akhir ini kita dapati qasidah-qasidah yang ternyata terdapat unsur syirik dalam ucapannya menjadi ritual wajib dalam acara-acara besar seperti Maulid Nabi Muhammad, Pesta Perkawinan, Berangkat dan Pulang Haji, Kelahiran Anak, Aqiqoh, Khitanan (Sunatan), Pindah Rumah dan kegiatan lainnya. Subhanallah! seandainya para Kiai, Habaib, Ustadz serta juga Tokoh Umat mau menyadari dan faham betul arti dan makna yang terkandung dalam Syair-Syair Qasidah Cinta yang berlebihan yang ditujukan kepada Rasulullah dan para kekasih Allah itu banyak berlumuran dengan kalimat-kalimat Syirik dan kufur kepada Allah… Seandainya mereka juga mau Jujur dan mau menjelaskan hal yang sebenarnya apa yang telah terlanjur diajarkan kepada para santri khususnya dan masyarakat pada umumnya.. niscaya Umat Islam khususnya di Indonesia akan terbebas sepenuhnya dari ajaran-ajaran Tahayul, Bidah, Kurafat, Syirik dan kufur kepada Allah. Insya Allah mereka pasti akan beramal dan beribadah sesuai dengan apa yang telah dituntunkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah yang benar. Tulisan ini merupakan buah dari keprihatinan seorang H. Mahrus Ali yang merupakan mantan Kiai NU, beliau merasa perlu untuk mengajarkan masyarakat apa sebenarnya isi dari dzikir-dzikir qasidah yang selama ini mereka baca, ternyata dalam sebagian isinya terdapat pengagungan yang berlebihan kepada selain Allah, yang mana hal tersebut bisa menjurus kepada perbuatan syirik besar, wal iyaudzu billah. Kita perlu mendukung beliau, karena Beliau berani menentang arus budaya yang telah mengakar pada keluarga besar dan komunitasnya, yang mana dengan ini beliau siap menerima konsekwensi ditinggalkan Kiai, Santri dan pondoknya, Bahkan dalam beberapa kasus beliau dianggap stress dan gila oleh tetangga dan kerabatnya. Akan tetapi demi kebenaran beliau teguh pada jalan ini, semoga Allah memberikan beliau keteguhan di atas jalan yang lurus, senantiasa menambah ilmu yang bermanfaat kepada beliau. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya.Saat ini ritual-ritual yang asalnya merupakan turun-temurun dari nenek moyang kita seperti Burdahan, Diba-an serta Qasidahan telah banyak menyebar di masyarakat. Padahal sebagian ustadz atau kiai mereka mengetahui bahwasanya perbuatan seperti itu tidak ada contohnya dari perbuatan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu ajma’in, sebagian mereka melakukannya karena takut kewibawaan serta popularitasnya luntur dan tidak diakui lagi oleh santri dan pondoknya, la haula wala quwwata illa billah. Bahkan akhir-akhir ini kita dapati qasidah-qasidah yang ternyata terdapat unsur syirik dalam ucapannya menjadi ritual wajib dalam acara-acara besar seperti Maulid Nabi Muhammad, Pesta Perkawinan, Berangkat dan Pulang Haji, Kelahiran Anak, Aqiqoh, Khitanan (Sunatan), Pindah Rumah dan kegiatan lainnya. Subhanallah! seandainya para Kiai, Habaib, Ustadz serta juga Tokoh Umat mau menyadari dan faham betul arti dan makna yang terkandung dalam Syair-Syair Qasidah Cinta yang berlebihan yang ditujukan kepada Rasulullah dan para kekasih Allah itu banyak berlumuran dengan kalimat-kalimat Syirik dan kufur kepada Allah… Seandainya mereka juga mau Jujur dan mau menjelaskan hal yang sebenarnya apa yang telah terlanjur diajarkan kepada para santri khususnya dan masyarakat pada umumnya.. niscaya Umat Islam khususnya di Indonesia akan terbebas sepenuhnya dari ajaran-ajaran Tahayul, Bidah, Kurafat, Syirik dan kufur kepada Allah. Insya Allah mereka pasti akan beramal dan beribadah sesuai dengan apa yang telah dituntunkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah yang benar. Tulisan ini merupakan buah dari keprihatinan seorang H. Mahrus Ali yang merupakan mantan Kiai NU, beliau merasa perlu untuk mengajarkan masyarakat apa sebenarnya isi dari dzikir-dzikir qasidah yang selama ini mereka baca, ternyata dalam sebagian isinya terdapat pengagungan yang berlebihan kepada selain Allah, yang mana hal tersebut bisa menjurus kepada perbuatan syirik besar, wal iyaudzu billah. Kita perlu mendukung beliau, karena Beliau berani menentang arus budaya yang telah mengakar pada keluarga besar dan komunitasnya, yang mana dengan ini beliau siap menerima konsekwensi ditinggalkan Kiai, Santri dan pondoknya, Bahkan dalam beberapa kasus beliau dianggap stress dan gila oleh tetangga dan kerabatnya. Akan tetapi demi kebenaran beliau teguh pada jalan ini, semoga Allah memberikan beliau keteguhan di atas jalan yang lurus, senantiasa menambah ilmu yang bermanfaat kepada beliau. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya.Nur Arikah Budiman;PSZ_JBPolytheismURN:ISBN:9789791643825 |
spellingShingle | Polytheism H. Mahrus Ali, author 638822 Abu Yahya Arif Mustaqim, editor 638824 Afrohi Abdul Ghoni, editor 638826 Mantan Kiai NU Bongkar Habis! : Kasidah Syirik yang Bersarang di Lingkungannya (Allahu Rabbi Robbi Ta'ala, Ya Allah Biha, Ya Imamar Rusli, Fii Hubbi Sayyidina Muhammad, dll.) / |
title | Mantan Kiai NU Bongkar Habis! : Kasidah Syirik yang Bersarang di Lingkungannya (Allahu Rabbi Robbi Ta'ala, Ya Allah Biha, Ya Imamar Rusli, Fii Hubbi Sayyidina Muhammad, dll.) / |
title_full | Mantan Kiai NU Bongkar Habis! : Kasidah Syirik yang Bersarang di Lingkungannya (Allahu Rabbi Robbi Ta'ala, Ya Allah Biha, Ya Imamar Rusli, Fii Hubbi Sayyidina Muhammad, dll.) / |
title_fullStr | Mantan Kiai NU Bongkar Habis! : Kasidah Syirik yang Bersarang di Lingkungannya (Allahu Rabbi Robbi Ta'ala, Ya Allah Biha, Ya Imamar Rusli, Fii Hubbi Sayyidina Muhammad, dll.) / |
title_full_unstemmed | Mantan Kiai NU Bongkar Habis! : Kasidah Syirik yang Bersarang di Lingkungannya (Allahu Rabbi Robbi Ta'ala, Ya Allah Biha, Ya Imamar Rusli, Fii Hubbi Sayyidina Muhammad, dll.) / |
title_short | Mantan Kiai NU Bongkar Habis! : Kasidah Syirik yang Bersarang di Lingkungannya (Allahu Rabbi Robbi Ta'ala, Ya Allah Biha, Ya Imamar Rusli, Fii Hubbi Sayyidina Muhammad, dll.) / |
title_sort | mantan kiai nu bongkar habis kasidah syirik yang bersarang di lingkungannya allahu rabbi robbi ta ala ya allah biha ya imamar rusli fii hubbi sayyidina muhammad dll |
topic | Polytheism |
work_keys_str_mv | AT hmahrusaliauthor638822 mantankiainubongkarhabiskasidahsyirikyangbersarangdilingkungannyaallahurabbirobbitaalayaallahbihayaimamarruslifiihubbisayyidinamuhammaddll AT abuyahyaarifmustaqimeditor638824 mantankiainubongkarhabiskasidahsyirikyangbersarangdilingkungannyaallahurabbirobbitaalayaallahbihayaimamarruslifiihubbisayyidinamuhammaddll AT afrohiabdulghonieditor638826 mantankiainubongkarhabiskasidahsyirikyangbersarangdilingkungannyaallahurabbirobbitaalayaallahbihayaimamarruslifiihubbisayyidinamuhammaddll |