SATU ISLAM : Ragam Epistemologi. Dari Epistemologi Teosentrisme ke Antroposentrisme /

Sebagai agama, Islam diyakini bersifat tunggal karena ia lahir dari Yang Maha Tunggal. Namun, ketika masuk ke dalam ranah pemahaman manusia, Islam tidak lagi tunggal. Islam mulai beragam. Pada ranah ini, Islam mulai terpilah menjadi: Islam ideal dan Islam historis. Islam ideal bersifat abstrak dan h...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Aksin Wijaya, author 646313, Ahmad Suaedy, editor 646558
Format: text
Language:ind
Published: Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR, 2014
Subjects:
Description
Summary:Sebagai agama, Islam diyakini bersifat tunggal karena ia lahir dari Yang Maha Tunggal. Namun, ketika masuk ke dalam ranah pemahaman manusia, Islam tidak lagi tunggal. Islam mulai beragam. Pada ranah ini, Islam mulai terpilah menjadi: Islam ideal dan Islam historis. Islam ideal bersifat abstrak dan hanya berada di haribaan Tuhan dan Nabi Muhammad, sedang Islam historis adalah Islam sebagaimana yang ada, dipahami, ditafsirkan, dan dipraktikkan dalam kehidupan manusia yang selalu terkait dengan latar geografisdan historisnya masingmasing. Islam historis inilah yang kemudian melahirkan pelbagai aliran, mazhab, organisasi dan lembaga keagamaan yang semakin meneguhkan keragaman Islam. Ragam Islam historis itu tidak lepas dari ragam epistemologiang mendasarinya. Buku ini membahas berbagai varian, proses perkembangan, dan perubahan epistemologialam suatu Islam historis, yakni Islam Indonesia mutakhir. Lebih jauh, di sini dibahas pula bagaimana konsekuensi dan terjadinya saling pengaruh antar-varian epistemologialam proses tersebut. Kiranya, pembahasan fundamental macam ini sangat relevan untuk kondisi keberagamaan kita saat ini di mana perbedaan dianggap tabu, mengundang pertentangan, keengganan untuk bertetangga dan bergaul, bahkan bisa melahirkan sesuatu yang destruktif, dari fatwa sesat hingga kekerasan. Apa yang disajikan buku ini diharapkan dapat menjernihkan kebalauan itu, bukan saja dengan argumenfilosofis dan penalaran yang berdasar, tetapi juga dengan landasan teologi Islam yang sangat kokoh tentang perbedaan.