Potensi Putri Malu (Mimosa pudica) sebagai Penghambat Aflatoksin pada Jagung Pipilan

Aflatoksin adalah senyawa toksik yang dihasilkan oleh spesies Aspergillus lain seperti Aspergillus flavus atau Aspergillus parasiticus. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak Mimosa pudica (EPM) dapat digunakan sebagai inhibitor aflatoksin pada jagung. Pada penelitian ini digunakan...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: W. Nurmayani, J. A. Syamsu, S. Purwanti
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Andalas 2022-02-01
Series:Jurnal Peternakan Indonesia
Subjects:
Online Access:http://jpi.faterna.unand.ac.id/index.php/jpi/article/view/727
Description
Summary:Aflatoksin adalah senyawa toksik yang dihasilkan oleh spesies Aspergillus lain seperti Aspergillus flavus atau Aspergillus parasiticus. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak Mimosa pudica (EPM) dapat digunakan sebagai inhibitor aflatoksin pada jagung. Pada penelitian ini digunakan jagung 15 kg dengan design Rancangan Acak Lengkap (RAL) sebanyak 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah fungisida inhibitor dengan kontrol positif (T1 = asam propionat 1 mL), kontrol negatif (T2 = tanpa EPM dan asam propionat), T3 = 1 mL EPM konsentrasi 30%, T4 (1 mL EPM konsentrasi 60%) dan T5 (1 mL EPM konsentrasi 90%). Konsentrasi tersebut dibuat dari hasil perbandingan penggunaan akuades steril dan ekstral kental Mimosa pudica. Faktor kedua adalah lama penyimpanan dengan H1 (0 hari), H2 (14 hari), H3 (21 hari), dan H4 (28 hari). Hasilnya, inhibitor EPM tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air jagung (P>0,05), dan lama penyimpanan serta interaksi antara kedua faktor berpengaruh nyata terhadap kadar air jagung (P<0,05). Disimpulkan bahwa EPM pada konsentrasi 30%, 60% dan 90% penggunaan 1 mL/kg jagung tidak menunjukkan kemampuan sebagai penghambat aflatoksin. Umur simpan 28 hari mempengaruhi hilangnya kelembaban jagung.
ISSN:1907-1760
2460-6626