ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN BELANAK DI WILAYAH INDUSTRI PESISIR KECAMATAN MANYAR DAN GRESIK

Keberadaan industri di Kabupaten Gresik menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan termasuk terjadinya pencemaran perairan di Wilayah Industri Pesisir Kecamatan Manyar dan Gresik, tidak ada pembuangan khusus limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) menyebabkan banyaknya pengaduan terkait pembuangan...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Nur Firdausa Romdhonia, Rahayu Sri Pujiati, Prehatin Trirahayu Ningrum
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Jember 2023-09-01
Series:Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Online Access:https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/view/38926
_version_ 1797339123190595584
author Nur Firdausa Romdhonia
Rahayu Sri Pujiati
Prehatin Trirahayu Ningrum
author_facet Nur Firdausa Romdhonia
Rahayu Sri Pujiati
Prehatin Trirahayu Ningrum
author_sort Nur Firdausa Romdhonia
collection DOAJ
description Keberadaan industri di Kabupaten Gresik menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan termasuk terjadinya pencemaran perairan di Wilayah Industri Pesisir Kecamatan Manyar dan Gresik, tidak ada pembuangan khusus limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) menyebabkan banyaknya pengaduan terkait pembuangan limbah B3 secara liar. Jenis limbah B3 dari proses produksi dua diantaranya adalah kadmium dan timbal. Sifat logam berat yang dapat terakumulasi dalam tubuh makhluk hidup (salah satunya manusia) akan mempengaruhi kualitas hidup dan dapat menimbulkan masalah kesehatan pada rentang waktu tertentu. Tujuan adanya penelitian ini adalah untuk mengukur dan menganalisis kadar kadmium dan timbal pada ikan belanak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan metode survei yang dilakukan di pantai utara. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan Teknik incidental sampling pada September 2021 yang dibantu oleh nelayan setempat dengan menggunakan jaring. Kriteria sampel, ikan belanak yang tertarik pada titik sampel yang telah ditentukan, sampel ikan yang didapatkan kemudian dianalisis dengan metode Atomic Absorption Spectrometer (AAS) di salah satu laboratorium di Surabaya. Data kadar kadmium dan timbal pada ikan belanak akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data univariat. Hasil uji kadar kadmium dan timbal dibandingkan dengan nilai baku mutu yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia 7378:2009 terkait Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Kadar kadmium di bawah 0,1 mg/kg atau berkisar antara (-1,1663 sampai -0,0751 mg/kg) sedangkan nilai timbal berada di bawah 0,3 mg/kg atau berkisar antara (-1,2414 sampai -0,5665 mg/kg). Sehingga ikan belanak layak untuk dikonsumsi masyarakat namun tidak berlebihan. Batas maksimum yang dapat ditolelir oleh manusia dalam mengonsumsi ikan belanak dalam satu minggu untuk orang dewasa 12,5 g (setengah ekor ikan belanak ukuran sedang) dan untuk anak-anak 3.75 g (seperempat ekor ikan belanak ukuran sedang). Konsumsi kadmium pada lingkungan yang tercemar jika perhari mencapai 140-260 gram/hari dapat menyebabkan proteinuria. FAO menetapkan asupan kadmium bulanan sementara yang dapat ditoleransi pada tahun 2010 adalah sebesar 25 g/kg berat badan.
first_indexed 2024-03-08T09:40:23Z
format Article
id doaj.art-0390ebd009d34732885ee86df4ab7c15
institution Directory Open Access Journal
issn 1829-7773
2684-7035
language English
last_indexed 2024-03-08T09:40:23Z
publishDate 2023-09-01
publisher Universitas Jember
record_format Article
series Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
spelling doaj.art-0390ebd009d34732885ee86df4ab7c152024-01-30T06:35:38ZengUniversitas JemberJurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat1829-77732684-70352023-09-0119321122110.19184/ikesma.v19i3.3892638926ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN BELANAK DI WILAYAH INDUSTRI PESISIR KECAMATAN MANYAR DAN GRESIKNur Firdausa Romdhonia0Rahayu Sri Pujiati1Prehatin Trirahayu Ningrum2Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jl. Kalimantan no.37 68121 Jember, Jawa Timur, IndonesiaJurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jl. Kalimantan no.37 68121 Jember, Jawa Timur, IndonesiaJurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jl. Kalimantan no.37 68121 Jember, Jawa Timur, IndonesiaKeberadaan industri di Kabupaten Gresik menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan termasuk terjadinya pencemaran perairan di Wilayah Industri Pesisir Kecamatan Manyar dan Gresik, tidak ada pembuangan khusus limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) menyebabkan banyaknya pengaduan terkait pembuangan limbah B3 secara liar. Jenis limbah B3 dari proses produksi dua diantaranya adalah kadmium dan timbal. Sifat logam berat yang dapat terakumulasi dalam tubuh makhluk hidup (salah satunya manusia) akan mempengaruhi kualitas hidup dan dapat menimbulkan masalah kesehatan pada rentang waktu tertentu. Tujuan adanya penelitian ini adalah untuk mengukur dan menganalisis kadar kadmium dan timbal pada ikan belanak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan metode survei yang dilakukan di pantai utara. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan Teknik incidental sampling pada September 2021 yang dibantu oleh nelayan setempat dengan menggunakan jaring. Kriteria sampel, ikan belanak yang tertarik pada titik sampel yang telah ditentukan, sampel ikan yang didapatkan kemudian dianalisis dengan metode Atomic Absorption Spectrometer (AAS) di salah satu laboratorium di Surabaya. Data kadar kadmium dan timbal pada ikan belanak akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data univariat. Hasil uji kadar kadmium dan timbal dibandingkan dengan nilai baku mutu yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia 7378:2009 terkait Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Kadar kadmium di bawah 0,1 mg/kg atau berkisar antara (-1,1663 sampai -0,0751 mg/kg) sedangkan nilai timbal berada di bawah 0,3 mg/kg atau berkisar antara (-1,2414 sampai -0,5665 mg/kg). Sehingga ikan belanak layak untuk dikonsumsi masyarakat namun tidak berlebihan. Batas maksimum yang dapat ditolelir oleh manusia dalam mengonsumsi ikan belanak dalam satu minggu untuk orang dewasa 12,5 g (setengah ekor ikan belanak ukuran sedang) dan untuk anak-anak 3.75 g (seperempat ekor ikan belanak ukuran sedang). Konsumsi kadmium pada lingkungan yang tercemar jika perhari mencapai 140-260 gram/hari dapat menyebabkan proteinuria. FAO menetapkan asupan kadmium bulanan sementara yang dapat ditoleransi pada tahun 2010 adalah sebesar 25 g/kg berat badan.https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/view/38926
spellingShingle Nur Firdausa Romdhonia
Rahayu Sri Pujiati
Prehatin Trirahayu Ningrum
ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN BELANAK DI WILAYAH INDUSTRI PESISIR KECAMATAN MANYAR DAN GRESIK
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
title ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN BELANAK DI WILAYAH INDUSTRI PESISIR KECAMATAN MANYAR DAN GRESIK
title_full ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN BELANAK DI WILAYAH INDUSTRI PESISIR KECAMATAN MANYAR DAN GRESIK
title_fullStr ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN BELANAK DI WILAYAH INDUSTRI PESISIR KECAMATAN MANYAR DAN GRESIK
title_full_unstemmed ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN BELANAK DI WILAYAH INDUSTRI PESISIR KECAMATAN MANYAR DAN GRESIK
title_short ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN BELANAK DI WILAYAH INDUSTRI PESISIR KECAMATAN MANYAR DAN GRESIK
title_sort analisis kandungan kadmium cd dan timbal pb pada ikan belanak di wilayah industri pesisir kecamatan manyar dan gresik
url https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/view/38926
work_keys_str_mv AT nurfirdausaromdhonia analisiskandungankadmiumcddantimbalpbpadaikanbelanakdiwilayahindustripesisirkecamatanmanyardangresik
AT rahayusripujiati analisiskandungankadmiumcddantimbalpbpadaikanbelanakdiwilayahindustripesisirkecamatanmanyardangresik
AT prehatintrirahayuningrum analisiskandungankadmiumcddantimbalpbpadaikanbelanakdiwilayahindustripesisirkecamatanmanyardangresik