Efektivitas Ovitrap Bambu terhadap Jumlah Jentik Aedes sp yang Terperangkap
Abstrak Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Banda Aceh. Banda Aceh merupakan daerah endemik DBD dengan meningkatnya angka kejadian dan case fatality rate setiap tahun. Insiden tertinggi DBD berada di Kecamatan Baiturrahman dengan angka kejadian 120 per 100.000 p...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Indonesia
2015-05-01
|
Series: | Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmasphj/article/view/751 |
Summary: | Abstrak
Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Banda Aceh. Banda Aceh merupakan daerah endemik DBD
dengan meningkatnya angka kejadian dan case fatality rate setiap tahun.
Insiden tertinggi DBD berada di Kecamatan Baiturrahman dengan angka
kejadian 120 per 100.000 penduduk dan tertinggi kedua adalah Kecamatan Jaya Baru dengan angka kejadian 84 per 100.000 penduduk. Keberadaan larva Aedes sp di masyarakat merupakan salah satu indikator populasi nyamuk Aedes aegypti di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah jentik nyamuk Aedes sp yang terperangkap pada masing-masing wadah ovitrap (tempurung kelapa, gelas plastik, dan potongan bambu) serta tingkat kepadatan jentik nyamuk Aedes sp sebelum dan setelah pemasangan wadah ovitrap. Jenis penelitian adalah explanatory study dengan desain eksperimental quasi. Teknik pengambilan sampel adalah proportional sampling. Populasi unit penelitian adalah 30 rumah. Ovitrap diletakkan merata pada 30 titik lokasi dari 10 kelurahan secara acak. Data jumlah jentik nyamuk Aedes yang terperangkap diambil empat kali secara berulang dengan selang waktu satu minggu. Analisis dengan rerata jumlah jentik di dalam ovitrap dan indeks ovitrap. Hasil jumlah jentik Aedes aegypti yang terperangkap sebanyak 1.265. Ovitrap yang paling efektif, yaitu potongan bambu rerata = 123, nilai p = 0,006, HI = 10,01% (16,66 – 26,67%), CI = 36,8% (336,06 – 39,74%), BI = 29,97% (73,33 103,3%). Otoritas kesehatan harus mempromosikan ovitrap bambu kepada masyarakat sebagai upaya pengendalian Aedes sp.
Abstract
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a public health problem in Banda Aceh.
Banda Aceh is a DHF endemic city by increasing incidence rate (IR) and
case fatality rate every year. The highest DHF incidence was in Baiturrahman District (IR = 120 per 100,000 people) and Jaya Baru District
(IR = 84 per 100,000 people). Aedes sp larvae existence among people is
one of Aedes aegypti population indicators in such region. This study aimed
to find out numbers of Aedes sp trapped in each ovitrap (coconut shell, plastic cup, and piece of bamboo) and Aedes sp density level before and after ovitrap installation. This study was explanatory study using quasi-experimental design. The sampling technique was proportional sampling.
Population of study was 30 houses. Ovitraps were randomly located in 30
places of 10 subdistricts. Data of trapped Aedes sp larvae numbers was collected four times repeatedly within one week time-lapse. Analysis was conducted using the mean number of larvae in ovitraps and ovitrap index. The number of Aedes sp larvae trapped was 1,265. The most effective ovitrap is piece of bamboo, mean = 123, p value = 0.006, HI = 10.01% (16.66 26.67%), CI = 36.8% (336.06 - 39.74%), BI = 29.97% (73.33 - 103.3%). Health authorities should promote bamboo ovitrap, especially to public as an effort to control Aedes sp. |
---|---|
ISSN: | 1907-7505 2460-0601 |