Analisis Karakteristik Hujan Ekstrim Menggunakan Model Iklim di Wilayah Gunung Merapi

Hujan ekstrim merupakan salah satu pemicu terjadinya banjir lahar di wilayah gunung berapi. Hal ini disebabkan karena material vulkanik sisa erupsi mudah tererosi bersama dengan limpasan akibat hujan ekstrim. Hujan ekstrim juga merupakan fenomena alam yang sering dikaitkan dengan perubahan iklim. Pa...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Elenora Gita Alamanda Sapan, Joko Sujono, Karlina Karlina
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Diponegoro 2022-07-01
Series:Media Komunikasi Teknik Sipil
Subjects:
Online Access:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/36332
_version_ 1797990762200170496
author Elenora Gita Alamanda Sapan
Joko Sujono
Karlina Karlina
author_facet Elenora Gita Alamanda Sapan
Joko Sujono
Karlina Karlina
author_sort Elenora Gita Alamanda Sapan
collection DOAJ
description Hujan ekstrim merupakan salah satu pemicu terjadinya banjir lahar di wilayah gunung berapi. Hal ini disebabkan karena material vulkanik sisa erupsi mudah tererosi bersama dengan limpasan akibat hujan ekstrim. Hujan ekstrim juga merupakan fenomena alam yang sering dikaitkan dengan perubahan iklim. Pada masa mendatang, kemungkinan perubahan karakteristik hujan ekstrim akan terjadi. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis hujan ekstrim untuk kondisi historis dan masa depan. Pada penelitian ini, karakteristik hujan yang dianalisis adalah variabilitas hujan ekstrim yang ditunjukkan dengan analisis trend indeks hujan ekstrim yakni RTOT. Data hujan yang digunakan adalah data jam-jaman dari delapan stasiun curah hujan di wilayah Merapi. Hujan masa mendatang diproyeksi menggunakan model iklim CanESM2 dengan skenario RCP4.5 dan RCP8.5. Proyeksi data dilakukan menggunakan Statistical Downscaling Model (SDSM). Perbandingan curah hujan rerata tahunan hasil proyeksi dengan curah hujan historis menunjukkan trend yang relatif berbeda pada setiap stasiun. Trend kenaikan terjadi pada empat stasiun yang meliputi stasiun Plosokerep, Pucanganom, Sopalan dan Talun, dengan trend kenaikan tertinggi terjadi pada stasiun Sopalan. Selain itu, terjadi pula trend penurunan yang terjadi di stasiun Ngandong untuk kedua skenario dan stasiun Sorasan pada skenario RCP8.5. Untuk stasiun Jrakah dan Randugunting menunjukkan trend tetap.
first_indexed 2024-04-11T08:40:33Z
format Article
id doaj.art-06ed6446c9974482b04c248a6aa70f15
institution Directory Open Access Journal
issn 0854-1809
2549-6778
language English
last_indexed 2024-04-11T08:40:33Z
publishDate 2022-07-01
publisher Universitas Diponegoro
record_format Article
series Media Komunikasi Teknik Sipil
spelling doaj.art-06ed6446c9974482b04c248a6aa70f152022-12-22T04:34:12ZengUniversitas DiponegoroMedia Komunikasi Teknik Sipil0854-18092549-67782022-07-012819910810.14710/mkts.v28i1.3633221041Analisis Karakteristik Hujan Ekstrim Menggunakan Model Iklim di Wilayah Gunung MerapiElenora Gita Alamanda Sapan0Joko Sujono1Karlina Karlina2Department of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada, IndonesiaDepartment of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada, IndonesiaDepartment of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada, IndonesiaHujan ekstrim merupakan salah satu pemicu terjadinya banjir lahar di wilayah gunung berapi. Hal ini disebabkan karena material vulkanik sisa erupsi mudah tererosi bersama dengan limpasan akibat hujan ekstrim. Hujan ekstrim juga merupakan fenomena alam yang sering dikaitkan dengan perubahan iklim. Pada masa mendatang, kemungkinan perubahan karakteristik hujan ekstrim akan terjadi. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis hujan ekstrim untuk kondisi historis dan masa depan. Pada penelitian ini, karakteristik hujan yang dianalisis adalah variabilitas hujan ekstrim yang ditunjukkan dengan analisis trend indeks hujan ekstrim yakni RTOT. Data hujan yang digunakan adalah data jam-jaman dari delapan stasiun curah hujan di wilayah Merapi. Hujan masa mendatang diproyeksi menggunakan model iklim CanESM2 dengan skenario RCP4.5 dan RCP8.5. Proyeksi data dilakukan menggunakan Statistical Downscaling Model (SDSM). Perbandingan curah hujan rerata tahunan hasil proyeksi dengan curah hujan historis menunjukkan trend yang relatif berbeda pada setiap stasiun. Trend kenaikan terjadi pada empat stasiun yang meliputi stasiun Plosokerep, Pucanganom, Sopalan dan Talun, dengan trend kenaikan tertinggi terjadi pada stasiun Sopalan. Selain itu, terjadi pula trend penurunan yang terjadi di stasiun Ngandong untuk kedua skenario dan stasiun Sorasan pada skenario RCP8.5. Untuk stasiun Jrakah dan Randugunting menunjukkan trend tetap.https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/36332proyeksi hujanindeks hujan ekstrimkurva idfstaistical downscaling model
spellingShingle Elenora Gita Alamanda Sapan
Joko Sujono
Karlina Karlina
Analisis Karakteristik Hujan Ekstrim Menggunakan Model Iklim di Wilayah Gunung Merapi
Media Komunikasi Teknik Sipil
proyeksi hujan
indeks hujan ekstrim
kurva idf
staistical downscaling model
title Analisis Karakteristik Hujan Ekstrim Menggunakan Model Iklim di Wilayah Gunung Merapi
title_full Analisis Karakteristik Hujan Ekstrim Menggunakan Model Iklim di Wilayah Gunung Merapi
title_fullStr Analisis Karakteristik Hujan Ekstrim Menggunakan Model Iklim di Wilayah Gunung Merapi
title_full_unstemmed Analisis Karakteristik Hujan Ekstrim Menggunakan Model Iklim di Wilayah Gunung Merapi
title_short Analisis Karakteristik Hujan Ekstrim Menggunakan Model Iklim di Wilayah Gunung Merapi
title_sort analisis karakteristik hujan ekstrim menggunakan model iklim di wilayah gunung merapi
topic proyeksi hujan
indeks hujan ekstrim
kurva idf
staistical downscaling model
url https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/36332
work_keys_str_mv AT elenoragitaalamandasapan analisiskarakteristikhujanekstrimmenggunakanmodeliklimdiwilayahgunungmerapi
AT jokosujono analisiskarakteristikhujanekstrimmenggunakanmodeliklimdiwilayahgunungmerapi
AT karlinakarlina analisiskarakteristikhujanekstrimmenggunakanmodeliklimdiwilayahgunungmerapi