Kesehatan sebagai Syarat Pernikahan: Studi Pandangan Ulama Kabupaten Gayo Lues – Aceh
The purpose of marriage is to achieve family sakinah, mawaddah, wa-rahmah. The achievement of this purpose will be known from some indications, such as the achievement of peace, having child, as well as satisfy the biological needs (sexual). Many couples of marriage in Gayo Lues regency taken a divo...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Arabic |
Published: |
UIN Press
2013-09-01
|
Series: | Ulul Albab |
Subjects: | |
Online Access: | http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/ululalbab/article/view/2325 |
Summary: | The purpose of marriage is to achieve family sakinah, mawaddah, wa-rahmah.
The achievement of this purpose will be known from some indications, such as
the achievement of peace, having child, as well as satisfy the biological needs
(sexual). Many couples of marriage in Gayo Lues regency taken a divorcing
decision or to be polygamist for husband because they could not fulfil the
biological needs, because of the unhealthy spouse both physically and spiritually.
The research aimed to find out the scholars’ perception about divorcing or being
polygamist and to find out the scholars’ perception about health issue was made
as a requirement of marriage. The method of this research collecting data are
observation, interview, and documentation, then are explained on descriptive
interpretative through qualitative approach. This research resulted that the
scholars of Gayo Lues regency allowed the divorcing decision with necessary
reasons such as health and most major of them allowed the health issue which
was made as the requirement of marriage. As a conclusion of this research, divorce
was not a forbidden act to be applied as long as it based on a necessary reason
and it was more beneficial than defending the marriage, in spite of the fact that
it was hated by God; and the healthy term could be made as a requirement of
the marriage as the perfection of requirement not a validity one on purpose to
minimize the divorcing decision as the effect of illness of spouse both physically
and psychologically.
Tujuan pernikahan dalam Islam adalah mencapai keluarga sakinah, mawaddah
wa rahmah. Tujuan ini kan tercapai apabila beberapa kebutuhan berikut dapat
terpenuhi; ketentraman jiwa, kelestarian keturunan, serta kebutuhan seksual. Di
Kabupaten Gayo Lues ada suami atau istri yang mengambil keputusan untuk
bercerai, atau berpoligami bagi laki-laki, dengan alasan tidak terpenuhinya
beberapa kebutuhan tersebut. Suami atau istri tidak dapat memenuhi beberapa
kebutuhan di atas karena tidak sehat (tidak memiliki alat reproduksi yang sehat),
akibatnya tidak mampu untuk bersetubuh atau berketurunan. Penelitian ini
bertujuan untuk memaparkan pandangan ulama terhadap perceraian atau
poligami tersebut, dan pandangan mereka bila kesehatan tersebut dijadikan
sebagai syarat penikahan. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi, kemudian disampaikan dalam bentuk deksriptif interpretatif
karena merupakan penelitian kualitatif. Dari penelitiaan ini ditemukan bahwa
ulama Gayo Lues membolekan perceraian atau poligami jika terdapat alasan-alasan
yang kuat untuk melakukannya, salah satunya adalah alasan kesehatan, dan mayoritas
setuju kesehatan dijadikan syarat nikah.
Sebagai kesimpulan, perceraian atau poligami bukanlah perbuatan yang haram sehingga boleh
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seksual dari pada berzina atau untuk
mencari keturunan, jika dipandang hal tersebut lebih bermanfaat daripada
mempertahankan keluarga yang ada walaupun cerai sangat dibenci oleh Allah.
Dan kesehatan boleh dijadikan sebagai syarat pernikahan, untuk meminimalisir
perceraian, perselingkuhan, dan perzinaan. |
---|---|
ISSN: | 1858-4349 2442-5249 |