Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan Media Puzzle untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa SMA Kelas XI pada Materi Jaringan Tumbuhan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar biologi siswa kelas XI SMA responden melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media puzzle pada materi jaringan tumbuhan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang me...

Cur síos iomlán

Sonraí bibleagrafaíochta
Príomhchruthaitheoirí: Nadaa Cintya Paramita, Harlita Harlita, Dewi Puspita Sari, Dewi Widowati
Formáid: Alt
Teanga:English
Foilsithe / Cruthaithe: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret 2015-08-01
Sraith:Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi
Ábhair:
Rochtain ar líne:https://jurnal.uns.ac.id/bioedukasi/article/view/25554
Cur síos
Achoimre:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar biologi siswa kelas XI SMA responden melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media puzzle pada materi jaringan tumbuhan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang mengacu model PTK Kemmis dan Mc Taggart yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi pada setiap siklusnya. Metode pengumpulan data menggunakan tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data utama berupa hasil observasi keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran koopreratif  Teams Games Tournament (TGT) dengan media puzzle. Data pendukung berupa dokumentasi dan wawancara. Validasi data menggunakan metode triangulasi. Data dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dengan media puzzle dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Presentase keaktifan siklus I adalah 59,84% dengan kualifikasi cukup tinggi, presentase keaktifan siklus II meningkat menjadi 74,94% dengan kualifikasi keaktifan tinggi. Indikator keberhasilan sudah tercapai, yaitu presentase keaktifan ≥60% dengan kualifikasi keaktifan tinggi. Presentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I adalah 61,36%,  presentase ketuntasan hasil belajar pada siklus II meningkat menjadi 93,18%. Terjadi peningkatan presentase ketuntasan hasil belajar siswa.
ISSN:1693-265X
2549-0605