Evaluasi Penggunaan Fototerapi Konvensional dalam Tata laksana Hiperbilirubinemia Neonatal: Efektif, tetapi Tidak Efisien

Latar belakang. Hiperbilirubinemia merupakan masalah umum yang sering dijumpai pada bayi baru lahir. Tata laksana hiperbilirubinemia neonatal dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi dan fototerapi merupakan metode yang paling sering digunakan. Fototerapi konvensional menurunkan kadar bilirubin...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Qodri Santosa, Muhammad Mukhson, Alfi Muntafiah
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia 2020-05-01
Series:Sari Pediatri
Subjects:
Online Access:https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1664
_version_ 1828862763879890944
author Qodri Santosa
Muhammad Mukhson
Alfi Muntafiah
author_facet Qodri Santosa
Muhammad Mukhson
Alfi Muntafiah
author_sort Qodri Santosa
collection DOAJ
description Latar belakang. Hiperbilirubinemia merupakan masalah umum yang sering dijumpai pada bayi baru lahir. Tata laksana hiperbilirubinemia neonatal dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi dan fototerapi merupakan metode yang paling sering digunakan. Fototerapi konvensional menurunkan kadar bilirubin lebih lama dibanding fototerapi intensif sehingga berpotensi menyebabkan inefisiensi. Saat penelitian ini dilakukan, RSUD Prof.dr. Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto hanya memiliki alat fototerapi konvensional. Tujuan. Mengevaluasi pengelolaan hiperbilirubinemia neonatal dengan fototerapi konvensional. Metode. Penelitian crossectional melibatkan 157 subjek dengan kiteria inklusi adalah hiperbilirubinemia neonatal, yang dirawat inap pada Januari–September 2018 di RSMS Purwokerto, dengan menggunakan data sekunder rekam medis. Analisis data dan statistik digunakan SPSS dan uji Wilcoxon digunakan untuk mengalisis perbedaan antara kadar bilirubin serum total (BST) pra dan pascafototerapi. Hasil. Sebanyak 157 bayi (13,08 %) dirawat dengan hiperbilirubinemia, dengan usia tersering 3 hari. Rerata lama fototerapi 60,27 jam. Analisis komparatif antara kadar BST pra dan pascafototerapi, terdapat penurunan BST yang signifikan (p <0,001) dari 17.23±5.04 mg/dL (prafototerapi) menjadi 10,18±2,02 mg/dL (pascafototerapi). Rerata lama rawat inap 4,48±4,47 hari. Kecepatan penurunan kadar bilirubin 0,12 mg/dL per jam. Kesimpulan. Fototerapi konvensional efektif menurunkan kadar BST hiperbilirubinemia neonatal, tetapi tidak efisien.
first_indexed 2024-12-13T03:29:28Z
format Article
id doaj.art-1080c4239738401493e70f1df3be9508
institution Directory Open Access Journal
issn 0854-7823
2338-5030
language Indonesian
last_indexed 2024-12-13T03:29:28Z
publishDate 2020-05-01
publisher Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
record_format Article
series Sari Pediatri
spelling doaj.art-1080c4239738401493e70f1df3be95082022-12-22T00:01:11ZindBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak IndonesiaSari Pediatri0854-78232338-50302020-05-012163778510.14238/sp21.6.2020.377-851241Evaluasi Penggunaan Fototerapi Konvensional dalam Tata laksana Hiperbilirubinemia Neonatal: Efektif, tetapi Tidak EfisienQodri Santosa0Muhammad Mukhson1Alfi Muntafiah2Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, PurwokertoSMF/ KSM Ilmu Kesehatan Anak RSUD Prof dr. Margono Soekarjo PurwokertoDepartemen Biokimia, Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, PurwokertoLatar belakang. Hiperbilirubinemia merupakan masalah umum yang sering dijumpai pada bayi baru lahir. Tata laksana hiperbilirubinemia neonatal dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi dan fototerapi merupakan metode yang paling sering digunakan. Fototerapi konvensional menurunkan kadar bilirubin lebih lama dibanding fototerapi intensif sehingga berpotensi menyebabkan inefisiensi. Saat penelitian ini dilakukan, RSUD Prof.dr. Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto hanya memiliki alat fototerapi konvensional. Tujuan. Mengevaluasi pengelolaan hiperbilirubinemia neonatal dengan fototerapi konvensional. Metode. Penelitian crossectional melibatkan 157 subjek dengan kiteria inklusi adalah hiperbilirubinemia neonatal, yang dirawat inap pada Januari–September 2018 di RSMS Purwokerto, dengan menggunakan data sekunder rekam medis. Analisis data dan statistik digunakan SPSS dan uji Wilcoxon digunakan untuk mengalisis perbedaan antara kadar bilirubin serum total (BST) pra dan pascafototerapi. Hasil. Sebanyak 157 bayi (13,08 %) dirawat dengan hiperbilirubinemia, dengan usia tersering 3 hari. Rerata lama fototerapi 60,27 jam. Analisis komparatif antara kadar BST pra dan pascafototerapi, terdapat penurunan BST yang signifikan (p <0,001) dari 17.23±5.04 mg/dL (prafototerapi) menjadi 10,18±2,02 mg/dL (pascafototerapi). Rerata lama rawat inap 4,48±4,47 hari. Kecepatan penurunan kadar bilirubin 0,12 mg/dL per jam. Kesimpulan. Fototerapi konvensional efektif menurunkan kadar BST hiperbilirubinemia neonatal, tetapi tidak efisien.https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1664fototerapineonatalhiperbilirubinemiabilirubin
spellingShingle Qodri Santosa
Muhammad Mukhson
Alfi Muntafiah
Evaluasi Penggunaan Fototerapi Konvensional dalam Tata laksana Hiperbilirubinemia Neonatal: Efektif, tetapi Tidak Efisien
Sari Pediatri
fototerapi
neonatal
hiperbilirubinemia
bilirubin
title Evaluasi Penggunaan Fototerapi Konvensional dalam Tata laksana Hiperbilirubinemia Neonatal: Efektif, tetapi Tidak Efisien
title_full Evaluasi Penggunaan Fototerapi Konvensional dalam Tata laksana Hiperbilirubinemia Neonatal: Efektif, tetapi Tidak Efisien
title_fullStr Evaluasi Penggunaan Fototerapi Konvensional dalam Tata laksana Hiperbilirubinemia Neonatal: Efektif, tetapi Tidak Efisien
title_full_unstemmed Evaluasi Penggunaan Fototerapi Konvensional dalam Tata laksana Hiperbilirubinemia Neonatal: Efektif, tetapi Tidak Efisien
title_short Evaluasi Penggunaan Fototerapi Konvensional dalam Tata laksana Hiperbilirubinemia Neonatal: Efektif, tetapi Tidak Efisien
title_sort evaluasi penggunaan fototerapi konvensional dalam tata laksana hiperbilirubinemia neonatal efektif tetapi tidak efisien
topic fototerapi
neonatal
hiperbilirubinemia
bilirubin
url https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1664
work_keys_str_mv AT qodrisantosa evaluasipenggunaanfototerapikonvensionaldalamtatalaksanahiperbilirubinemianeonatalefektiftetapitidakefisien
AT muhammadmukhson evaluasipenggunaanfototerapikonvensionaldalamtatalaksanahiperbilirubinemianeonatalefektiftetapitidakefisien
AT alfimuntafiah evaluasipenggunaanfototerapikonvensionaldalamtatalaksanahiperbilirubinemianeonatalefektiftetapitidakefisien