Penatalaksanaan Perioperatif Cedera Kepala Traumatik dengan Jalan Nafas Sulit

Cedera kepala traumatik merupakan masalah kesehatan utama, pemicu kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Walaupun terdapat cara diagnosis dan penatalaksanaan yang semakin mutakhir, prognosis tetap jauh dari harapan. Disamping derajat keparahan cedera primer merupakan faktor utama yang menentukan l...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Sandhi Christanto, Siti Chasnak Saleh, Bambang J. Oetoro, Sri Rahardjo
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Indonesian Society of Neuroanesthesia & Critical Care (INA-SNACC) 2014-02-01
Series:Jurnal Neuroanestesi Indonesia
Subjects:
Online Access:http://inasnacc.org/ojs2/index.php/jni/article/view/129
_version_ 1811184046034649088
author Sandhi Christanto
Siti Chasnak Saleh
Bambang J. Oetoro
Sri Rahardjo
author_facet Sandhi Christanto
Siti Chasnak Saleh
Bambang J. Oetoro
Sri Rahardjo
author_sort Sandhi Christanto
collection DOAJ
description Cedera kepala traumatik merupakan masalah kesehatan utama, pemicu kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Walaupun terdapat cara diagnosis dan penatalaksanaan yang semakin mutakhir, prognosis tetap jauh dari harapan. Disamping derajat keparahan cedera primer merupakan faktor utama yang menentukan luaran, cedera sekunder yang disebabkan oleh hipotensi, hipoksemia, hiperkarbia, hiperglikemia, hipoglikemia dan lain lain, yang timbul seiring waktu setelah cedera awal, menyebabkan kerusakan lebih lanjut dari jaringan otak, memperberat luaran pada cedera kepala traumatik. Penatalaksanaan cedera kepala saat ini difokuskan pada pencegahan dan pengelolaan cedera sekunder karena cedera sekunder dapat dihindari dan diterapi. Seorang laki-laki, 46 tahun berat badan 100 kg, tinggi badan 175 cm ditemukan di pinggir jalan dengan dugaan akibat kecelakaan lalu lintas, setelah resusitasi dan stabilisasi didapatkan jalan napas bebas, laju napas 16–18 x/menit, tekanan darah 160/90 mmHg, laju nadi 75 x/menit, skor GCS E2M5V2, pemeriksaan pupil kiri reaktif 3 mm, kanan sulit dievaluasi karena terdapat hematoma, terdapat lateralisasi dengan bagian tubuh kanan terlihat lebih aktif. Hasil CT Scan menunjukkan perdarahan subdural frontotemporoparietal kanan, perdarahan intraserebral dengan volume 21,8 cc, perdarahan subarachnoid frontotemporal kanan, pergeseran garis tengah sebesar 1,13 cm ke kiri, fraktur temporal kanan serta edema serebri. Keputusan tindakan kraniotomi evakuasi perdarahan segera dilakukan demi keselamatan pasien. Penatalaksanaan cedera kepala pada periode perioperatif yang meliputi evaluasi cepat, resusitasi berkesinambungan (serebral maupun sistemik), intervensi pembedahan dini, penatalaksanaan terapi intensif, diharapkan dapat memberikan jalan keluar potensial yang mungkin dapat memperbaiki luaran dari pasien dengan cedera kepala.   Perioperative Management of Traumatic Brain Injury with Difficult Airway Traumatic brain injury is major public health problem and leading cause of death and disability worldwide. Despite the modern diagnosis and treatment pathways, the prognosis remains poor. While severity of primary injury is the major factor to determine the outcomes, the secondary injury caused by hypotension, hypoxemia hypercarbia, hyperglicemia, hypoglicemia and et cetera, thet develop overtime after the onset of injury may cause further damage to brain tissues and worsen the outcome. Traumatic brain injury management currently focuses on prevention and secondary injury, treatment, since secondary injury is largely preventable and treatable. A 46 years old male patient, weighted 100 kgs, height 175 cm was found on the street as the suspect of traffic accident. On examination no obstruction in the airway, respiratory rate was16‒18 x/minute, blood pressure was 160/90 mmHg, heart rate was 75x/minute, GCS scale was E2M5V2. The cranial hemorrhage was found in the right frontotemporal, intracerebral (approximately 21,8 cc), cerebral edema, and the midline shift more than 1 cm were seen on brain CT-Scan examination. The decision of emergency craniotomy evacuation was immediately made to save the live of the patient. The management in perioperative period involving rapid evaluation, continued with resuscitation (cerebral and systemic), early surgical intervention intensive care management, may be a potential window that will improve the outcome of traumatic brain injury patients
first_indexed 2024-04-11T13:06:45Z
format Article
id doaj.art-123520e73ecf48dabdda29ae2058e4ff
institution Directory Open Access Journal
issn 2088-9674
2460-2302
language Indonesian
last_indexed 2024-04-11T13:06:45Z
publishDate 2014-02-01
publisher Indonesian Society of Neuroanesthesia & Critical Care (INA-SNACC)
record_format Article
series Jurnal Neuroanestesi Indonesia
spelling doaj.art-123520e73ecf48dabdda29ae2058e4ff2022-12-22T04:22:41ZindIndonesian Society of Neuroanesthesia & Critical Care (INA-SNACC)Jurnal Neuroanestesi Indonesia2088-96742460-23022014-02-0131152410.24244/jni.vol3i1.129123Penatalaksanaan Perioperatif Cedera Kepala Traumatik dengan Jalan Nafas SulitSandhi Christanto0Siti Chasnak Saleh1Bambang J. Oetoro2Sri Rahardjo3Department of Anesthesiology and Intensive Care, Mitra Keluarga Hospital SidoarjoFaculty of Medicine Universitas Airlangga SurabayaFaculty of Medicine Universitas Khatolik Atma Jaya/ Mayapada Hospital JakartaFaculty of Medicine Universitas Gadjah Mada YogyakartaCedera kepala traumatik merupakan masalah kesehatan utama, pemicu kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Walaupun terdapat cara diagnosis dan penatalaksanaan yang semakin mutakhir, prognosis tetap jauh dari harapan. Disamping derajat keparahan cedera primer merupakan faktor utama yang menentukan luaran, cedera sekunder yang disebabkan oleh hipotensi, hipoksemia, hiperkarbia, hiperglikemia, hipoglikemia dan lain lain, yang timbul seiring waktu setelah cedera awal, menyebabkan kerusakan lebih lanjut dari jaringan otak, memperberat luaran pada cedera kepala traumatik. Penatalaksanaan cedera kepala saat ini difokuskan pada pencegahan dan pengelolaan cedera sekunder karena cedera sekunder dapat dihindari dan diterapi. Seorang laki-laki, 46 tahun berat badan 100 kg, tinggi badan 175 cm ditemukan di pinggir jalan dengan dugaan akibat kecelakaan lalu lintas, setelah resusitasi dan stabilisasi didapatkan jalan napas bebas, laju napas 16–18 x/menit, tekanan darah 160/90 mmHg, laju nadi 75 x/menit, skor GCS E2M5V2, pemeriksaan pupil kiri reaktif 3 mm, kanan sulit dievaluasi karena terdapat hematoma, terdapat lateralisasi dengan bagian tubuh kanan terlihat lebih aktif. Hasil CT Scan menunjukkan perdarahan subdural frontotemporoparietal kanan, perdarahan intraserebral dengan volume 21,8 cc, perdarahan subarachnoid frontotemporal kanan, pergeseran garis tengah sebesar 1,13 cm ke kiri, fraktur temporal kanan serta edema serebri. Keputusan tindakan kraniotomi evakuasi perdarahan segera dilakukan demi keselamatan pasien. Penatalaksanaan cedera kepala pada periode perioperatif yang meliputi evaluasi cepat, resusitasi berkesinambungan (serebral maupun sistemik), intervensi pembedahan dini, penatalaksanaan terapi intensif, diharapkan dapat memberikan jalan keluar potensial yang mungkin dapat memperbaiki luaran dari pasien dengan cedera kepala.   Perioperative Management of Traumatic Brain Injury with Difficult Airway Traumatic brain injury is major public health problem and leading cause of death and disability worldwide. Despite the modern diagnosis and treatment pathways, the prognosis remains poor. While severity of primary injury is the major factor to determine the outcomes, the secondary injury caused by hypotension, hypoxemia hypercarbia, hyperglicemia, hypoglicemia and et cetera, thet develop overtime after the onset of injury may cause further damage to brain tissues and worsen the outcome. Traumatic brain injury management currently focuses on prevention and secondary injury, treatment, since secondary injury is largely preventable and treatable. A 46 years old male patient, weighted 100 kgs, height 175 cm was found on the street as the suspect of traffic accident. On examination no obstruction in the airway, respiratory rate was16‒18 x/minute, blood pressure was 160/90 mmHg, heart rate was 75x/minute, GCS scale was E2M5V2. The cranial hemorrhage was found in the right frontotemporal, intracerebral (approximately 21,8 cc), cerebral edema, and the midline shift more than 1 cm were seen on brain CT-Scan examination. The decision of emergency craniotomy evacuation was immediately made to save the live of the patient. The management in perioperative period involving rapid evaluation, continued with resuscitation (cerebral and systemic), early surgical intervention intensive care management, may be a potential window that will improve the outcome of traumatic brain injury patientshttp://inasnacc.org/ojs2/index.php/jni/article/view/129cedera kepala traumatikpenatalaksanaan perioperatiftraumatic brain injuryperioperative management
spellingShingle Sandhi Christanto
Siti Chasnak Saleh
Bambang J. Oetoro
Sri Rahardjo
Penatalaksanaan Perioperatif Cedera Kepala Traumatik dengan Jalan Nafas Sulit
Jurnal Neuroanestesi Indonesia
cedera kepala traumatik
penatalaksanaan perioperatif
traumatic brain injury
perioperative management
title Penatalaksanaan Perioperatif Cedera Kepala Traumatik dengan Jalan Nafas Sulit
title_full Penatalaksanaan Perioperatif Cedera Kepala Traumatik dengan Jalan Nafas Sulit
title_fullStr Penatalaksanaan Perioperatif Cedera Kepala Traumatik dengan Jalan Nafas Sulit
title_full_unstemmed Penatalaksanaan Perioperatif Cedera Kepala Traumatik dengan Jalan Nafas Sulit
title_short Penatalaksanaan Perioperatif Cedera Kepala Traumatik dengan Jalan Nafas Sulit
title_sort penatalaksanaan perioperatif cedera kepala traumatik dengan jalan nafas sulit
topic cedera kepala traumatik
penatalaksanaan perioperatif
traumatic brain injury
perioperative management
url http://inasnacc.org/ojs2/index.php/jni/article/view/129
work_keys_str_mv AT sandhichristanto penatalaksanaanperioperatifcederakepalatraumatikdenganjalannafassulit
AT sitichasnaksaleh penatalaksanaanperioperatifcederakepalatraumatikdenganjalannafassulit
AT bambangjoetoro penatalaksanaanperioperatifcederakepalatraumatikdenganjalannafassulit
AT srirahardjo penatalaksanaanperioperatifcederakepalatraumatikdenganjalannafassulit