ALIRAN KALAM SALAFIYAH: Studi atas Perkembangan Pemikirannya
Artikel ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana aliran kalam salafiyah dan bagaimana perkembangan pemikirannya. Metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif. Hasil kajian dan pembahasan menunjukkan bahwa aliran kalam salafiyah mempunyai beberapa karakteristik sebagaimana dike...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
IAIN Sultan Amai Gorontalo
2021-06-01
|
Series: | Farabi |
Subjects: | |
Online Access: | https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/fa/article/view/2131 |
_version_ | 1797844099261267968 |
---|---|
author | Darwin Agung Septian Miolo Muhammad Arif |
author_facet | Darwin Agung Septian Miolo Muhammad Arif |
author_sort | Darwin Agung Septian Miolo |
collection | DOAJ |
description | Artikel ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana aliran kalam salafiyah dan bagaimana perkembangan pemikirannya. Metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif. Hasil kajian dan pembahasan menunjukkan bahwa aliran kalam salafiyah mempunyai beberapa karakteristik sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim Madzkur yaitu: pertama, mereka lebih mendahulukan riwayat (naqli) dari pada dirayah (aqli); kedua, dalam persoalan pokok-pokok agama dan persoalan cabang-cabang agama hanya bertolak dari penjelasan al-Kitab dan as-Sunnah; ketiga, mereka mengimani Allah tanpa perenungan lebih lanjut (Dzat Allah) dan tidak mempunyai paham anthromophisme (menyerupakan Allah dengan makhluk); keempat, mengartikan ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan makna lahirnya dan tidak berupaya untuk mentakwilnya. Ibn Taimiyah mengemukakan bahwa kaum salaf adalah mereka mempunyai pemikiran bahwa tidak ada jalan untuk mengetahui akidah, hukum, dan apa yang keduanya ada hubungan dengannya, tidak lain hanya berpedoman pada al-Qur’an dan Hadis. Kaum Salaf menerima semua keterangan yang ada dalam al-Qur’an dan Hadis. Menolak berarti melepas tali agama. Akal tidak mempunyai kekuasaan untuk mentakwilkan, menafsirkan, atau menghukumi al-Qur’an. Akal hanya mampu membenarkan, mentaati, dan menerangkan pendekatan antara dalil akal (kontekstual), dengan dalil al-Qur’an dan Hadis (tekstual) dengan tidak ada perbedaan antara dalil akal dengan dalil al-Qur’an dan Hadis. Akal berkedudukan sebagai saksi bukan hakim, sebagai penetap dan penguat bukan penentang, sebagai penjelas dari dalil yang terkandung dalam al-Qur’an. Kaum Salaf selalu menjadikan akal berada di belakang al-Qur’an dan Hadis. |
first_indexed | 2024-04-09T17:16:56Z |
format | Article |
id | doaj.art-18f9aa70cae94648b0070c8db9b4c9f3 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 1907-0993 2442-8264 |
language | English |
last_indexed | 2024-04-09T17:16:56Z |
publishDate | 2021-06-01 |
publisher | IAIN Sultan Amai Gorontalo |
record_format | Article |
series | Farabi |
spelling | doaj.art-18f9aa70cae94648b0070c8db9b4c9f32023-04-19T14:58:52ZengIAIN Sultan Amai GorontaloFarabi1907-09932442-82642021-06-01181859810.30603/jf.v18i1.21311645ALIRAN KALAM SALAFIYAH: Studi atas Perkembangan PemikirannyaDarwin Agung Septian Miolo0Muhammad ArifIAIN Sultan Amai GorontaloArtikel ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana aliran kalam salafiyah dan bagaimana perkembangan pemikirannya. Metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif. Hasil kajian dan pembahasan menunjukkan bahwa aliran kalam salafiyah mempunyai beberapa karakteristik sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim Madzkur yaitu: pertama, mereka lebih mendahulukan riwayat (naqli) dari pada dirayah (aqli); kedua, dalam persoalan pokok-pokok agama dan persoalan cabang-cabang agama hanya bertolak dari penjelasan al-Kitab dan as-Sunnah; ketiga, mereka mengimani Allah tanpa perenungan lebih lanjut (Dzat Allah) dan tidak mempunyai paham anthromophisme (menyerupakan Allah dengan makhluk); keempat, mengartikan ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan makna lahirnya dan tidak berupaya untuk mentakwilnya. Ibn Taimiyah mengemukakan bahwa kaum salaf adalah mereka mempunyai pemikiran bahwa tidak ada jalan untuk mengetahui akidah, hukum, dan apa yang keduanya ada hubungan dengannya, tidak lain hanya berpedoman pada al-Qur’an dan Hadis. Kaum Salaf menerima semua keterangan yang ada dalam al-Qur’an dan Hadis. Menolak berarti melepas tali agama. Akal tidak mempunyai kekuasaan untuk mentakwilkan, menafsirkan, atau menghukumi al-Qur’an. Akal hanya mampu membenarkan, mentaati, dan menerangkan pendekatan antara dalil akal (kontekstual), dengan dalil al-Qur’an dan Hadis (tekstual) dengan tidak ada perbedaan antara dalil akal dengan dalil al-Qur’an dan Hadis. Akal berkedudukan sebagai saksi bukan hakim, sebagai penetap dan penguat bukan penentang, sebagai penjelas dari dalil yang terkandung dalam al-Qur’an. Kaum Salaf selalu menjadikan akal berada di belakang al-Qur’an dan Hadis.https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/fa/article/view/2131aliran kalam salafiyah, ahmad bin hanbal, ibnu taimiyah, muhammad bin abdul wahab. |
spellingShingle | Darwin Agung Septian Miolo Muhammad Arif ALIRAN KALAM SALAFIYAH: Studi atas Perkembangan Pemikirannya Farabi aliran kalam salafiyah, ahmad bin hanbal, ibnu taimiyah, muhammad bin abdul wahab. |
title | ALIRAN KALAM SALAFIYAH: Studi atas Perkembangan Pemikirannya |
title_full | ALIRAN KALAM SALAFIYAH: Studi atas Perkembangan Pemikirannya |
title_fullStr | ALIRAN KALAM SALAFIYAH: Studi atas Perkembangan Pemikirannya |
title_full_unstemmed | ALIRAN KALAM SALAFIYAH: Studi atas Perkembangan Pemikirannya |
title_short | ALIRAN KALAM SALAFIYAH: Studi atas Perkembangan Pemikirannya |
title_sort | aliran kalam salafiyah studi atas perkembangan pemikirannya |
topic | aliran kalam salafiyah, ahmad bin hanbal, ibnu taimiyah, muhammad bin abdul wahab. |
url | https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/fa/article/view/2131 |
work_keys_str_mv | AT darwinagungseptianmiolo alirankalamsalafiyahstudiatasperkembanganpemikirannya AT muhammadarif alirankalamsalafiyahstudiatasperkembanganpemikirannya |