Makna Syifa dalam al-Qur’an (Analisis Semiotika Roland Barthes pada QS al-Isra 82)

This paper examines the meaning of shifa in the Qur'an as stated in Q.S. Al-Israa [17]: 82 which can be used as a means of treating various diseases, both psychological and physical. Employing the semiotic theory of Roland Barthes consisting of two stages (the linguistic system which is also i...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Roma Wijaya
Format: Article
Language:English
Published: LP2M Insuri Ponorogo 2021-12-01
Series:Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan
Subjects:
Online Access:https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/adabiya/article/view/924
_version_ 1818555782992494592
author Roma Wijaya
author_facet Roma Wijaya
author_sort Roma Wijaya
collection DOAJ
description This paper examines the meaning of shifa in the Qur'an as stated in Q.S. Al-Israa [17]: 82 which can be used as a means of treating various diseases, both psychological and physical. Employing the semiotic theory of Roland Barthes consisting of two stages (the linguistic system which is also interpreted as denotative meaning and the system of mythology (myth) as connotative meaning), the results obtained that shifa is not only oriented to the psychic alone, but to healing both the psychic (spiritual) and physical. The message contained in the verse is that it is recommended to do treatment using the Qur'an, with lawful (halal) practices, and it is not allowed to practice medical treatment that can classify to shirk such as using magic spells, mediation of belief in objects, sacred places of worship, and other things that are superstitious. Tulisan ini mengkaji tentang makna syifa dalam Al-Qur'an sebagaimana tertuang dalam Q.S. Al-Israa [17]: 82 yang dapat digunakan sebagai sarana pengobatan berbagai penyakit, baik psikis maupun fisik. Dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang terdiri dari dua tahap (sistem linguistik yang juga diartikan sebagai makna denotatif dan sistem mitologi (mitos) sebagai makna konotatif), diperoleh hasil bahwa syifa tidak hanya berorientasi pada psikis saja, tetapi untuk penyembuhan baik psikis (spiritual) maupun fisik. Pesan yang terkandung dalam ayat tersebut adalah dianjurkan untuk melakukan pengobatan dengan menggunakan Al-Qur'an, dengan praktik yang halal dan tidak diperbolehkan melakukan praktik pengobatan yang dapat digolongkan ke dalam syirik seperti menggunakan mantra sihir, perantaraan benda-benda, tempat-tempat ibadah yang keramat, dan hal-hal lain yang bersifat takhayul.
first_indexed 2024-12-12T09:58:05Z
format Article
id doaj.art-1dae02d8e4274fa7b1e126dcef8889d3
institution Directory Open Access Journal
issn 1907-1191
2540-9204
language English
last_indexed 2024-12-12T09:58:05Z
publishDate 2021-12-01
publisher LP2M Insuri Ponorogo
record_format Article
series Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan
spelling doaj.art-1dae02d8e4274fa7b1e126dcef8889d32022-12-22T00:28:04ZengLP2M Insuri PonorogoAl-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan1907-11912540-92042021-12-0116210.37680/adabiya.v16i2.924924Makna Syifa dalam al-Qur’an (Analisis Semiotika Roland Barthes pada QS al-Isra 82)Roma Wijaya0Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia This paper examines the meaning of shifa in the Qur'an as stated in Q.S. Al-Israa [17]: 82 which can be used as a means of treating various diseases, both psychological and physical. Employing the semiotic theory of Roland Barthes consisting of two stages (the linguistic system which is also interpreted as denotative meaning and the system of mythology (myth) as connotative meaning), the results obtained that shifa is not only oriented to the psychic alone, but to healing both the psychic (spiritual) and physical. The message contained in the verse is that it is recommended to do treatment using the Qur'an, with lawful (halal) practices, and it is not allowed to practice medical treatment that can classify to shirk such as using magic spells, mediation of belief in objects, sacred places of worship, and other things that are superstitious. Tulisan ini mengkaji tentang makna syifa dalam Al-Qur'an sebagaimana tertuang dalam Q.S. Al-Israa [17]: 82 yang dapat digunakan sebagai sarana pengobatan berbagai penyakit, baik psikis maupun fisik. Dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang terdiri dari dua tahap (sistem linguistik yang juga diartikan sebagai makna denotatif dan sistem mitologi (mitos) sebagai makna konotatif), diperoleh hasil bahwa syifa tidak hanya berorientasi pada psikis saja, tetapi untuk penyembuhan baik psikis (spiritual) maupun fisik. Pesan yang terkandung dalam ayat tersebut adalah dianjurkan untuk melakukan pengobatan dengan menggunakan Al-Qur'an, dengan praktik yang halal dan tidak diperbolehkan melakukan praktik pengobatan yang dapat digolongkan ke dalam syirik seperti menggunakan mantra sihir, perantaraan benda-benda, tempat-tempat ibadah yang keramat, dan hal-hal lain yang bersifat takhayul. https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/adabiya/article/view/924al-Qur’ananalisis semiotikaRoland Barthessistem linguistiksistem mitologisyifa
spellingShingle Roma Wijaya
Makna Syifa dalam al-Qur’an (Analisis Semiotika Roland Barthes pada QS al-Isra 82)
Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan
al-Qur’an
analisis semiotika
Roland Barthes
sistem linguistik
sistem mitologi
syifa
title Makna Syifa dalam al-Qur’an (Analisis Semiotika Roland Barthes pada QS al-Isra 82)
title_full Makna Syifa dalam al-Qur’an (Analisis Semiotika Roland Barthes pada QS al-Isra 82)
title_fullStr Makna Syifa dalam al-Qur’an (Analisis Semiotika Roland Barthes pada QS al-Isra 82)
title_full_unstemmed Makna Syifa dalam al-Qur’an (Analisis Semiotika Roland Barthes pada QS al-Isra 82)
title_short Makna Syifa dalam al-Qur’an (Analisis Semiotika Roland Barthes pada QS al-Isra 82)
title_sort makna syifa dalam al qur an analisis semiotika roland barthes pada qs al isra 82
topic al-Qur’an
analisis semiotika
Roland Barthes
sistem linguistik
sistem mitologi
syifa
url https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/adabiya/article/view/924
work_keys_str_mv AT romawijaya maknasyifadalamalqurananalisissemiotikarolandbarthespadaqsalisra82