Kejang Post Partum di Rumah Sakit Tipe B: sebuah Manajemen Kasus Multidisiplin
Kejang post partum masih merupakan kasus utama penyebab morbiditas dan mortalitas maternal diseluruh dunia. Diagnosis banding penyebab kejang antara lain kejang akut, gangguan metabolik, hipoglikemi dan hipo/hipernatremia, jejas otak traumatik, iskemia otak sesaat ataupun cerebrovasculair accident,...
Main Authors: | , , , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)
2021-09-01
|
Series: | Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia |
Subjects: | |
Online Access: | https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/79 |
_version_ | 1827979257885753344 |
---|---|
author | Ketut Mahendera Barata Mariza Fitriati Hisbullah Hisbullah Faisal Faisal Haizah Nurdin |
author_facet | Ketut Mahendera Barata Mariza Fitriati Hisbullah Hisbullah Faisal Faisal Haizah Nurdin |
author_sort | Ketut Mahendera Barata |
collection | DOAJ |
description |
Kejang post partum masih merupakan kasus utama penyebab morbiditas dan mortalitas maternal diseluruh dunia. Diagnosis banding penyebab kejang antara lain kejang akut, gangguan metabolik, hipoglikemi dan hipo/hipernatremia, jejas otak traumatik, iskemia otak sesaat ataupun cerebrovasculair accident, perdarahan intrakranial, perdarahan subarachnoid, meningitis, ensefalitis, eklampsia, gejala akut kecanduan alkohol, gejala akut kecanduan benzodiazepine atau barbiturate, dural puncture, dan posterior reversible encephalopathy syndrome (PRES). Pada pasien ini terjadi kejang pada hari kedelapan post partum, dengan penyebab utama kejang berasal dari masalah kardiovaskular. Manajemen kejang pada pasien ini dimulai dengan upaya resusitasi cairan, dilanjutkan pengelolaan dukungan airway-breathing-circulation, dan kemudian penyingkiran kandidat diagnosis terhadap infeksi Covid-19, Mendelson syndrome, infeksi lain, gangguan keseimbangan elektrolit, dll. Kerjasama multidisiplin dokter spesialis sangat membantu pencapaian kesembuhan, meskipun masih perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan terutama bila ada perencanaan kehamilan berikutnya.
|
first_indexed | 2024-04-09T21:34:26Z |
format | Article |
id | doaj.art-1e75d4adf1234a2183860aad122d304e |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 2615-370X |
language | Indonesian |
last_indexed | 2024-04-09T21:34:26Z |
publishDate | 2021-09-01 |
publisher | Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC) |
record_format | Article |
series | Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia |
spelling | doaj.art-1e75d4adf1234a2183860aad122d304e2023-03-27T02:34:27ZindIndonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia2615-370X2021-09-014210.47507/obstetri.v4i2.79Kejang Post Partum di Rumah Sakit Tipe B: sebuah Manajemen Kasus MultidisiplinKetut Mahendera Barata0Mariza FitriatiHisbullah Hisbullah1Faisal Faisal2Haizah Nurdin3Faculty of Medicine Universitas Hasanuddin MakassarFaculty of Medicine Universitas Hasanuddin UjungPadangFaculty of Medicine Universitas Hasanuddin UjungpadangFaculty of Medicine Universitas Hasanuddin Ujungpadang Kejang post partum masih merupakan kasus utama penyebab morbiditas dan mortalitas maternal diseluruh dunia. Diagnosis banding penyebab kejang antara lain kejang akut, gangguan metabolik, hipoglikemi dan hipo/hipernatremia, jejas otak traumatik, iskemia otak sesaat ataupun cerebrovasculair accident, perdarahan intrakranial, perdarahan subarachnoid, meningitis, ensefalitis, eklampsia, gejala akut kecanduan alkohol, gejala akut kecanduan benzodiazepine atau barbiturate, dural puncture, dan posterior reversible encephalopathy syndrome (PRES). Pada pasien ini terjadi kejang pada hari kedelapan post partum, dengan penyebab utama kejang berasal dari masalah kardiovaskular. Manajemen kejang pada pasien ini dimulai dengan upaya resusitasi cairan, dilanjutkan pengelolaan dukungan airway-breathing-circulation, dan kemudian penyingkiran kandidat diagnosis terhadap infeksi Covid-19, Mendelson syndrome, infeksi lain, gangguan keseimbangan elektrolit, dll. Kerjasama multidisiplin dokter spesialis sangat membantu pencapaian kesembuhan, meskipun masih perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan terutama bila ada perencanaan kehamilan berikutnya. https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/79kejang post partumkejkardiomiopati post partumdesaturasi |
spellingShingle | Ketut Mahendera Barata Mariza Fitriati Hisbullah Hisbullah Faisal Faisal Haizah Nurdin Kejang Post Partum di Rumah Sakit Tipe B: sebuah Manajemen Kasus Multidisiplin Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia kejang post partum kejkardiomiopati post partum desaturasi |
title | Kejang Post Partum di Rumah Sakit Tipe B: sebuah Manajemen Kasus Multidisiplin |
title_full | Kejang Post Partum di Rumah Sakit Tipe B: sebuah Manajemen Kasus Multidisiplin |
title_fullStr | Kejang Post Partum di Rumah Sakit Tipe B: sebuah Manajemen Kasus Multidisiplin |
title_full_unstemmed | Kejang Post Partum di Rumah Sakit Tipe B: sebuah Manajemen Kasus Multidisiplin |
title_short | Kejang Post Partum di Rumah Sakit Tipe B: sebuah Manajemen Kasus Multidisiplin |
title_sort | kejang post partum di rumah sakit tipe b sebuah manajemen kasus multidisiplin |
topic | kejang post partum kejkardiomiopati post partum desaturasi |
url | https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/79 |
work_keys_str_mv | AT ketutmahenderabarata kejangpostpartumdirumahsakittipebsebuahmanajemenkasusmultidisiplin AT marizafitriati kejangpostpartumdirumahsakittipebsebuahmanajemenkasusmultidisiplin AT hisbullahhisbullah kejangpostpartumdirumahsakittipebsebuahmanajemenkasusmultidisiplin AT faisalfaisal kejangpostpartumdirumahsakittipebsebuahmanajemenkasusmultidisiplin AT haizahnurdin kejangpostpartumdirumahsakittipebsebuahmanajemenkasusmultidisiplin |