Kepadatan dan Penyebaran serta Status Resistensi Nyamuk (Diptera: Culicidae) dari Daerah Endemis dan Non Endemis DBD di Wilayah DIY

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia tidak terkecuali di wilayah DIY. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Keberadaan tempat perin...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Dila Hening Windyaraini, Giyantolin Giyantolin, Ilzam Shadik Maulidi, Titi Marsifah
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Jenderal Soedirman 2019-02-01
Series:Majalah Ilmiah Biologi Biosfera: A Scientific Journal
Subjects:
Online Access:https://journal.bio.unsoed.ac.id/index.php/biosfera/article/view/756
Description
Summary:Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia tidak terkecuali di wilayah DIY. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Keberadaan tempat perindukan nyamuk sangat erat kaitannya dengan kemelimpahan nyamuk karena merupakan sarana berkembangbiaknya larva nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tempat perindukan vektor dengue dan status resistensinya terhadap insektisida organofosfat di daerah endemis dan non endemis DBD di DIY. Sampling larva dan pengamatan tempat perindukan nyamuk dilakukan di Kelurahan Sorosutan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta dan Kelurahan Panjatan, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo. Nilai House Index (HI), Container Index (CI), dan Breteau Index (BI) diperoleh dari hasil survei karakterisasi tempat perindukan. Penetapan status resistensi dilakukan dengan uji biokemis terhadap nyamuk dewasa. Peningkatan aktivitas enzim esterase non-spesifik ditemukan pada nyamuk dari 2 RW di daerah endemis dan 4 dusun di daerah non endemis. Nilai HI, CI dan BI Kelurahan Sorosutan adalah sebesar 45 %, 21,95 %, dan 35, sedangkan Kelurahan Panjatan sebesar 6,31 %, 14 % dan 14. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat aktivitas enzim esterase non spesifik pada nyamuk di daerah endemis dan non endemis DBD serta kepadatan dan penyebaran vektor DBD lebih tinggi di daerah endemis dibandingkan non endemis DBD. Kata kunci : DBD, nyamuk, endemis, status resistensi tempat perindukan
ISSN:0853-1625
2528-2050