Karakteristik Klinik Penyakit Saluran Nafas pada Anak

Latar belakang.Angka morbiditas dan mortalitas penyakit saluran napas masih tinggi, terutama pada anak, termasuk di kota Makassar. Rumah Sakit Wahidin sebagai Rumah Sakit Regional Indonesia Timur menerima pasien rawat inap untuk pasien anak dengan penyakit saluran napas, tetapi belum ada laporan...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Bob Wahyudin
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia 2016-11-01
Series:Sari Pediatri
Subjects:
Online Access:https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/377
_version_ 1818612672124420096
author Bob Wahyudin
author_facet Bob Wahyudin
author_sort Bob Wahyudin
collection DOAJ
description Latar belakang.Angka morbiditas dan mortalitas penyakit saluran napas masih tinggi, terutama pada anak, termasuk di kota Makassar. Rumah Sakit Wahidin sebagai Rumah Sakit Regional Indonesia Timur menerima pasien rawat inap untuk pasien anak dengan penyakit saluran napas, tetapi belum ada laporan tentang karakteristik pasien rawat. Tujuan. Mengetahui karakteristik klinis pasien rawat di bangsal Respirologi Anak tahun 2010. Metode. Metode penelitian analitik deskriptif retrospektif dari data sekunder yang disarikan dari status pasien rawat inap. Hasil. Pada tahun 2010, 264 anak dengan penyakit pernapasan dirawat di bangsal Respirologi Anak RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Jenis penyakit terbanyak adalah infeksi saluran nafas akut atas (ISPA) 121 (45,83%) pasien, diikuti pneumonia 106 (40,15%), tuberkulosis 24 (9,09%), dan asma 6 (2,27%). Terdapat perbedaan bermakna proporsi gizi buruk, rerata lama rawat dan hitung leukosit saat masuk rumah sakit di antara berbagai jenis penyakit pernafasan. Di antara kasus ISPA atas, tidak terdapat korelasi bermakna antara suhu masuk dan lama rawat, suhu masuk dan hitung leukosit awal, serta antara hitung leukosit dan lama rawat. Pada pasien pneumonia, tidak terdapat perbedaan bermakna antara status gizi dan lama rawat serta antara status gizi dan hitung leukosit. Pada penyakit tuberkulosis, kasus meningitis tuberkulosis memiliki laju pernapasan lebih tinggi dibanding kasus tuberkulosis paru. Kesimpulan.Penyakit terbanyak adalah ISPA atas, pneumonia, tuberkulosis, dan asma. Umur saat masuk, status gizi, hitung leukosit, dan lama rawat berbeda diantara berbagai penyakit pernapasan. Pasien meningitis tuberkulosis memiliki laju pernapasan yang lebih tinggi dibanding penderita TB paru.
first_indexed 2024-12-16T15:49:56Z
format Article
id doaj.art-256645fbcc034a4cb8531ccc5aad88f6
institution Directory Open Access Journal
issn 0854-7823
2338-5030
language Indonesian
last_indexed 2024-12-16T15:49:56Z
publishDate 2016-11-01
publisher Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
record_format Article
series Sari Pediatri
spelling doaj.art-256645fbcc034a4cb8531ccc5aad88f62022-12-21T22:25:43ZindBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak IndonesiaSari Pediatri0854-78232338-50302016-11-0114130510.14238/sp14.1.2012.30-5324Karakteristik Klinik Penyakit Saluran Nafas pada AnakBob Wahyudin0Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/ RSU Wahidin Sudirohusodo, MakassarLatar belakang.Angka morbiditas dan mortalitas penyakit saluran napas masih tinggi, terutama pada anak, termasuk di kota Makassar. Rumah Sakit Wahidin sebagai Rumah Sakit Regional Indonesia Timur menerima pasien rawat inap untuk pasien anak dengan penyakit saluran napas, tetapi belum ada laporan tentang karakteristik pasien rawat. Tujuan. Mengetahui karakteristik klinis pasien rawat di bangsal Respirologi Anak tahun 2010. Metode. Metode penelitian analitik deskriptif retrospektif dari data sekunder yang disarikan dari status pasien rawat inap. Hasil. Pada tahun 2010, 264 anak dengan penyakit pernapasan dirawat di bangsal Respirologi Anak RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Jenis penyakit terbanyak adalah infeksi saluran nafas akut atas (ISPA) 121 (45,83%) pasien, diikuti pneumonia 106 (40,15%), tuberkulosis 24 (9,09%), dan asma 6 (2,27%). Terdapat perbedaan bermakna proporsi gizi buruk, rerata lama rawat dan hitung leukosit saat masuk rumah sakit di antara berbagai jenis penyakit pernafasan. Di antara kasus ISPA atas, tidak terdapat korelasi bermakna antara suhu masuk dan lama rawat, suhu masuk dan hitung leukosit awal, serta antara hitung leukosit dan lama rawat. Pada pasien pneumonia, tidak terdapat perbedaan bermakna antara status gizi dan lama rawat serta antara status gizi dan hitung leukosit. Pada penyakit tuberkulosis, kasus meningitis tuberkulosis memiliki laju pernapasan lebih tinggi dibanding kasus tuberkulosis paru. Kesimpulan.Penyakit terbanyak adalah ISPA atas, pneumonia, tuberkulosis, dan asma. Umur saat masuk, status gizi, hitung leukosit, dan lama rawat berbeda diantara berbagai penyakit pernapasan. Pasien meningitis tuberkulosis memiliki laju pernapasan yang lebih tinggi dibanding penderita TB paru.https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/377karakteristik klinikpenyakit saluran napasrawat inap
spellingShingle Bob Wahyudin
Karakteristik Klinik Penyakit Saluran Nafas pada Anak
Sari Pediatri
karakteristik klinik
penyakit saluran napas
rawat inap
title Karakteristik Klinik Penyakit Saluran Nafas pada Anak
title_full Karakteristik Klinik Penyakit Saluran Nafas pada Anak
title_fullStr Karakteristik Klinik Penyakit Saluran Nafas pada Anak
title_full_unstemmed Karakteristik Klinik Penyakit Saluran Nafas pada Anak
title_short Karakteristik Klinik Penyakit Saluran Nafas pada Anak
title_sort karakteristik klinik penyakit saluran nafas pada anak
topic karakteristik klinik
penyakit saluran napas
rawat inap
url https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/377
work_keys_str_mv AT bobwahyudin karakteristikklinikpenyakitsalurannafaspadaanak