TEKNIK PENYADAPAN PINUS UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI MELALUI STIMULAN HAYATI
Peningkatan permintaan getah pinus baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri mendorong upaya peningkatan produksi getah pinus yang dihasilkan. Penggunaan stimulan konvensional berbasis asam kuat telah lama digunakan oleh Perum Perhutani, namun pertanyaan muncul mengenai dampak lingkungan serta k...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Forest Product Research and Development Center
2013-09-01
|
Series: | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (Journal of Forest Products Research) |
Subjects: | |
Online Access: | http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/85 |
Summary: | Peningkatan permintaan getah pinus baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri mendorong upaya peningkatan produksi getah pinus yang dihasilkan. Penggunaan stimulan konvensional berbasis asam kuat telah lama digunakan oleh Perum Perhutani, namun pertanyaan muncul mengenai dampak lingkungan serta kelangsungan hidup pertumbuhan pohon pinus yang disadap. Akibatnya penggunaan stimulan hayati layak dipertimbangkan karena tidak hanya akan menjamin efek yang ramah lingkungan tetapi juga mengamankan keberlanjutan pohon-pohon pinus. Sehubungan dengan hal itu dilakukan ujicoba penggunaan stimulan hayati dalam pengaruhnya terhadap produksi getah pinus yang disadap. Tiga teknik penyadapan pinus yang digunakan yaitu mujitech, bor dan kedukul. Stimulan hayati yang diujicobakan terdiri dari tiga jenis yaitu lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing dengan tiga tingkat konsentrasi yaitu 50%, 75% dan 100%. Ternyata teknik penyadapan yang berbeda tampaknya tidak mempengaruhi produksi getah pinus, demikian juga dengan konsentrasi stimulan hayati (50-100%). Namun, jenis yang berbeda dari stimulan hayati nampakknya juga menunjukkan beda nyata, di mana lengkuas dapat meningkatkan produksi getah pinus tertinggi (268%) dibandingkan dengan kontrol (tanpa stimulan), diikuti kencur (206%) dan bawang merah (180%). Secara ekonomis, penggunaan stimulan lengkuas dengan konsentrasi 50% cukup efektif. Upaya lebih lanjut diperlukan untuk menemukan stimulant hayati alternatif lain yang lebih efektif daripada lengkuas. |
---|---|
ISSN: | 0216-4329 2442-8957 |