Tahta Extended Family Dalam Bias Politik Kekerabatan

Pada saat ini muncul fenomena politik kekerabatan, khususnya terjadi pada saat pemilihan kepala daerah (Pilkada). Pelaksanaan politik kekerabatan masih mendapatkan tempat dalam masyarakat, hal ini berkaitan dengan adanya tipe kepemimpinan kharismatik dan juga sosok yang sudah dikenal oleh Publik, me...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Yuliana Windisari, Ida Wahyuliana
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Trunojoyo Madura 2022-04-01
Series:Jurnal Pamator
Subjects:
Online Access:https://journal.trunojoyo.ac.id/pamator/article/view/13089
_version_ 1797975642175700992
author Yuliana Windisari
Ida Wahyuliana
author_facet Yuliana Windisari
Ida Wahyuliana
author_sort Yuliana Windisari
collection DOAJ
description Pada saat ini muncul fenomena politik kekerabatan, khususnya terjadi pada saat pemilihan kepala daerah (Pilkada). Pelaksanaan politik kekerabatan masih mendapatkan tempat dalam masyarakat, hal ini berkaitan dengan adanya tipe kepemimpinan kharismatik dan juga sosok yang sudah dikenal oleh Publik, meskipun tidak secara keseluruhan kandidat memiliki latar belakang politik kekerabatan berdasarkan garis keturunan akan tetapi tahta politik berdasarkan garis keturunan juga mampu mendongkrak popularitas calon. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan studi pustaka. Hasil kajian ini adalah Pada pemilihan kepala daerah tahun 2020, model politik dinasti yang berhubungan dengan extended family (keluarga besar) merupakan salah satu alternatif untuk menjadi pemenang dalam pertarungan politik dan kekuasaan, karena simbol sebagai kepala daerah masih dianggap sebagai ajang pemimpin yang bergengsi sehingga ada sekelompok orang yang telah memiliki modal sosial. Kesimpulannya adalah Politik kekerabatan digunakan untuk mendapatkan atensi dan juga kepercayaan dari masyarakat. Dan juga pusaran kekuasaan tersebut didukung oleh adanya figure politik berdasarkan garis keturunan di masa lampau yang pernah menjadi pemimpin di daerah tersebut. Agar tidak terjadi konflik kepentingan apabila terindikasi ada politik kekerabatan, maka Pemerintah yang menyelenggarakan Pemerintahan harus benar-benar menerapkan AAUPB (asas-asas umum pemerintahan yang baik).
first_indexed 2024-04-11T04:38:47Z
format Article
id doaj.art-2c18ff921b5c40f1adbf8bc8ca50c588
institution Directory Open Access Journal
issn 1829-7935
2654-7856
language English
last_indexed 2024-04-11T04:38:47Z
publishDate 2022-04-01
publisher Universitas Trunojoyo Madura
record_format Article
series Jurnal Pamator
spelling doaj.art-2c18ff921b5c40f1adbf8bc8ca50c5882022-12-28T07:44:21ZengUniversitas Trunojoyo MaduraJurnal Pamator1829-79352654-78562022-04-01151536510.21107/pamator.v15i1.130896117Tahta Extended Family Dalam Bias Politik KekerabatanYuliana Windisari0Ida Wahyuliana1Program Studi Pembangunan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember SurabayaProgram Studi Ilmu Hukum, Universitas Trunojoyo MaduraPada saat ini muncul fenomena politik kekerabatan, khususnya terjadi pada saat pemilihan kepala daerah (Pilkada). Pelaksanaan politik kekerabatan masih mendapatkan tempat dalam masyarakat, hal ini berkaitan dengan adanya tipe kepemimpinan kharismatik dan juga sosok yang sudah dikenal oleh Publik, meskipun tidak secara keseluruhan kandidat memiliki latar belakang politik kekerabatan berdasarkan garis keturunan akan tetapi tahta politik berdasarkan garis keturunan juga mampu mendongkrak popularitas calon. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan studi pustaka. Hasil kajian ini adalah Pada pemilihan kepala daerah tahun 2020, model politik dinasti yang berhubungan dengan extended family (keluarga besar) merupakan salah satu alternatif untuk menjadi pemenang dalam pertarungan politik dan kekuasaan, karena simbol sebagai kepala daerah masih dianggap sebagai ajang pemimpin yang bergengsi sehingga ada sekelompok orang yang telah memiliki modal sosial. Kesimpulannya adalah Politik kekerabatan digunakan untuk mendapatkan atensi dan juga kepercayaan dari masyarakat. Dan juga pusaran kekuasaan tersebut didukung oleh adanya figure politik berdasarkan garis keturunan di masa lampau yang pernah menjadi pemimpin di daerah tersebut. Agar tidak terjadi konflik kepentingan apabila terindikasi ada politik kekerabatan, maka Pemerintah yang menyelenggarakan Pemerintahan harus benar-benar menerapkan AAUPB (asas-asas umum pemerintahan yang baik).https://journal.trunojoyo.ac.id/pamator/article/view/13089extended, family, politik, kekerabatan, pilkada, pemerintahan
spellingShingle Yuliana Windisari
Ida Wahyuliana
Tahta Extended Family Dalam Bias Politik Kekerabatan
Jurnal Pamator
extended, family, politik, kekerabatan, pilkada, pemerintahan
title Tahta Extended Family Dalam Bias Politik Kekerabatan
title_full Tahta Extended Family Dalam Bias Politik Kekerabatan
title_fullStr Tahta Extended Family Dalam Bias Politik Kekerabatan
title_full_unstemmed Tahta Extended Family Dalam Bias Politik Kekerabatan
title_short Tahta Extended Family Dalam Bias Politik Kekerabatan
title_sort tahta extended family dalam bias politik kekerabatan
topic extended, family, politik, kekerabatan, pilkada, pemerintahan
url https://journal.trunojoyo.ac.id/pamator/article/view/13089
work_keys_str_mv AT yulianawindisari tahtaextendedfamilydalambiaspolitikkekerabatan
AT idawahyuliana tahtaextendedfamilydalambiaspolitikkekerabatan