Proses Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Pengajuan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses berpikir kreatif mahasiswa dalam pengajuan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender. Subjek penelitian ini adalah 2 mahasiswa laki-laki dan 2 mahasiswa perempuan dari Prodi. TI – STMIK Akakom Yogyakarta. Subjek dipilih dengan cara purposiv...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas PGRI Madiun
2018-03-01
|
Series: | Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika |
Subjects: | |
Online Access: | http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/jipm/article/view/2180 |
_version_ | 1819027431210614784 |
---|---|
author | Ilham Rais Arvianto |
author_facet | Ilham Rais Arvianto |
author_sort | Ilham Rais Arvianto |
collection | DOAJ |
description | Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses berpikir kreatif mahasiswa dalam pengajuan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender. Subjek penelitian ini adalah 2 mahasiswa laki-laki dan 2 mahasiswa perempuan dari Prodi. TI – STMIK Akakom Yogyakarta. Subjek dipilih dengan cara purposive sampling dari mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan Matematika Diskrit. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri, sedangkan instrument bantu menggunakan tugas pengajuan masalah (TPM) dan pedoman wawancara. Uji kredibilitas data penelitian menggunakan triangulasi waktu. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu: Pada tahap persiapan, inkubasi dan iluminasi, subjek laki-laki cenderung memiliki proses berpikir kreatif lebih baik dibandingkan dengan perempuan. Pada tahap persiapan, subjek laki-laki membutuhkan waktu yang relative lebih singkat dalam memahami informasi dan perintah TPM. Pada tahap inkubasi, subjek laki-laki berpikir untuk menggali materi yang relevan dengan TPM tanpa membuat coretan di kertas buram dan membutuhkan waktu yang relative lebih singkat. Akan tetapi, subjek laki-laki menemukan lebih sedikit materi yang relevan dengan TPM dibandingkan dengan subjek perempuan. Pada tahap iluminasi, subjek laki-laki lebih mantap dalam mengaplikasikan ide yang ditemukannya ke dalam bentuk soal dan memiliki perencanaan yang lebih terstruktur. Sedangkan pada tahap verifikasi, subjek laki-laki dan perempuan memiliki karakteristik masing-masing yang tidak dapat dibandingkan. |
first_indexed | 2024-12-21T05:42:21Z |
format | Article |
id | doaj.art-2e6686ca842245279b37c4922b1ee8af |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 2301-7929 2502-1745 |
language | Indonesian |
last_indexed | 2024-12-21T05:42:21Z |
publishDate | 2018-03-01 |
publisher | Universitas PGRI Madiun |
record_format | Article |
series | Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika |
spelling | doaj.art-2e6686ca842245279b37c4922b1ee8af2022-12-21T19:14:13ZindUniversitas PGRI MadiunJurnal Ilmiah Pendidikan Matematika2301-79292502-17452018-03-01629910810.25273/jipm.v6i2.21801557Proses Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Pengajuan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan GenderIlham Rais Arvianto0STMIK AKAKOM YogyakartaTujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses berpikir kreatif mahasiswa dalam pengajuan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender. Subjek penelitian ini adalah 2 mahasiswa laki-laki dan 2 mahasiswa perempuan dari Prodi. TI – STMIK Akakom Yogyakarta. Subjek dipilih dengan cara purposive sampling dari mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan Matematika Diskrit. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri, sedangkan instrument bantu menggunakan tugas pengajuan masalah (TPM) dan pedoman wawancara. Uji kredibilitas data penelitian menggunakan triangulasi waktu. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu: Pada tahap persiapan, inkubasi dan iluminasi, subjek laki-laki cenderung memiliki proses berpikir kreatif lebih baik dibandingkan dengan perempuan. Pada tahap persiapan, subjek laki-laki membutuhkan waktu yang relative lebih singkat dalam memahami informasi dan perintah TPM. Pada tahap inkubasi, subjek laki-laki berpikir untuk menggali materi yang relevan dengan TPM tanpa membuat coretan di kertas buram dan membutuhkan waktu yang relative lebih singkat. Akan tetapi, subjek laki-laki menemukan lebih sedikit materi yang relevan dengan TPM dibandingkan dengan subjek perempuan. Pada tahap iluminasi, subjek laki-laki lebih mantap dalam mengaplikasikan ide yang ditemukannya ke dalam bentuk soal dan memiliki perencanaan yang lebih terstruktur. Sedangkan pada tahap verifikasi, subjek laki-laki dan perempuan memiliki karakteristik masing-masing yang tidak dapat dibandingkan.http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/jipm/article/view/2180pengajuan masalahberpikir kreatifgender |
spellingShingle | Ilham Rais Arvianto Proses Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Pengajuan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika pengajuan masalah berpikir kreatif gender |
title | Proses Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Pengajuan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender |
title_full | Proses Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Pengajuan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender |
title_fullStr | Proses Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Pengajuan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender |
title_full_unstemmed | Proses Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Pengajuan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender |
title_short | Proses Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Pengajuan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender |
title_sort | proses berpikir kreatif mahasiswa dalam pengajuan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender |
topic | pengajuan masalah berpikir kreatif gender |
url | http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/jipm/article/view/2180 |
work_keys_str_mv | AT ilhamraisarvianto prosesberpikirkreatifmahasiswadalampengajuanmasalahmatematikaditinjaudariperbedaangender |