Penurunan Intensitas Hujan Ekstrem di Bengawan Solo Hilir dan Hubungannya dengan ENSO

Perubahan suhu global dapat mengubah sistem iklim, terutama presipitasi melalui peningkatan konveksi. Kondisi tersebut berpotensi terhadap kenaikan intensitas dan frekuensi hujan ekstrem. Hujan ekstrem merupakan sebab dari bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan kekeringan. Sela...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Heri Mulyanti, Harjono Harjono, Mrabawani Insan Rendra
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Diponegoro University 2020-04-01
Series:Jurnal Ilmu Lingkungan
Subjects:
Online Access:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/26584
_version_ 1819116215473274880
author Heri Mulyanti
Harjono Harjono
Mrabawani Insan Rendra
author_facet Heri Mulyanti
Harjono Harjono
Mrabawani Insan Rendra
author_sort Heri Mulyanti
collection DOAJ
description Perubahan suhu global dapat mengubah sistem iklim, terutama presipitasi melalui peningkatan konveksi. Kondisi tersebut berpotensi terhadap kenaikan intensitas dan frekuensi hujan ekstrem. Hujan ekstrem merupakan sebab dari bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan kekeringan. Selain itu, pemanasan global berakibat pada El Nino/ Southern Oscillation (ENSO) dengan durasi kala ulang lebih pendek. ENSO berpengaruh terhadap iklim di sekitar wilayah monsunal Indonesia, terutama bagian timur.  Jawa bagian timur mengalami kekeringan ekstrem ketika ENSO positif kuat. Penelitian ini bertujuan untuk: a) mengidentifikasi perubahan curah hujan ekstrem di Bengawan Solo Hilir tahun 1979-2017; b) menjelaskan kejadian hujan ekstrem saat fenomena ENSO (El Niño/ Southern Oscillation). Penelitian menggunakan data curah hujan harian dari 16 stasiun hujan di Bengawan Solo Hilir mulai 1979 – 2017 (39 tahun) yang telah diuji homogenitas dan konsistensi. Data tersebut digunakan untuk memperoleh indeks ekstrem hujan berupa Rx1hari, Rx5hari, P95, P99, dan intensitas hujan harian. Tren hujan monotonik dihitung menggunakan statistik Mann-Kendall, adapun besarnya perubahan dianalisis menggunakan uji Sen’s slope. Hubungan antara hujan ekstrem dengan kejadian ENSO diketahui berdasarkan nilai korelasi Spearman-rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar stasiun hujan bagian timur-selatan mengalami penurunan hujan ekstrem berupa Rx1hari, P95, dan intesitas hujan harian (tren negatif) justru pada puncak musim hujan (Desember – Januari – Februari) dan transisi penghujan-kemarau (Maret-April-Mei). Penurunan hujan harian maksimum (Rx1hari) pada rentang 0,3 mm/tahun hingga 1,1 mm/tahun.  Kejadian ENSO tidak otomatis berakibat pada intensitas hujan ekstrem skala harian. Indeks ENSO dapat digunakan untuk analisis indeks ekstrem dengan skala kumulatif antarmusim maupun antartahun.  Hasil ini mengindikasikan bahwa variabel ENSO lebih tepat digunakan pada analisis kekeringan dan tidak berkaitan erat dengan bencana hidrometeorologi dalam skala pendek seperti banjir maupun banjir bandang.
first_indexed 2024-12-22T05:13:33Z
format Article
id doaj.art-2f8bc3a9e2d34d40ae58ba14c8bec4c4
institution Directory Open Access Journal
issn 1829-8907
language Indonesian
last_indexed 2024-12-22T05:13:33Z
publishDate 2020-04-01
publisher Diponegoro University
record_format Article
series Jurnal Ilmu Lingkungan
spelling doaj.art-2f8bc3a9e2d34d40ae58ba14c8bec4c42022-12-21T18:37:55ZindDiponegoro UniversityJurnal Ilmu Lingkungan1829-89072020-04-01181738110.14710/jil.18.1.73-8116481Penurunan Intensitas Hujan Ekstrem di Bengawan Solo Hilir dan Hubungannya dengan ENSOHeri Mulyanti0Harjono HarjonoMrabawani Insan RendraUniversitas Bojonegoro, IndonesiaPerubahan suhu global dapat mengubah sistem iklim, terutama presipitasi melalui peningkatan konveksi. Kondisi tersebut berpotensi terhadap kenaikan intensitas dan frekuensi hujan ekstrem. Hujan ekstrem merupakan sebab dari bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan kekeringan. Selain itu, pemanasan global berakibat pada El Nino/ Southern Oscillation (ENSO) dengan durasi kala ulang lebih pendek. ENSO berpengaruh terhadap iklim di sekitar wilayah monsunal Indonesia, terutama bagian timur.  Jawa bagian timur mengalami kekeringan ekstrem ketika ENSO positif kuat. Penelitian ini bertujuan untuk: a) mengidentifikasi perubahan curah hujan ekstrem di Bengawan Solo Hilir tahun 1979-2017; b) menjelaskan kejadian hujan ekstrem saat fenomena ENSO (El Niño/ Southern Oscillation). Penelitian menggunakan data curah hujan harian dari 16 stasiun hujan di Bengawan Solo Hilir mulai 1979 – 2017 (39 tahun) yang telah diuji homogenitas dan konsistensi. Data tersebut digunakan untuk memperoleh indeks ekstrem hujan berupa Rx1hari, Rx5hari, P95, P99, dan intensitas hujan harian. Tren hujan monotonik dihitung menggunakan statistik Mann-Kendall, adapun besarnya perubahan dianalisis menggunakan uji Sen’s slope. Hubungan antara hujan ekstrem dengan kejadian ENSO diketahui berdasarkan nilai korelasi Spearman-rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar stasiun hujan bagian timur-selatan mengalami penurunan hujan ekstrem berupa Rx1hari, P95, dan intesitas hujan harian (tren negatif) justru pada puncak musim hujan (Desember – Januari – Februari) dan transisi penghujan-kemarau (Maret-April-Mei). Penurunan hujan harian maksimum (Rx1hari) pada rentang 0,3 mm/tahun hingga 1,1 mm/tahun.  Kejadian ENSO tidak otomatis berakibat pada intensitas hujan ekstrem skala harian. Indeks ENSO dapat digunakan untuk analisis indeks ekstrem dengan skala kumulatif antarmusim maupun antartahun.  Hasil ini mengindikasikan bahwa variabel ENSO lebih tepat digunakan pada analisis kekeringan dan tidak berkaitan erat dengan bencana hidrometeorologi dalam skala pendek seperti banjir maupun banjir bandang.https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/26584bengawan solo hilirensohujan ekstremintensitas
spellingShingle Heri Mulyanti
Harjono Harjono
Mrabawani Insan Rendra
Penurunan Intensitas Hujan Ekstrem di Bengawan Solo Hilir dan Hubungannya dengan ENSO
Jurnal Ilmu Lingkungan
bengawan solo hilir
enso
hujan ekstrem
intensitas
title Penurunan Intensitas Hujan Ekstrem di Bengawan Solo Hilir dan Hubungannya dengan ENSO
title_full Penurunan Intensitas Hujan Ekstrem di Bengawan Solo Hilir dan Hubungannya dengan ENSO
title_fullStr Penurunan Intensitas Hujan Ekstrem di Bengawan Solo Hilir dan Hubungannya dengan ENSO
title_full_unstemmed Penurunan Intensitas Hujan Ekstrem di Bengawan Solo Hilir dan Hubungannya dengan ENSO
title_short Penurunan Intensitas Hujan Ekstrem di Bengawan Solo Hilir dan Hubungannya dengan ENSO
title_sort penurunan intensitas hujan ekstrem di bengawan solo hilir dan hubungannya dengan enso
topic bengawan solo hilir
enso
hujan ekstrem
intensitas
url https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/26584
work_keys_str_mv AT herimulyanti penurunanintensitashujanekstremdibengawansolohilirdanhubungannyadenganenso
AT harjonoharjono penurunanintensitashujanekstremdibengawansolohilirdanhubungannyadenganenso
AT mrabawaniinsanrendra penurunanintensitashujanekstremdibengawansolohilirdanhubungannyadenganenso