MENCIPTAKAN BELAJAR YANG HUMANIS TANTANGAN PENDIDIK YANG PROFESIONAL DAN BERKARAKTER

Dehumanisasi pendidikan merupakan fenomena sosial dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Perilaku kekerasan di sekolah oleh guru kepada siswa, pelecehan seksual, tindakan  bullying  antar siswa, tawuran antar pelajar, penggunaan media sosial yang tidak terkontrol oleh pendidikan, dan p...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Siti Irene Astuti Dwiningrum
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Negeri Yogyakarta 2017-01-01
Series:Jurnal Pembangunan Pendidikan Fondasi dan Aplikasi
Online Access:http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/view/12420
_version_ 1818159940437540864
author Siti Irene Astuti Dwiningrum
author_facet Siti Irene Astuti Dwiningrum
author_sort Siti Irene Astuti Dwiningrum
collection DOAJ
description Dehumanisasi pendidikan merupakan fenomena sosial dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Perilaku kekerasan di sekolah oleh guru kepada siswa, pelecehan seksual, tindakan  bullying  antar siswa, tawuran antar pelajar, penggunaan media sosial yang tidak terkontrol oleh pendidikan, dan praktik aborsi di kalangan pelajar merupakan ragam gejala dehumanisasi pendidikan yang sangat memprihatinkan. Sistem pendidikan cenderung memaksa peserta didik mengembangkan kekuatan kognitif, dan kurang mengembangkan moralitas dan karakter peserta didik. Sistem belajar kurang mengembangkan potensi manusia secara optimal sesuai dengan eksistensi sebagai manusia yang ingin belajar digambarkan sebagai whole-person-learning, dengan pribadi yang utuh menghasilkan perasaan memiliki (feeling of belonging ) pada diri peserta didik. Sekolah harus dibangun berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan humanis. Belajar yang humanis dapat diwujudkan oleh guru-guru yang mempunyai kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip pendidikan humanis dalam mengajar di kelas dan mampu untuk  menjalankan multiperannya sebagai pendidik profesional. Akuntabilitas profesional diperlukan bagi guru untuk mencerminkan kompetensi dan integritas pendidik yang profesional dan  berkarakter.  CREATING HUMANISTIC LEARNING A CHALLENGE TO PROFESSIONAL TEACHERS WITH HIGH CHARACTER AbstractDehumanization in education is an example of social phenomena existing in the process of character education in schools. Violation done by the teacher to the students, sexual abuse, bullying among students, students’ riot, social media misuse, and abortion cases are examples of worrying phenomena related to dehumanization in education. The educational system tends to force the students to maximize their cognitive potentials by neglecting the importance of their  moral and character education. The system is not, merely, helping the students to optimize their potentials which may be described as whole-person learning, having the sense of belonging. The schools should have been built by considering the values of humanity. Humanistic learning can be realized by the teachers having credentials to apply the values of humanity in the classroom. The professional accountability is also required to create teachers who are capable of showing their professional competence and integrity. Keywords:
first_indexed 2024-12-11T15:53:58Z
format Article
id doaj.art-306f7b0b8cb145cd8d99363cadc60856
institution Directory Open Access Journal
issn 2302-6383
2502-1648
language Indonesian
last_indexed 2024-12-11T15:53:58Z
publishDate 2017-01-01
publisher Universitas Negeri Yogyakarta
record_format Article
series Jurnal Pembangunan Pendidikan Fondasi dan Aplikasi
spelling doaj.art-306f7b0b8cb145cd8d99363cadc608562022-12-22T00:59:29ZindUniversitas Negeri YogyakartaJurnal Pembangunan Pendidikan Fondasi dan Aplikasi2302-63832502-16482017-01-01421541658738MENCIPTAKAN BELAJAR YANG HUMANIS TANTANGAN PENDIDIK YANG PROFESIONAL DAN BERKARAKTERSiti Irene Astuti Dwiningrum0Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri YogyakartaDehumanisasi pendidikan merupakan fenomena sosial dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Perilaku kekerasan di sekolah oleh guru kepada siswa, pelecehan seksual, tindakan  bullying  antar siswa, tawuran antar pelajar, penggunaan media sosial yang tidak terkontrol oleh pendidikan, dan praktik aborsi di kalangan pelajar merupakan ragam gejala dehumanisasi pendidikan yang sangat memprihatinkan. Sistem pendidikan cenderung memaksa peserta didik mengembangkan kekuatan kognitif, dan kurang mengembangkan moralitas dan karakter peserta didik. Sistem belajar kurang mengembangkan potensi manusia secara optimal sesuai dengan eksistensi sebagai manusia yang ingin belajar digambarkan sebagai whole-person-learning, dengan pribadi yang utuh menghasilkan perasaan memiliki (feeling of belonging ) pada diri peserta didik. Sekolah harus dibangun berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan humanis. Belajar yang humanis dapat diwujudkan oleh guru-guru yang mempunyai kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip pendidikan humanis dalam mengajar di kelas dan mampu untuk  menjalankan multiperannya sebagai pendidik profesional. Akuntabilitas profesional diperlukan bagi guru untuk mencerminkan kompetensi dan integritas pendidik yang profesional dan  berkarakter.  CREATING HUMANISTIC LEARNING A CHALLENGE TO PROFESSIONAL TEACHERS WITH HIGH CHARACTER AbstractDehumanization in education is an example of social phenomena existing in the process of character education in schools. Violation done by the teacher to the students, sexual abuse, bullying among students, students’ riot, social media misuse, and abortion cases are examples of worrying phenomena related to dehumanization in education. The educational system tends to force the students to maximize their cognitive potentials by neglecting the importance of their  moral and character education. The system is not, merely, helping the students to optimize their potentials which may be described as whole-person learning, having the sense of belonging. The schools should have been built by considering the values of humanity. Humanistic learning can be realized by the teachers having credentials to apply the values of humanity in the classroom. The professional accountability is also required to create teachers who are capable of showing their professional competence and integrity. Keywords:http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/view/12420
spellingShingle Siti Irene Astuti Dwiningrum
MENCIPTAKAN BELAJAR YANG HUMANIS TANTANGAN PENDIDIK YANG PROFESIONAL DAN BERKARAKTER
Jurnal Pembangunan Pendidikan Fondasi dan Aplikasi
title MENCIPTAKAN BELAJAR YANG HUMANIS TANTANGAN PENDIDIK YANG PROFESIONAL DAN BERKARAKTER
title_full MENCIPTAKAN BELAJAR YANG HUMANIS TANTANGAN PENDIDIK YANG PROFESIONAL DAN BERKARAKTER
title_fullStr MENCIPTAKAN BELAJAR YANG HUMANIS TANTANGAN PENDIDIK YANG PROFESIONAL DAN BERKARAKTER
title_full_unstemmed MENCIPTAKAN BELAJAR YANG HUMANIS TANTANGAN PENDIDIK YANG PROFESIONAL DAN BERKARAKTER
title_short MENCIPTAKAN BELAJAR YANG HUMANIS TANTANGAN PENDIDIK YANG PROFESIONAL DAN BERKARAKTER
title_sort menciptakan belajar yang humanis tantangan pendidik yang profesional dan berkarakter
url http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/view/12420
work_keys_str_mv AT sitiireneastutidwiningrum menciptakanbelajaryanghumanistantanganpendidikyangprofesionaldanberkarakter