Pluralism in the perspective of Semitic religions

This article  explores  the concepts of  religious pluralism  in  the perspective of Semitic  religions:  Judaism, Christianity,  and  Islam. As Semitic  religions,  the three actually share some teaching similarities in the field of theology.  But, in so a long history development,  it turns out th...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Biyanto Biyanto
Format: Article
Language:English
Published: IAIN Salatiga 2015-12-01
Series:Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies
Online Access:http://ijims.iainsalatiga.ac.id/index.php/ijims/article/view/317
Description
Summary:This article  explores  the concepts of  religious pluralism  in  the perspective of Semitic  religions:  Judaism, Christianity,  and  Islam. As Semitic  religions,  the three actually share some teaching similarities in the field of theology.  But, in so a long history development,  it turns out that there are some differences  in their  theological  teachings. The  power  history  and  politics  factors  have  also influenced  the relation between  the  followers of  the Semitic religions. There- fore,  it  is  important  to explore deeply  the concepts of pluralism  in  the  three religions and also the development of the thoughts about the religious plural- ism among  the philosophers and  theologians  in  each of  the  religion. This  is due  to  the  fact  that  in  this  present  context,  all  religions  in  this  globe  face similar problems dealing with the pluralism where one of the indicators is the occurrence of  radicalism even  terrorism cases  involving  the  followers of each religion. The  triggering  factor  is    that  the  followers  of  each  religion  are not ready  to  live  in  diversity.  It  is  due  to  the  high  amount  of  socio-religion-nu- anced radicalism cases that a number of thinkers from the three religions have been  trying  to    reformulate  the meanings of pluralism  in  the present context with  the  target  to have  some active  involvements among  the  followers of  the Semitic  religions  to  solve  the  plurality  problem. At  present  there  is  some awareness  among  the  thinkers  that  each  group  of  religion  should  not  have some  thoughts  that  they  are  the  best,  and  it  is  only  they  that  possess    the heaven. Such a claim  is growing  from a group’s subjectivity. If this happens,  it means that there is a threat to any efforts in implanting the values of pluralism. Artikel  ini membahas konsep pluralisme keagamaan dalam perspektif agama- agama semitik, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam. Sebagai agama semitik atau agama  samawi,  tiga  agama  tersebut  sebenarnya memiliki  kesamaan  ajaran di bidang teologi. Tetapi dalam perkembangan sejarah yang begitu panjang ternyata ada beberapa ajaran teologi yang berbeda. Faktor sejarah dan politik kekuasaan juga  berpengaruh  terhadap  hubungan  pemeluk  tiga  agama wahyu  tersebut. Karena  itu  penting  ditelaah  secara mendalam  konsep  pluralisme  tiga  agama tersebut.  Juga  penting  dibahas  perkembangan  pemikiran  tentang  pluralisme keagamaan  di  kalangan  filsuf  dan  teolog  dari masing-masing  agama.  Sebab, dalam konteks kekinian semua agama di dunia ini menghadapi problem yang sama berkaitan dengan pluralisme. Diantara indikatornya, masih sering terjadi kasus radikalisme, bahkan terorisme, yang melibatkan pemeluk masing-masing agama.  Jika  dlacak  faktor  pemicunya  adalah  ketidaksiapan  pemeluk masing- masing  agama untuk hidup dalam kemajemukan. Seiring dengan banyaknya kasus  radikalisme  sosial  bernuansa  agama  itulah  sejumlah  pemikir  dari  tiga agama  semitik  tersebut  telah  berupaya  untuk merumuskan  kembali makna pluralisme dalam konteks kekinian. Targetnya adalah adanya keterlibatan yang aktif  antarpemeluk  agama  semitik  untuk mengatasi  problem  pluralitas. Kini ada kesadaran di kalangan pemikir agama-agama semitik bahwa setiap kelompok tidak dibenarkan merasa paling unggul dan menganggap kelompok lain tidak berarti. Juga  tidak dibenarkan ada klaim kebenaran bahwa surga hanya milik kelompok  tertentu. Klaim  tersebut  jelas  tumbuh dari  subjektifitas kelompok. Jika  itu  terjadi  berarti  ancaman  terhadap  usaha  untuk membumikan  nilai- nilai  pluralisme.
ISSN:2089-1490
2406-825X