Kajian Numerik Kesalahan Hasil Pengukuran Geolistrik 2D Terhadap Target Model 3D: Studi Kasus Pengukuran di Dekat Gedung Berpondasi Beton

Survei geolistrik 2D dikaji berdasarkan asumsi bahwa model geolistrik bawah permukaan yang dihadapi adalah model 2D, dimana tidak terdapat variasi nilai resistivitas pada horisontal arah tegak lurus lintasan. Namun, pada beberapa kondisi, asumsi ini memberikan kesalahan ketika model yang dihadapi te...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Eddy Hartantyo
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Tanjungpura 2023-11-01
Series:Positron
Subjects:
Online Access:https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpositron/article/view/59023
_version_ 1797397062598262784
author Eddy Hartantyo
author_facet Eddy Hartantyo
author_sort Eddy Hartantyo
collection DOAJ
description Survei geolistrik 2D dikaji berdasarkan asumsi bahwa model geolistrik bawah permukaan yang dihadapi adalah model 2D, dimana tidak terdapat variasi nilai resistivitas pada horisontal arah tegak lurus lintasan. Namun, pada beberapa kondisi, asumsi ini memberikan kesalahan ketika model yang dihadapi ternyata adalah model 3D. Pada paper ini dituliskan kajian komputasi terhadap pengaruh keberadaan pondasi bangunan terhadap lintasan-lintasan geolistrik di sampingnya. Model berukuran  node dengan spasi horisontal 0,5 m, tersusun oleh 4 lapisan akuifer normal yang mendatar. Digunakan 21 node tambahan untuk syarat batas Neuwmann di sisi-sisi model selain permukaan. Pada 5 node di sisi utara diberikan model blok pondasi sebuah bangunan. Perhitungan dilakukan menggunakan penyelesaian beda hingga Res3Dmod pada 21 lintasan untuk 4 konfigurasi: Schlumberger, Wenner, Dipole-dipole dan Pole-pole. Hasil kajian menunjukkan bahwa; pada kajian nilai selisih resistivitas semu pada area pondasi, konfigurasi Dipole-dipole memberikan respon yang paling tinggi terhadap kesalahan tersebut hingga pada jarak 11 m untuk selisih resistivitas semu  <3 , sedangkan ketiga konfigurasi yang lain berada pada jarak 8 m. Nilai eror secara keseluruhan kurang dari 1%: Wenner dan Pole-pole sejauh 10 m dari pondasi, Schlumberger sejauh 11 m dari pondasi, dan Dipole-dipole sejauh 13 m dari pondasi. Konfigurasi Wenner memberikan respon yang paling baik dan konfigurasi Wenner juga merupakan konfigurasi yang direkomendasikan untuk menghindari kesalahan pengukuran 2D akibat keberadaan model 3D di bawahnya.
first_indexed 2024-03-09T01:04:31Z
format Article
id doaj.art-3516e778dde646b6b3f3201ab68e7c5b
institution Directory Open Access Journal
issn 2301-4970
2549-936X
language Indonesian
last_indexed 2024-03-09T01:04:31Z
publishDate 2023-11-01
publisher Universitas Tanjungpura
record_format Article
series Positron
spelling doaj.art-3516e778dde646b6b3f3201ab68e7c5b2023-12-11T10:52:00ZindUniversitas TanjungpuraPositron2301-49702549-936X2023-11-0113213314110.26418/positron.v13i2.5902341995Kajian Numerik Kesalahan Hasil Pengukuran Geolistrik 2D Terhadap Target Model 3D: Studi Kasus Pengukuran di Dekat Gedung Berpondasi BetonEddy Hartantyo0Program Studi Geofisika, Universitas Gadjah MadaSurvei geolistrik 2D dikaji berdasarkan asumsi bahwa model geolistrik bawah permukaan yang dihadapi adalah model 2D, dimana tidak terdapat variasi nilai resistivitas pada horisontal arah tegak lurus lintasan. Namun, pada beberapa kondisi, asumsi ini memberikan kesalahan ketika model yang dihadapi ternyata adalah model 3D. Pada paper ini dituliskan kajian komputasi terhadap pengaruh keberadaan pondasi bangunan terhadap lintasan-lintasan geolistrik di sampingnya. Model berukuran  node dengan spasi horisontal 0,5 m, tersusun oleh 4 lapisan akuifer normal yang mendatar. Digunakan 21 node tambahan untuk syarat batas Neuwmann di sisi-sisi model selain permukaan. Pada 5 node di sisi utara diberikan model blok pondasi sebuah bangunan. Perhitungan dilakukan menggunakan penyelesaian beda hingga Res3Dmod pada 21 lintasan untuk 4 konfigurasi: Schlumberger, Wenner, Dipole-dipole dan Pole-pole. Hasil kajian menunjukkan bahwa; pada kajian nilai selisih resistivitas semu pada area pondasi, konfigurasi Dipole-dipole memberikan respon yang paling tinggi terhadap kesalahan tersebut hingga pada jarak 11 m untuk selisih resistivitas semu  <3 , sedangkan ketiga konfigurasi yang lain berada pada jarak 8 m. Nilai eror secara keseluruhan kurang dari 1%: Wenner dan Pole-pole sejauh 10 m dari pondasi, Schlumberger sejauh 11 m dari pondasi, dan Dipole-dipole sejauh 13 m dari pondasi. Konfigurasi Wenner memberikan respon yang paling baik dan konfigurasi Wenner juga merupakan konfigurasi yang direkomendasikan untuk menghindari kesalahan pengukuran 2D akibat keberadaan model 3D di bawahnya.https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpositron/article/view/59023geolistrik 2d, error, pondasi bangunan
spellingShingle Eddy Hartantyo
Kajian Numerik Kesalahan Hasil Pengukuran Geolistrik 2D Terhadap Target Model 3D: Studi Kasus Pengukuran di Dekat Gedung Berpondasi Beton
Positron
geolistrik 2d, error, pondasi bangunan
title Kajian Numerik Kesalahan Hasil Pengukuran Geolistrik 2D Terhadap Target Model 3D: Studi Kasus Pengukuran di Dekat Gedung Berpondasi Beton
title_full Kajian Numerik Kesalahan Hasil Pengukuran Geolistrik 2D Terhadap Target Model 3D: Studi Kasus Pengukuran di Dekat Gedung Berpondasi Beton
title_fullStr Kajian Numerik Kesalahan Hasil Pengukuran Geolistrik 2D Terhadap Target Model 3D: Studi Kasus Pengukuran di Dekat Gedung Berpondasi Beton
title_full_unstemmed Kajian Numerik Kesalahan Hasil Pengukuran Geolistrik 2D Terhadap Target Model 3D: Studi Kasus Pengukuran di Dekat Gedung Berpondasi Beton
title_short Kajian Numerik Kesalahan Hasil Pengukuran Geolistrik 2D Terhadap Target Model 3D: Studi Kasus Pengukuran di Dekat Gedung Berpondasi Beton
title_sort kajian numerik kesalahan hasil pengukuran geolistrik 2d terhadap target model 3d studi kasus pengukuran di dekat gedung berpondasi beton
topic geolistrik 2d, error, pondasi bangunan
url https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpositron/article/view/59023
work_keys_str_mv AT eddyhartantyo kajiannumerikkesalahanhasilpengukurangeolistrik2dterhadaptargetmodel3dstudikasuspengukurandidekatgedungberpondasibeton