Menata Ibadah Meniti Shirotal Mustaqiem

Ibadah adalah hak Allah atas hambaNya dan sekaligus merupakan kewajiban hamba kepada Tuhannya. Sesungguhnya ibadah bukan sekedar ritual yang berisi kewajiban-kewajiban dengan segala sistem yang ada di dalamnya, akan tetapi ia merupakan strategi pendekatan menuju ke suatu dimensi kehidupan sejati di...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Sirajun Nasihin
Format: Article
Language:English
Published: STIT Palapa Nusantara 2015-05-01
Series:Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan
Subjects:
Online Access:https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/palapa/article/view/749
Description
Summary:Ibadah adalah hak Allah atas hambaNya dan sekaligus merupakan kewajiban hamba kepada Tuhannya. Sesungguhnya ibadah bukan sekedar ritual yang berisi kewajiban-kewajiban dengan segala sistem yang ada di dalamnya, akan tetapi ia merupakan strategi pendekatan menuju ke suatu dimensi kehidupan sejati di sisi Allah SWT, kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan abadi (surga) di akhirat. Untuk mencapai surga itu, dibutuhkan keseimbangan lahir dan bathin agar tidak terpeleset pada saat melintasi titian di atas Jahannam. Titian itu, disebut shirot yang di dalam al-Qur'an diperkenalkan dengan istilah shirotal mustaqiem. Shirotal mustaqiem sesungguhnya adalah agama Islam yang ajarannya meliputi beberapa dimensi peribadatan; syari'at, thoriqat, hakikat, dan ma'rifat. Untuk dapat melintas dengan selamat di atas shirotal mustaqiem sampai ke surga, maka seorang hamba harus tetap konsisten melaksanakan tugas kehambaannya kepada Allah swt dengan menjalankan ibadah secara sempurna syarat, rukun, sunnah dan hal lain yang dapat menambah kebaikan ibadahnya. Allah SWT berfirman yang artinya : “ Dan sembahlah aku ! Inilah Shirotal Mustaqiem”. (Qs. Yāsiin: 61 ).
ISSN:2338-2325
2540-9697