Seleksi In Vitro untuk Mendapatkan Klon Kentang Tahan Terhadap Penyakit Layu Bakteri

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan metode seleksi in vitro yang efektif untuk menguji ketahanan klon kentang terhadap penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Bahan tanaman yang digunakan meliputi klon kentang (tetraploid) hasil fusi protoplas antara BF15 (dihaploid) dan S....

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Samanhudi Samanhudi
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Sebelas Maret, Faculty of Agriculture 2018-04-01
Series:Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture
Subjects:
Online Access:https://jurnal.uns.ac.id/carakatani/article/view/20352
_version_ 1797763068298526720
author Samanhudi Samanhudi
author_facet Samanhudi Samanhudi
author_sort Samanhudi Samanhudi
collection DOAJ
description Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan metode seleksi in vitro yang efektif untuk menguji ketahanan klon kentang terhadap penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Bahan tanaman yang digunakan meliputi klon kentang (tetraploid) hasil fusi protoplas antara BF15 (dihaploid) dan S. stenatomum (diploid), yaitu BS-21, BS-23, BS-34, BS-38, BS-43, BS-49, BS-51, BS-53, BS-54, BS-55, BS-73, dan BS-75. Kultivar Nooksack digunakan sebagai pembanding tahan dan Atlantik sebagai pembanding rentan. Perbanyakan bahan tanaman dilakukan di Pusat Penelitian Bioteknologi ITB, sedangkan pengujian in vitro dilakukan di Balai Penelitian  Bioteknologi Tanaman Pangan (Balitbio) Bogor dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Pengamatan dilakukan setiap hari terhadapt periode inkubasi dan kejadian penyakit, dan mulai satu hari setelah inokulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik inokulasi dengan cara siram maupun pengguntingan pucuk dapat digunakan untuk pengujian katahanan klon kentang terhadap penyakit layu bakteria secara in vitro. Namun demikian teknik inokulasi dengan cara pengguntingan pucuk menghasilkan periode inkubasi yang lebih cepat sehingga waktu pengujian yang diperlukan lebih singkat dibanding dengan teknik inokulasi siram. Berdasarkan pengujian tersebut, dari 12 klon kentang hasil fusi protoplas antara BF15 (2x) dan S. stenatomum (2x) terdapat empat klon yang termasuk tahan yaitu BS-23, BS-43, BS-75, dan BS-73, tiga klon agak tahan yaitu BS-53, BS-54, dan BS-38, dua klon agak rentan yaitu BS-49 dan BS-55, dan tiga klon rentan yaitu BS-34, BS-51, dan BS-21. Pengujian secara in vitro dapat digunakan untuk seleksi ketahanan klon kentang terhadap penyakit layu bakteri, karena waktu yang diperlukan lebih singkat dibanding pengujian di lapangan.
first_indexed 2024-03-12T19:36:15Z
format Article
id doaj.art-3a1887c6aac64d518c2efca0f2c76b6e
institution Directory Open Access Journal
issn 2613-9456
2599-2570
language English
last_indexed 2024-03-12T19:36:15Z
publishDate 2018-04-01
publisher Universitas Sebelas Maret, Faculty of Agriculture
record_format Article
series Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture
spelling doaj.art-3a1887c6aac64d518c2efca0f2c76b6e2023-08-02T04:08:41ZengUniversitas Sebelas Maret, Faculty of AgricultureCaraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture2613-94562599-25702018-04-011611910.20961/carakatani.v16i1.2035215748Seleksi In Vitro untuk Mendapatkan Klon Kentang Tahan Terhadap Penyakit Layu BakteriSamanhudi Samanhudi0Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, SurakartaPenelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan metode seleksi in vitro yang efektif untuk menguji ketahanan klon kentang terhadap penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Bahan tanaman yang digunakan meliputi klon kentang (tetraploid) hasil fusi protoplas antara BF15 (dihaploid) dan S. stenatomum (diploid), yaitu BS-21, BS-23, BS-34, BS-38, BS-43, BS-49, BS-51, BS-53, BS-54, BS-55, BS-73, dan BS-75. Kultivar Nooksack digunakan sebagai pembanding tahan dan Atlantik sebagai pembanding rentan. Perbanyakan bahan tanaman dilakukan di Pusat Penelitian Bioteknologi ITB, sedangkan pengujian in vitro dilakukan di Balai Penelitian  Bioteknologi Tanaman Pangan (Balitbio) Bogor dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Pengamatan dilakukan setiap hari terhadapt periode inkubasi dan kejadian penyakit, dan mulai satu hari setelah inokulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik inokulasi dengan cara siram maupun pengguntingan pucuk dapat digunakan untuk pengujian katahanan klon kentang terhadap penyakit layu bakteria secara in vitro. Namun demikian teknik inokulasi dengan cara pengguntingan pucuk menghasilkan periode inkubasi yang lebih cepat sehingga waktu pengujian yang diperlukan lebih singkat dibanding dengan teknik inokulasi siram. Berdasarkan pengujian tersebut, dari 12 klon kentang hasil fusi protoplas antara BF15 (2x) dan S. stenatomum (2x) terdapat empat klon yang termasuk tahan yaitu BS-23, BS-43, BS-75, dan BS-73, tiga klon agak tahan yaitu BS-53, BS-54, dan BS-38, dua klon agak rentan yaitu BS-49 dan BS-55, dan tiga klon rentan yaitu BS-34, BS-51, dan BS-21. Pengujian secara in vitro dapat digunakan untuk seleksi ketahanan klon kentang terhadap penyakit layu bakteri, karena waktu yang diperlukan lebih singkat dibanding pengujian di lapangan.https://jurnal.uns.ac.id/carakatani/article/view/20352fusi protoplasin vitrotahanrentanlayu bakteriRalstonia solanacearum
spellingShingle Samanhudi Samanhudi
Seleksi In Vitro untuk Mendapatkan Klon Kentang Tahan Terhadap Penyakit Layu Bakteri
Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture
fusi protoplas
in vitro
tahan
rentan
layu bakteri
Ralstonia solanacearum
title Seleksi In Vitro untuk Mendapatkan Klon Kentang Tahan Terhadap Penyakit Layu Bakteri
title_full Seleksi In Vitro untuk Mendapatkan Klon Kentang Tahan Terhadap Penyakit Layu Bakteri
title_fullStr Seleksi In Vitro untuk Mendapatkan Klon Kentang Tahan Terhadap Penyakit Layu Bakteri
title_full_unstemmed Seleksi In Vitro untuk Mendapatkan Klon Kentang Tahan Terhadap Penyakit Layu Bakteri
title_short Seleksi In Vitro untuk Mendapatkan Klon Kentang Tahan Terhadap Penyakit Layu Bakteri
title_sort seleksi in vitro untuk mendapatkan klon kentang tahan terhadap penyakit layu bakteri
topic fusi protoplas
in vitro
tahan
rentan
layu bakteri
Ralstonia solanacearum
url https://jurnal.uns.ac.id/carakatani/article/view/20352
work_keys_str_mv AT samanhudisamanhudi seleksiinvitrountukmendapatkanklonkentangtahanterhadappenyakitlayubakteri