Pengembangan Permen Jelly “Previmin” Multivitamin Mineral untuk Pencegahan Stunting

Latar Belakang: Stunting merupakan kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.  Pada wilayah DI Yogyakarta prevalensi stunting juga sudah mengalami penurunan dari 17,3% pada tahun 2021 me...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Aurellia Ryveka, Lily Arsanti Lestari, Dessy Pratiwi, Tonny Sundjaya
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Airlangga 2024-02-01
Series:Amerta Nutrition
Subjects:
Online Access:https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/52972
_version_ 1797305283859447808
author Aurellia Ryveka
Lily Arsanti Lestari
Dessy Pratiwi
Tonny Sundjaya
author_facet Aurellia Ryveka
Lily Arsanti Lestari
Dessy Pratiwi
Tonny Sundjaya
author_sort Aurellia Ryveka
collection DOAJ
description Latar Belakang: Stunting merupakan kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.  Pada wilayah DI Yogyakarta prevalensi stunting juga sudah mengalami penurunan dari 17,3% pada tahun 2021 menjadi 16,4% pada tahun 2022, akan tetapi angka tersebut masih belum mencapai target penurunan angka stunting menjadi 14%. Mulai tahun 2010, pemerintah Indonesia menjalankan program pemberian suplemen Taburia akan tetapi intervensi tersebut dirasa masih kurang efektif. Oleh karena itu, pada tahun 2017 dilakukannya inovasi pangan fungsional berupa permen jelly “Previmin” dengan fortifikasi Taburia dan prebiotik dalam bentuk FOS (Fruktooligosakarida) yang kaya akan kandungan prebiotik, vitamin, dan mineral, serta sudah dilakukannya uji coba pada anak PAUD dan TK. Kemudian pada tahun 2022, pembuatan permen jelly “Previmin” yang sama dikembangkan dengan skala lebih besar dan produksinya dilakukan di pabrik yang memiliki potensi perubahan kandungan gizi dan organoleptik. Tujuan: Untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan kandungan gizi dan organoleptik pada permen jelly “Previmin” yang telah dibuat dengan skala lebih besar pada pabrik. Metode: Proses produksi permen jelly ini dilakukan melalui kerjasama dengan produsen permen jelly, PT Natural Food Success, yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang dilakukan pada bulan November tahun 2022 di Kalurahan Sumberarum, Kapanewon Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta untuk mengetahui uji organoleptik dan uji daya terima permen jelly “Previmin” pada balita. Sedangkan analisis kandungan gizi dilakukan di Laboratorium Penguji Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA), Bogor, Jawa Barat.  Hasil: Pelaksanaan uji organoleptik dan daya terima dilakukan di Kalurahan Sumberarum, Kapanewon Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang diikuti oleh 59 pasang ibu dan balita. Untuk usia, mayoritas balita berusia 3 tahun 1 bulan hingga 4 tahun sebanyak 24 responden (40,7%). Berdasarkan hasil kuesioner dari 59 responden, rata-rata uji organoleptik permen jelly “Previmin” adalah 5,44 untuk indikator warna, 5,20 untuk indikator aroma, 5,44 untuk indikator rasa, dan 5,24 untuk indikator tekstur. Kemudian dari 59 responden, mayoritas responden sebanyak 44 responden (75%) mampu menghabiskan produk sampel permen jelly “Previmin” yang diberikan dan sebanyak 36 responden (61%) tidak mengonsumsi multivitamin sejenis. Selanjutnya, untuk kandungan gizi makronutrien, mikronutrien, logam berat, dan cemaran mikrobia mayoritas sudah memenuhi standar yang ditentukan kecuali lemak jenuh, vitamin B6, asam folat, dan selenium.  Kesimpulan: Mayoritas balita menyukai dan mampu menghabiskan permen jelly “Previmin” yang dibuat dengan skala lebih besar di pabrik. Terdapat beberapa kandungan zat gizi yang melebihi standar seperti lemak jenuh, vitamin B6, asam folat, dan selenium akan tetapi hal tersebut tidak akan berbahaya bagi tubuh selagi konsumsi permen jelly “Previmin” sesuai dengan anjuran konsumsi yaitu 2 hari sekali, maksimal 3 butir permen dalam sehari.
first_indexed 2024-03-08T00:23:40Z
format Article
id doaj.art-3ab488ccbcc04021b017d12bd46f47ab
institution Directory Open Access Journal
issn 2580-1163
2580-9776
language English
last_indexed 2024-03-08T00:23:40Z
publishDate 2024-02-01
publisher Universitas Airlangga
record_format Article
series Amerta Nutrition
spelling doaj.art-3ab488ccbcc04021b017d12bd46f47ab2024-02-16T03:41:49ZengUniversitas AirlanggaAmerta Nutrition2580-11632580-97762024-02-0173SP101910.20473/amnt.v7i3SP.2023.10-1951133Pengembangan Permen Jelly “Previmin” Multivitamin Mineral untuk Pencegahan StuntingAurellia Ryveka0https://orcid.org/0009-0003-2612-620XLily Arsanti Lestari1https://orcid.org/0000-0003-2930-4254Dessy Pratiwi2Tonny Sundjaya3Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, IndonesiaDepartemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, IndonesiaDanone Specialized Nutrition, IndonesiaDepartemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Jakarta, IndonesiaLatar Belakang: Stunting merupakan kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.  Pada wilayah DI Yogyakarta prevalensi stunting juga sudah mengalami penurunan dari 17,3% pada tahun 2021 menjadi 16,4% pada tahun 2022, akan tetapi angka tersebut masih belum mencapai target penurunan angka stunting menjadi 14%. Mulai tahun 2010, pemerintah Indonesia menjalankan program pemberian suplemen Taburia akan tetapi intervensi tersebut dirasa masih kurang efektif. Oleh karena itu, pada tahun 2017 dilakukannya inovasi pangan fungsional berupa permen jelly “Previmin” dengan fortifikasi Taburia dan prebiotik dalam bentuk FOS (Fruktooligosakarida) yang kaya akan kandungan prebiotik, vitamin, dan mineral, serta sudah dilakukannya uji coba pada anak PAUD dan TK. Kemudian pada tahun 2022, pembuatan permen jelly “Previmin” yang sama dikembangkan dengan skala lebih besar dan produksinya dilakukan di pabrik yang memiliki potensi perubahan kandungan gizi dan organoleptik. Tujuan: Untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan kandungan gizi dan organoleptik pada permen jelly “Previmin” yang telah dibuat dengan skala lebih besar pada pabrik. Metode: Proses produksi permen jelly ini dilakukan melalui kerjasama dengan produsen permen jelly, PT Natural Food Success, yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang dilakukan pada bulan November tahun 2022 di Kalurahan Sumberarum, Kapanewon Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta untuk mengetahui uji organoleptik dan uji daya terima permen jelly “Previmin” pada balita. Sedangkan analisis kandungan gizi dilakukan di Laboratorium Penguji Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA), Bogor, Jawa Barat.  Hasil: Pelaksanaan uji organoleptik dan daya terima dilakukan di Kalurahan Sumberarum, Kapanewon Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang diikuti oleh 59 pasang ibu dan balita. Untuk usia, mayoritas balita berusia 3 tahun 1 bulan hingga 4 tahun sebanyak 24 responden (40,7%). Berdasarkan hasil kuesioner dari 59 responden, rata-rata uji organoleptik permen jelly “Previmin” adalah 5,44 untuk indikator warna, 5,20 untuk indikator aroma, 5,44 untuk indikator rasa, dan 5,24 untuk indikator tekstur. Kemudian dari 59 responden, mayoritas responden sebanyak 44 responden (75%) mampu menghabiskan produk sampel permen jelly “Previmin” yang diberikan dan sebanyak 36 responden (61%) tidak mengonsumsi multivitamin sejenis. Selanjutnya, untuk kandungan gizi makronutrien, mikronutrien, logam berat, dan cemaran mikrobia mayoritas sudah memenuhi standar yang ditentukan kecuali lemak jenuh, vitamin B6, asam folat, dan selenium.  Kesimpulan: Mayoritas balita menyukai dan mampu menghabiskan permen jelly “Previmin” yang dibuat dengan skala lebih besar di pabrik. Terdapat beberapa kandungan zat gizi yang melebihi standar seperti lemak jenuh, vitamin B6, asam folat, dan selenium akan tetapi hal tersebut tidak akan berbahaya bagi tubuh selagi konsumsi permen jelly “Previmin” sesuai dengan anjuran konsumsi yaitu 2 hari sekali, maksimal 3 butir permen dalam sehari.https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/52972stuntinguji organoleptikuji daya terimakandungan gizipermen jelly
spellingShingle Aurellia Ryveka
Lily Arsanti Lestari
Dessy Pratiwi
Tonny Sundjaya
Pengembangan Permen Jelly “Previmin” Multivitamin Mineral untuk Pencegahan Stunting
Amerta Nutrition
stunting
uji organoleptik
uji daya terima
kandungan gizi
permen jelly
title Pengembangan Permen Jelly “Previmin” Multivitamin Mineral untuk Pencegahan Stunting
title_full Pengembangan Permen Jelly “Previmin” Multivitamin Mineral untuk Pencegahan Stunting
title_fullStr Pengembangan Permen Jelly “Previmin” Multivitamin Mineral untuk Pencegahan Stunting
title_full_unstemmed Pengembangan Permen Jelly “Previmin” Multivitamin Mineral untuk Pencegahan Stunting
title_short Pengembangan Permen Jelly “Previmin” Multivitamin Mineral untuk Pencegahan Stunting
title_sort pengembangan permen jelly previmin multivitamin mineral untuk pencegahan stunting
topic stunting
uji organoleptik
uji daya terima
kandungan gizi
permen jelly
url https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/52972
work_keys_str_mv AT aurelliaryveka pengembanganpermenjellypreviminmultivitaminmineraluntukpencegahanstunting
AT lilyarsantilestari pengembanganpermenjellypreviminmultivitaminmineraluntukpencegahanstunting
AT dessypratiwi pengembanganpermenjellypreviminmultivitaminmineraluntukpencegahanstunting
AT tonnysundjaya pengembanganpermenjellypreviminmultivitaminmineraluntukpencegahanstunting