KEYAKINAN SEBELUM ILMU KALAM: AKTUALISASI IMAN, TAKDIR, DAN KESALEHAN DI MASA ISLAM AWAL

This paper seeks to problematize—in the sense of Michel Foucault’s term—the study conducted by Shahab Ahmed about the scientific practices that occurred in the early Islamic period which focused on the study of the history of satanic verses. This article examines the more basic scientific practice o...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Mohammad Yunus Masrukhin
Format: Article
Language:English
Published: UIN Antasari Banjarmasin 2021-12-01
Series:Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora
Subjects:
Online Access:http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/khazanah/article/view/4880
_version_ 1811167106262106112
author Mohammad Yunus Masrukhin
author_facet Mohammad Yunus Masrukhin
author_sort Mohammad Yunus Masrukhin
collection DOAJ
description This paper seeks to problematize—in the sense of Michel Foucault’s term—the study conducted by Shahab Ahmed about the scientific practices that occurred in the early Islamic period which focused on the study of the history of satanic verses. This article examines the more basic scientific practice of acceptance of the verse, which is a theological practice which represents the faith and the piety through the controversy of destiny. Benefited from theory of discourse and archaeology of knowledge, it argues that before the formative theological discourse, faith was understood as an ontological ethos present in the practical religion. It becomes a fluid, conceptualized understanding based on each other's religious experiences. Theological practice is intensively discussed among Muslims after the emergence of the controversy of free will concept presented by Ma'bad al-Juhani and responded by Abdullah b. Umar. The response represents the theological practice as an alternative to mainstream theological practice. It comes in the form of practical and individual polemics without being normalized in certain of epistemological systems of theological school. This article concludes that before the normalization of Kalam, faith was understood as an inclusive, liquid, and historically dialectical Islamic ethos based on the practical religious challenges of the Muslim community.  Tulisan ini berusaha melakukan problematisasi—dalam istilah Michel Foucault—terhadap objek kajian yang dilakukan oleh Shahab Ahmed tentang praktik keilmuan yang terjadi pada masa Islam awal yang difokuskan pada kajian tentang riwayat ayat-ayat setan. Artikel ini juga mengkaji tentang praktik keilmuan yang lebih mendasar dari penerimaan terhadap ayat tersebut, yakni praktik teologis yang menjadi representasi dari iman dan kesalehan melalui kontroversi takdir. Menggunakan teori diskursus dan arkeologi pengetahuan, artikel ini mengargumentasikan bahwa sebelum terbentuknya diskursifikasi teologis, iman dipahami sebagai etos ontologis. Iman menjadi pemahaman privatif yang cair dan dikonsepkan berdasarkan pengalaman keagamaan masing-masing. Praktik teologis dipantik untuk didiskursfikasikan secara lebih intensif setelah muncul kontroversi takdir yang dihadirkan oleh Ma’bad al-Juhani yang direspons oleh Abdullah b. Umar. Respons tersebut menandai adanya praktik teologis sehingga mampu memberikan respon terhadap isu yang digulirkan untuk mencari alternatif dari praktik teologis yang komunal. Hal tersebut hadir dalam bentuk polemik praktis dan individual tanpa dinisbatkan pada sistem epistemologis tertentu yang baku dan ketat. Artikel ini berkesimpulan bahwa sebelum munculnya ilmu kalam,iman dipahami sebagai etos keberislaman praktis yang terbuka, cair, dan berdialektika secara historis berdasarkan pada tantangan keagamaan praktis masyarakat Muslim.
first_indexed 2024-04-10T16:03:30Z
format Article
id doaj.art-432c83efcbaf4539800f047bcb658bce
institution Directory Open Access Journal
issn 0215-837X
2460-7606
language English
last_indexed 2024-04-10T16:03:30Z
publishDate 2021-12-01
publisher UIN Antasari Banjarmasin
record_format Article
series Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora
spelling doaj.art-432c83efcbaf4539800f047bcb658bce2023-02-10T06:55:42ZengUIN Antasari BanjarmasinKhazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora0215-837X2460-76062021-12-0119218120310.18592/khazanah.v19i2.48802643KEYAKINAN SEBELUM ILMU KALAM: AKTUALISASI IMAN, TAKDIR, DAN KESALEHAN DI MASA ISLAM AWALMohammad Yunus Masrukhin0Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, YogyakartaThis paper seeks to problematize—in the sense of Michel Foucault’s term—the study conducted by Shahab Ahmed about the scientific practices that occurred in the early Islamic period which focused on the study of the history of satanic verses. This article examines the more basic scientific practice of acceptance of the verse, which is a theological practice which represents the faith and the piety through the controversy of destiny. Benefited from theory of discourse and archaeology of knowledge, it argues that before the formative theological discourse, faith was understood as an ontological ethos present in the practical religion. It becomes a fluid, conceptualized understanding based on each other's religious experiences. Theological practice is intensively discussed among Muslims after the emergence of the controversy of free will concept presented by Ma'bad al-Juhani and responded by Abdullah b. Umar. The response represents the theological practice as an alternative to mainstream theological practice. It comes in the form of practical and individual polemics without being normalized in certain of epistemological systems of theological school. This article concludes that before the normalization of Kalam, faith was understood as an inclusive, liquid, and historically dialectical Islamic ethos based on the practical religious challenges of the Muslim community.  Tulisan ini berusaha melakukan problematisasi—dalam istilah Michel Foucault—terhadap objek kajian yang dilakukan oleh Shahab Ahmed tentang praktik keilmuan yang terjadi pada masa Islam awal yang difokuskan pada kajian tentang riwayat ayat-ayat setan. Artikel ini juga mengkaji tentang praktik keilmuan yang lebih mendasar dari penerimaan terhadap ayat tersebut, yakni praktik teologis yang menjadi representasi dari iman dan kesalehan melalui kontroversi takdir. Menggunakan teori diskursus dan arkeologi pengetahuan, artikel ini mengargumentasikan bahwa sebelum terbentuknya diskursifikasi teologis, iman dipahami sebagai etos ontologis. Iman menjadi pemahaman privatif yang cair dan dikonsepkan berdasarkan pengalaman keagamaan masing-masing. Praktik teologis dipantik untuk didiskursfikasikan secara lebih intensif setelah muncul kontroversi takdir yang dihadirkan oleh Ma’bad al-Juhani yang direspons oleh Abdullah b. Umar. Respons tersebut menandai adanya praktik teologis sehingga mampu memberikan respon terhadap isu yang digulirkan untuk mencari alternatif dari praktik teologis yang komunal. Hal tersebut hadir dalam bentuk polemik praktis dan individual tanpa dinisbatkan pada sistem epistemologis tertentu yang baku dan ketat. Artikel ini berkesimpulan bahwa sebelum munculnya ilmu kalam,iman dipahami sebagai etos keberislaman praktis yang terbuka, cair, dan berdialektika secara historis berdasarkan pada tantangan keagamaan praktis masyarakat Muslim.http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/khazanah/article/view/4880imankesalehantakdirkontroversikalam
spellingShingle Mohammad Yunus Masrukhin
KEYAKINAN SEBELUM ILMU KALAM: AKTUALISASI IMAN, TAKDIR, DAN KESALEHAN DI MASA ISLAM AWAL
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora
iman
kesalehan
takdir
kontroversi
kalam
title KEYAKINAN SEBELUM ILMU KALAM: AKTUALISASI IMAN, TAKDIR, DAN KESALEHAN DI MASA ISLAM AWAL
title_full KEYAKINAN SEBELUM ILMU KALAM: AKTUALISASI IMAN, TAKDIR, DAN KESALEHAN DI MASA ISLAM AWAL
title_fullStr KEYAKINAN SEBELUM ILMU KALAM: AKTUALISASI IMAN, TAKDIR, DAN KESALEHAN DI MASA ISLAM AWAL
title_full_unstemmed KEYAKINAN SEBELUM ILMU KALAM: AKTUALISASI IMAN, TAKDIR, DAN KESALEHAN DI MASA ISLAM AWAL
title_short KEYAKINAN SEBELUM ILMU KALAM: AKTUALISASI IMAN, TAKDIR, DAN KESALEHAN DI MASA ISLAM AWAL
title_sort keyakinan sebelum ilmu kalam aktualisasi iman takdir dan kesalehan di masa islam awal
topic iman
kesalehan
takdir
kontroversi
kalam
url http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/khazanah/article/view/4880
work_keys_str_mv AT mohammadyunusmasrukhin keyakinansebelumilmukalamaktualisasiimantakdirdankesalehandimasaislamawal