SPIRITUALITAS MURIA: AKOMODASI TRADISI DAN WISATA
Tradition of “nyekar” which is very familiar among Javanese society, especially in the grave yard Muria Kudus Central Java. This research revealed that most of the visitor of the grave are for getting tabarrukan , some kind safety and ease in any effort in their life, mastering any knowledge, and li...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Walisongo State Islamic University
2012-12-01
|
Series: | Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/view/207 |
_version_ | 1817970890157064192 |
---|---|
author | Ahmad Falah |
author_facet | Ahmad Falah |
author_sort | Ahmad Falah |
collection | DOAJ |
description | Tradition of “nyekar” which is very familiar among Javanese society, especially in the grave yard Muria Kudus Central Java. This research revealed that most of the visitor of the grave are for getting tabarrukan , some kind safety and ease in any effort in their life, mastering any knowledge, and linuwih, getting for healing from any desease, and asking for blessing for their descendants. The visit to the grave impacted much to the society living, both economically and socially. In the perspective of economy, more than 1.500 force workers depended much the existence of Muria. The other impact are the local solidarity, social competition, and job opportunity, that resulted in the growth of pragmatism among Muria society members.
***
Tradisi “nyekar” sangat dikenal oleh orang Jawa, khususnya di makam Muria Kudus Jawa Tengah. Penelitian ini mengungkap bahwa kebanyakan peziarah makam ini bertujuan untuk mendapatkan keberkahan (tabarrukan), keamanan dan kemudahan dalam hidup, menguasai ilmu linuwih, disembuhkan dari penyakit, dan mengharapkan kebaikan dari nenek moyang. Kunjungan mereka ke makam itu memberikan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial. Dalam perspektif ekonomi, lebih dari 1.500 tenaga kerja tergantung pada keberadaan makam Muria. Dampak yang lain adalah slidaritas setempat, kompetisi sosial, dan kesempatan kerja yang mengakibatkan munculnya tumbuhnya pragmatisme di kalangan anggota masyarakat Muria. |
first_indexed | 2024-04-13T20:39:39Z |
format | Article |
id | doaj.art-46a023805bee4411bb965b32e023e4cd |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 0852-7172 2461-064X |
language | English |
last_indexed | 2024-04-13T20:39:39Z |
publishDate | 2012-12-01 |
publisher | Walisongo State Islamic University |
record_format | Article |
series | Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan |
spelling | doaj.art-46a023805bee4411bb965b32e023e4cd2022-12-22T02:30:54ZengWalisongo State Islamic UniversityWalisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan0852-71722461-064X2012-12-0120242945210.21580/ws.2012.20.2.207212SPIRITUALITAS MURIA: AKOMODASI TRADISI DAN WISATAAhmad Falah0STAIN KudusTradition of “nyekar” which is very familiar among Javanese society, especially in the grave yard Muria Kudus Central Java. This research revealed that most of the visitor of the grave are for getting tabarrukan , some kind safety and ease in any effort in their life, mastering any knowledge, and linuwih, getting for healing from any desease, and asking for blessing for their descendants. The visit to the grave impacted much to the society living, both economically and socially. In the perspective of economy, more than 1.500 force workers depended much the existence of Muria. The other impact are the local solidarity, social competition, and job opportunity, that resulted in the growth of pragmatism among Muria society members. *** Tradisi “nyekar” sangat dikenal oleh orang Jawa, khususnya di makam Muria Kudus Jawa Tengah. Penelitian ini mengungkap bahwa kebanyakan peziarah makam ini bertujuan untuk mendapatkan keberkahan (tabarrukan), keamanan dan kemudahan dalam hidup, menguasai ilmu linuwih, disembuhkan dari penyakit, dan mengharapkan kebaikan dari nenek moyang. Kunjungan mereka ke makam itu memberikan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial. Dalam perspektif ekonomi, lebih dari 1.500 tenaga kerja tergantung pada keberadaan makam Muria. Dampak yang lain adalah slidaritas setempat, kompetisi sosial, dan kesempatan kerja yang mengakibatkan munculnya tumbuhnya pragmatisme di kalangan anggota masyarakat Muria.http://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/view/207Murianyekartabarrukanmakamblessing |
spellingShingle | Ahmad Falah SPIRITUALITAS MURIA: AKOMODASI TRADISI DAN WISATA Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Muria nyekar tabarrukan makam blessing |
title | SPIRITUALITAS MURIA: AKOMODASI TRADISI DAN WISATA |
title_full | SPIRITUALITAS MURIA: AKOMODASI TRADISI DAN WISATA |
title_fullStr | SPIRITUALITAS MURIA: AKOMODASI TRADISI DAN WISATA |
title_full_unstemmed | SPIRITUALITAS MURIA: AKOMODASI TRADISI DAN WISATA |
title_short | SPIRITUALITAS MURIA: AKOMODASI TRADISI DAN WISATA |
title_sort | spiritualitas muria akomodasi tradisi dan wisata |
topic | Muria nyekar tabarrukan makam blessing |
url | http://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/view/207 |
work_keys_str_mv | AT ahmadfalah spiritualitasmuriaakomodasitradisidanwisata |