Summary: | Kehamilan berhubungan dengan perubahan spesifisitas pada reseptor antibodi thyroid stimulating hormone (TSH). Pada kehamilan, reseptor antibodi TSH yang semula distimulasi berubah menjadi penghambatan. Perubahan aktivitas reseptor ini menyebabkan terjadinya peningkatan hormon tiroid selama kehamilan. Kondisi hipertiroid dalam kehamilan yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia berat pada maternal. Kondisi ini dapat lebih diperburuk dengan adanya riwayat hipertensi. Laporan kasus ini melaporkan seorang pasien perempuan usia 24 tahun yang didiagnosis dengan kasus suspek pneumonia COVID-19, hipertensi kronik superimposed preeklamsia, serta hipertiroid jangka panjang yang sudah mendapatkan pengobatan. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 128/65 mmHg, nadi 129 kali/menit, dan SpO2 96% menggunakan non rebreathing mask (NRBM) 10 liter per menit. Tidak ditemukan tanda maupun gejala yang mengarah kepada penyakit Grave ataupun thyroid storm namun evaluasi dengan skala Burch and Wartofsky’s didapatkan total skor 25 yang mengindikasikan bahwa pasien dalam keadaan impending thyroid storm. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil T3 0,86; FT4 1,73; dan TSH < 0,01. Pasien mendapatkan terapi tyrozol, lugol, propanolol, hidrokortison, serta magnesium sulfat. Persalinan dilakukan dengan prosedur seksio sesarea dimana teknik anestesi yang digunakan adalah combine spinal epidural menggunakan bupivakain 0,5% 15 mg. Manajemen anestesi yang tepat dalam kehamilan dengan hipertensi kronik superimposed preeklamsia dan hipertiroid menjadi penting karena ditujukan untuk mencegah terjadinya eklamsia dan thyroid storm yang dapat meningkatkan risiko perburukan kondisi pada pasien
|