KONSTRUKSI IDENTITAS DALAM SASTRA TERJEMAHAN EROPA ERA 1900-1930 DAN REAKSINYA DALAM SASTRA INDONESIA

Sastra Indonesia masa 1900-1930 tidak terlepas dari reaksi atas sastra terjemahan Eropa. Reaksi itu diasumsikan sebagai wujud perlawanan kultural atas konstruksi identitas keindonesiaan atau masyarakat terjajah. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi dari konstruksiidentitas dalam sastr...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Albertus Prasojo, Dwi Susanto
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Gadjah Mada 2016-04-01
Series:Humaniora
Subjects:
Online Access:https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/10588
Description
Summary:Sastra Indonesia masa 1900-1930 tidak terlepas dari reaksi atas sastra terjemahan Eropa. Reaksi itu diasumsikan sebagai wujud perlawanan kultural atas konstruksi identitas keindonesiaan atau masyarakat terjajah. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi dari konstruksiidentitas dalam sastra terjemahan Eropa dan reaksinya dalam sastra Indonesia. Teks yang digunakan adalah Robinson Crusoe karya Daniel Defoe, Salah Asoehan (1928) karya Abdul Moeis, dan Nona Tjoe Joe (1922) karya Tio Ie Soei. Dengan menggunakan sudut pandang pascakolonial, strategi dan reaksi terhadap konstruksi identitas itu diwujudkan dalam beberapa hal. Pertama, Robinson Crusoe menawarkan identitas manusia super, terlepas dari lingkungan dan membawa kebudayaannya sebagai kekuatan, menguasai dan mengkontrol lingkungan dan mempertunjukan nafsu kolonial. Kedua, Salah Asoehan (1928) menolak konstruksi identitas tersebut dengan menghadirkan manusia yang tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan, adat, tradisi, dan asal usulnya. Sementara itu, Nona Tjoe Joe (1922) merepresentasikan identitas yang ambigu, terpecah, dan berada di antara dua pilihan: Barat dan Timur.
ISSN:0852-0801
2302-9269