PERUBAHAN STRATEGI BERTAHAN HIDUP WANITA KEPALA RUMAH TANGGA DI AMSA KRISIS (STUDI KASUS KECAMATAN UMBULHARJO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi wanita kepala rumah tangga (WKRT) dan strategi yang diterapkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup rumah tangganya pada saat terjadi krisis terutama pada daerah pinggiran kota dan daerah perkotaan di Kecamatan Umbulharjo. D...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Rika Harini, Umi Listyaningsih
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Gadjah Mada 2016-10-01
Series:Majalah Geografi Indonesia
Subjects:
Online Access:https://jurnal.ugm.ac.id/mgi/article/view/13205
Description
Summary:ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi wanita kepala rumah tangga (WKRT) dan strategi yang diterapkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup rumah tangganya pada saat terjadi krisis terutama pada daerah pinggiran kota dan daerah perkotaan di Kecamatan Umbulharjo. Daerah perkotaan diwakili oleh Kelurahan Muja-Muju, Semaki, Tahunan, dan Warungboto, sedangkan pinggiran kota diwakili oleh Kelurahan Pandeyan dan Giwangan dengan pertimbangan wilayah yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan menggunakan kuesioner sebagai alat abntu dalam pengumpulan data primer. Jumlah responden ditentukan secara quota dan dipilih secara acak yaitu 100 orang untuk daerah pinggiran kota dan 100 orang daerah perkotaan. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik di daerah pinggiran maupun perkotaan umur WKRT rata-rata 60 tahun dan sebagian besar ditinggal mati oleh suami. Berdasarkan kondisi sosial ekonomi yang diperoleh secara kompasit subyektif maupun obyektif untuk daerah perkotaan termasuk sedang dan untuk di daerah pinggiran kota termasuk rendah. Strategi yang dilakukan oleh wanita kepala rumah tangga pada saat krisis maupun setelah krisis sebagian besar hamper sama atau sedikit terjadi perubahan. Alasan yang mereka kemukakan mengenai suatu strategi yang diterapkan sama adalah usia yang sudha tua, keterbatasan modal, tidak mempunyai ketrampilan lain dan yang paling utama karena mereka takut rugi karena banyak saingannya. Masyarakat di perkotaan banyak mengembangkan usaha buka warung sedangkan di daerah pinggiran kota usaha wiraswasta yaitu usaha kost, menjahit, buka salon, mendirikan wartel, dan menjadi tukang pijat. Beberapa wanita kepala rumah tangga di daerah pinggiran kota maupun daerah perkotaan juga menggantungkan bantuan keluarga dan juga dari pihak lain. Pengaruh krisis terhadap kehidupan sangat dirasakan oleh wanita kepala rumah tangga terutama dalam sektor industri. Pada saat krisis banyak wanita kepala rumah tangga yang tidak bias meneruskan usahanya (berwiraswasta), dan lebih baik berdiam diri tanpa melakukan kegiatan ekonomi apa pun. Hal ini menggambarkan ketidakberdayaan dan rentannya ekonomi WKRT, dengan krisis telah melumpuhkan sendi ekonomi rumah tangga, dan karena keterbatasannya tidak mampu lagi mengembangkan usaha yang lain.
ISSN:0215-1790
2540-945X