Penggunaan Kata “Jancuk” Sebagai Ekspresi Budaya dalam Perilaku Komunikasi Arek di Kampung Kota Surabaya

The term “jancuk” is part of the dialect of Surabaya people. For Surabaya people known as “Arek Suroboyo” who lives in the neighborhood of kampung kota (the urban village), “jancuk” is the most common word that is used as an expressive language in daily life. However for some people, the word “jancu...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Sugeng Sriyanto, Akhmad Fauzie
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Negeri Surabaya 2017-02-01
Series:Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Subjects:
Online Access:https://journal.unesa.ac.id/index.php/jptt/article/view/1679
_version_ 1817986808253775872
author Sugeng Sriyanto
Akhmad Fauzie
author_facet Sugeng Sriyanto
Akhmad Fauzie
author_sort Sugeng Sriyanto
collection DOAJ
description The term “jancuk” is part of the dialect of Surabaya people. For Surabaya people known as “Arek Suroboyo” who lives in the neighborhood of kampung kota (the urban village), “jancuk” is the most common word that is used as an expressive language in daily life. However for some people, the word “jancuk” has a negative connotation. This ethnographic study explore how “jancuk” is used and understood by people living in kampung Surabaya who use it as daily communication. Data collected using in-depth interviews and analyzed using three stages of analysis technique suggested by Miles and Huberman: reduction, display, and verification. The result shows that the use of “jancuk” is the common expression in communication which is used because the influence of the social character and the strong internalization of “Arek” culture. “Arek” culture is characterized by its spontaneous, open, and egalitarian values. The use of “jancuk” emphasizes the form of interaction or pragmatic language functions rather than its semantic meaning. In general, the word “jancuk” is used by people who live in urban villages in Surabaya to express their emotion both positive and negative sides. While “jancuk” can be used to express anger, most participants used in friendship circle. People who use the word tend to be viewed as friendly and sociable. Abstrak: Bagi Arek Suroboyo yang tinggal di lingkungan kampung, kata “jancuk” digunakan sebagai sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan sehari-hari. Peneltian etnografi ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana kata “jancuk” dimaknai oleh orang-orang yang menggunakannnya yang tinggal di kampung Surabaya. Data dikumpulkan melalui wawancara secara mendalam dan dianalisis menggunakan teknik reduksi, display, dan verifikasi yang disarankan Miles and Huberman. Hasil analisis menunjukkan  penggunaan kata jancuk dalam perilaku komunikasi merupakan ekspresi yang dipengaruhi oleh karakter dan kuatnya internalisasi budaya “Arek”. Budaya “Arek” ditandai oleh spontanitas, keterbukaan, dan egalitarianisme. Penggunaan kata jancuk lebih menekankan pada bentuk fungsi interaksi atau prakmatik bahasa dari pada makna semantiknya. Kata ini sering diucapkan oleh orang kampung Surabaya untuk mengekspresikan emosi positif maupun negatif. Menjadi negatif ketika kata ini digunakan sebagai ekspresi kemarahan yang ditujukan pada orang lain. Pada sisi positif dalam sebuah interaksi persahabatan, orang yang menggunakan kata ini  dianggap  memiliki karakteristik sebagai orang yang ramah dan suka bergaul.
first_indexed 2024-04-14T00:14:11Z
format Article
id doaj.art-4e288e5358244659b565636d60b84a52
institution Directory Open Access Journal
issn 2087-1708
2597-9035
language English
last_indexed 2024-04-14T00:14:11Z
publishDate 2017-02-01
publisher Universitas Negeri Surabaya
record_format Article
series Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
spelling doaj.art-4e288e5358244659b565636d60b84a522022-12-22T02:23:11ZengUniversitas Negeri SurabayaJurnal Psikologi Teori dan Terapan2087-17082597-90352017-02-01728810210.26740/jptt.v7n2.p88-1021130Penggunaan Kata “Jancuk” Sebagai Ekspresi Budaya dalam Perilaku Komunikasi Arek di Kampung Kota SurabayaSugeng Sriyanto0Akhmad Fauzie1Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 SurabayaFakultas Psikologi Universitas Hang Tuah, SurabayaThe term “jancuk” is part of the dialect of Surabaya people. For Surabaya people known as “Arek Suroboyo” who lives in the neighborhood of kampung kota (the urban village), “jancuk” is the most common word that is used as an expressive language in daily life. However for some people, the word “jancuk” has a negative connotation. This ethnographic study explore how “jancuk” is used and understood by people living in kampung Surabaya who use it as daily communication. Data collected using in-depth interviews and analyzed using three stages of analysis technique suggested by Miles and Huberman: reduction, display, and verification. The result shows that the use of “jancuk” is the common expression in communication which is used because the influence of the social character and the strong internalization of “Arek” culture. “Arek” culture is characterized by its spontaneous, open, and egalitarian values. The use of “jancuk” emphasizes the form of interaction or pragmatic language functions rather than its semantic meaning. In general, the word “jancuk” is used by people who live in urban villages in Surabaya to express their emotion both positive and negative sides. While “jancuk” can be used to express anger, most participants used in friendship circle. People who use the word tend to be viewed as friendly and sociable. Abstrak: Bagi Arek Suroboyo yang tinggal di lingkungan kampung, kata “jancuk” digunakan sebagai sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan sehari-hari. Peneltian etnografi ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana kata “jancuk” dimaknai oleh orang-orang yang menggunakannnya yang tinggal di kampung Surabaya. Data dikumpulkan melalui wawancara secara mendalam dan dianalisis menggunakan teknik reduksi, display, dan verifikasi yang disarankan Miles and Huberman. Hasil analisis menunjukkan  penggunaan kata jancuk dalam perilaku komunikasi merupakan ekspresi yang dipengaruhi oleh karakter dan kuatnya internalisasi budaya “Arek”. Budaya “Arek” ditandai oleh spontanitas, keterbukaan, dan egalitarianisme. Penggunaan kata jancuk lebih menekankan pada bentuk fungsi interaksi atau prakmatik bahasa dari pada makna semantiknya. Kata ini sering diucapkan oleh orang kampung Surabaya untuk mengekspresikan emosi positif maupun negatif. Menjadi negatif ketika kata ini digunakan sebagai ekspresi kemarahan yang ditujukan pada orang lain. Pada sisi positif dalam sebuah interaksi persahabatan, orang yang menggunakan kata ini  dianggap  memiliki karakteristik sebagai orang yang ramah dan suka bergaul.https://journal.unesa.ac.id/index.php/jptt/article/view/1679Jancukperilaku komunikasibudaya Arekkomunitas kampung
spellingShingle Sugeng Sriyanto
Akhmad Fauzie
Penggunaan Kata “Jancuk” Sebagai Ekspresi Budaya dalam Perilaku Komunikasi Arek di Kampung Kota Surabaya
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Jancuk
perilaku komunikasi
budaya Arek
komunitas kampung
title Penggunaan Kata “Jancuk” Sebagai Ekspresi Budaya dalam Perilaku Komunikasi Arek di Kampung Kota Surabaya
title_full Penggunaan Kata “Jancuk” Sebagai Ekspresi Budaya dalam Perilaku Komunikasi Arek di Kampung Kota Surabaya
title_fullStr Penggunaan Kata “Jancuk” Sebagai Ekspresi Budaya dalam Perilaku Komunikasi Arek di Kampung Kota Surabaya
title_full_unstemmed Penggunaan Kata “Jancuk” Sebagai Ekspresi Budaya dalam Perilaku Komunikasi Arek di Kampung Kota Surabaya
title_short Penggunaan Kata “Jancuk” Sebagai Ekspresi Budaya dalam Perilaku Komunikasi Arek di Kampung Kota Surabaya
title_sort penggunaan kata jancuk sebagai ekspresi budaya dalam perilaku komunikasi arek di kampung kota surabaya
topic Jancuk
perilaku komunikasi
budaya Arek
komunitas kampung
url https://journal.unesa.ac.id/index.php/jptt/article/view/1679
work_keys_str_mv AT sugengsriyanto penggunaankatajancuksebagaiekspresibudayadalamperilakukomunikasiarekdikampungkotasurabaya
AT akhmadfauzie penggunaankatajancuksebagaiekspresibudayadalamperilakukomunikasiarekdikampungkotasurabaya