Summary: | Serangan cyber yang semakin meningkat menjadikan persoalan bagi penyedia layanan jasa internet. Contoh jenis serangan cyber yang digunakan adalah dengan teknik serangan DDoS dan Brute Force. Perangkat jaringan seperti Mikrotik pun bisa menjadi target dari serangan. Upaya mencegah serangan diperlukan dengan suatu sistem keamanan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menganalisis performasi dan kinerja dari Mikrotik apabila terjadi serangan. Hasil Pengujian, serangan DDos sebanyak 171847 serangan ke port 80 terpantau CPU Mikrotik sebesar 96,81% dan pada webserver sebesar 16,61%. Perangkat Mikrotik yang telah terkena serangan DDoS sudah tidak dapat lagi beroperasi secara normal. Namun saat skenario serangan Brute Force, terpantu normal 4,76% pada CPU Mikrotik karena port forwarding telah meneruskan paket serangan ke server Honeypot. Kesimpulan dari penelitian ini serangan DDoS dan Brute Force mengakibatkan peningkatan beban kinerja CPU baik pada Mikrotik maupun pada server Honeypot.
|