PENGARUH MEGALITIK DI SITUS-SITUS PERTAHANAN TRADISIONAL MASA KOLONIAL AWAL DI MALUKU

This study was conducted at three sites; Bukit Amaiha, Bukit Wawani, and Bukit Kapahaha. These sites had correlation in settlement, traditional defense and megalithic sites. The result shows that the dolmen is a product of megalithic culture found on traditional defense sites on the island of Ambon....

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Syahruddin Mansyur
Format: Article
Language:English
Published: Balai Arkeologi Yogyakarta 2016-11-01
Series:Berkala Arkeologi
Subjects:
Online Access:http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/237
_version_ 1811267688379449344
author Syahruddin Mansyur
author_facet Syahruddin Mansyur
author_sort Syahruddin Mansyur
collection DOAJ
description This study was conducted at three sites; Bukit Amaiha, Bukit Wawani, and Bukit Kapahaha. These sites had correlation in settlement, traditional defense and megalithic sites. The result shows that the dolmen is a product of megalithic culture found on traditional defense sites on the island of Ambon. The influence on megalithic culture on traditional defense sites caused by the strong megaliths concept in the early colonial period in Maluku. Megalithic concept in Bukit largest Amaiha related to people effort to maintain the social status of their leader. On the other hand, it also related to their effort to gain cosmological legitimacy between leaders and community at Bukit Wawani. Penelitian ini dilakukan di tiga situs yaitu; situs Bukit Amaiha, situs Bukit Wawani, dan situs Bukit Kapahaha. Ketiga situs inididuga memiliki korelasi antara situs pemukiman, situs pertahanan tradisional dan situs megalitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batu meja adalah produk budaya megalitik yang banyak ditemui di situs-situs pertahanan tradisional di wilayah Pulau Ambon dan sekitarnya. Pengaruh megalitik pada situs-situs pertahanan tradisional yang ada di wilayah ini adalahkarena masih kuatnya konsep megalitik pada masa kolonial awal di Maluku. Konsep megalitik di Situs Bukit Amaiha berkaitan dengan upaya untuk mempertahankan status sosial seorang pemimpin. Sementara itu, di situs Bukit Wawani berkaitan dengan upaya untuk memperoleh legitimasi kosmos antara pemimpin dan komunitasnya.
first_indexed 2024-04-12T21:07:05Z
format Article
id doaj.art-51af58ce68ee447ba3e61649f2e51fd6
institution Directory Open Access Journal
issn 0216-1419
2548-7132
language English
last_indexed 2024-04-12T21:07:05Z
publishDate 2016-11-01
publisher Balai Arkeologi Yogyakarta
record_format Article
series Berkala Arkeologi
spelling doaj.art-51af58ce68ee447ba3e61649f2e51fd62022-12-22T03:16:41ZengBalai Arkeologi YogyakartaBerkala Arkeologi0216-14192548-71322016-11-0136210.30883/jba.v36i2.237127PENGARUH MEGALITIK DI SITUS-SITUS PERTAHANAN TRADISIONAL MASA KOLONIAL AWAL DI MALUKUSyahruddin Mansyur0Balai Arkeologi AmbonThis study was conducted at three sites; Bukit Amaiha, Bukit Wawani, and Bukit Kapahaha. These sites had correlation in settlement, traditional defense and megalithic sites. The result shows that the dolmen is a product of megalithic culture found on traditional defense sites on the island of Ambon. The influence on megalithic culture on traditional defense sites caused by the strong megaliths concept in the early colonial period in Maluku. Megalithic concept in Bukit largest Amaiha related to people effort to maintain the social status of their leader. On the other hand, it also related to their effort to gain cosmological legitimacy between leaders and community at Bukit Wawani. Penelitian ini dilakukan di tiga situs yaitu; situs Bukit Amaiha, situs Bukit Wawani, dan situs Bukit Kapahaha. Ketiga situs inididuga memiliki korelasi antara situs pemukiman, situs pertahanan tradisional dan situs megalitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batu meja adalah produk budaya megalitik yang banyak ditemui di situs-situs pertahanan tradisional di wilayah Pulau Ambon dan sekitarnya. Pengaruh megalitik pada situs-situs pertahanan tradisional yang ada di wilayah ini adalahkarena masih kuatnya konsep megalitik pada masa kolonial awal di Maluku. Konsep megalitik di Situs Bukit Amaiha berkaitan dengan upaya untuk mempertahankan status sosial seorang pemimpin. Sementara itu, di situs Bukit Wawani berkaitan dengan upaya untuk memperoleh legitimasi kosmos antara pemimpin dan komunitasnya.http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/237MalukuMasa Kolonial AwalMegalitikBatu Meja
spellingShingle Syahruddin Mansyur
PENGARUH MEGALITIK DI SITUS-SITUS PERTAHANAN TRADISIONAL MASA KOLONIAL AWAL DI MALUKU
Berkala Arkeologi
Maluku
Masa Kolonial Awal
Megalitik
Batu Meja
title PENGARUH MEGALITIK DI SITUS-SITUS PERTAHANAN TRADISIONAL MASA KOLONIAL AWAL DI MALUKU
title_full PENGARUH MEGALITIK DI SITUS-SITUS PERTAHANAN TRADISIONAL MASA KOLONIAL AWAL DI MALUKU
title_fullStr PENGARUH MEGALITIK DI SITUS-SITUS PERTAHANAN TRADISIONAL MASA KOLONIAL AWAL DI MALUKU
title_full_unstemmed PENGARUH MEGALITIK DI SITUS-SITUS PERTAHANAN TRADISIONAL MASA KOLONIAL AWAL DI MALUKU
title_short PENGARUH MEGALITIK DI SITUS-SITUS PERTAHANAN TRADISIONAL MASA KOLONIAL AWAL DI MALUKU
title_sort pengaruh megalitik di situs situs pertahanan tradisional masa kolonial awal di maluku
topic Maluku
Masa Kolonial Awal
Megalitik
Batu Meja
url http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/237
work_keys_str_mv AT syahruddinmansyur pengaruhmegalitikdisitussituspertahanantradisionalmasakolonialawaldimaluku