Megalitik Di Situbondo Dan Pengaruh Hindu Di Jawa Timur

Menyimak kronologi perkembangan budaya megalitik di Situbondo terlihat bahwa paling tidak pada sekitar abad 5 (sesuai dengan pertanggalan karbon) bahkan ada kemungkinan jauh sebelumnya, bahwa tradisi megalitik telah mengakar dan terus berkembang jauh kemudian sampai abad ke 15 M atau mungkin lebih...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Bagyo Prasetyo
Format: Article
Language:English
Published: Balai Arkeologi Yogyakarta 1999-11-01
Series:Berkala Arkeologi
Subjects:
Online Access:https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/820
Description
Summary:Menyimak kronologi perkembangan budaya megalitik di Situbondo terlihat bahwa paling tidak pada sekitar abad 5 (sesuai dengan pertanggalan karbon) bahkan ada kemungkinan jauh sebelumnya, bahwa tradisi megalitik telah mengakar dan terus berkembang jauh kemudian sampai abad ke 15 M atau mungkin lebih setelah runtuhnya kerajaan dengan ciri Hindu (Majapahit) di wilayah Jawa Timur. Megalitik sebagai suatu tradisi dan kepercayaan asli bangsa Indonesia tampaknya tidak mudah digeser oleh pengaruh agama dari luar (asing). Pada umumnya pengaruh agama asing hanya melekat pada masyarakat dalam lingkungan istana atau masyarakat yang termasuk dalam jangkauan tampuk pemerintahan, sedangkan bagi masyarakat yang ada di luar tidak terpengaruh oleh unsur-unsur tersebut. Kalau diperhatikan secara seksama tampaknya masyarakat pendukung tradisi megalitik selalu membangun komunitas yang cukup luas.
ISSN:0216-1419
2548-7132