Dari Impor Hingga Ke Tangan Konsumen: Perdagangan Opium di Karesidenan Surabaya, 1870-1898

Opium is a narcotic that the Javanese people widely consumed in the 19th century. The high level of consumption of opium by the public raises concerns because of its detrimental effects if consumed in excess. This made the government exercise control over opium by trading it, which also provided in...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Rifda Salsabila, Aditya Nugroho Widiadi, Grace T. Leksana
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Hamzanwadi 2022-06-01
Series:Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan
Subjects:
Online Access:https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/fhs/article/view/5349
_version_ 1797199898650607616
author Rifda Salsabila
Aditya Nugroho Widiadi
Grace T. Leksana
author_facet Rifda Salsabila
Aditya Nugroho Widiadi
Grace T. Leksana
author_sort Rifda Salsabila
collection DOAJ
description Opium is a narcotic that the Javanese people widely consumed in the 19th century. The high level of consumption of opium by the public raises concerns because of its detrimental effects if consumed in excess. This made the government exercise control over opium by trading it, which also provided income for the Dutch East Indies government. One of the areas in the Dutch East Indies that had a high level of consumption of opium was the Residency of Surabaya. Therefore, this article analyzes how the opium trade took place in the Surabaya Residency from 1870 to 1898. During that period, the system used in the opium trade was the rental system (opium patch). In this study, the historical method consists of the stages of topic selection, heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of this study indicate that the opium circulating in the Residency of Surabaya from 1870 to 1898 experienced ups and downs because it was affected by several conditions, such as the change in the distribution system to tenants and the economic crisis of the 1880s. Even so, the opium trade in the Surabaya Residency has become a lucrative business for those involved. Opium merupakan salah satu jenis narkotika yang banyak dikonsumsi masyarakat Jawa pada abad ke-19. Tingginya tingkat konsumsi opium oleh masyarakat menimbulkan kekhawatiran karena efeknya yang merugikan jika dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini membuat pemerintah melakukan kontrol atas opium dengan memperdagangkannya, yang juga memberikan pemasukan bagi pemerintah Hindia Belanda. Salah satu daerah di Hindia Belanda yang memiliki tingkat konsumsi opium yang tinggi adalah Karesidenan Surabaya. Oleh karena itu, artikel ini menganalisis bagaimana perdagangan candu terjadi di Karesidenan Surabaya dari tahun 1870-1898. Pada masa itu, sistem yang digunakan dalam perdagangan candu adalah sistem sewa (patch candu). Dalam penelitian ini, metode sejarah terdiri dari tahapan pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa candu yang beredar di Karesidenan Surabaya dari tahun 1870 sampai 1898 mengalami pasang surut karena dipengaruhi oleh beberapa kondisi, seperti perubahan sistem distribusi ke penyewa dan krisis ekonomi tahun 1880-an. Meski begitu, perdagangan candu di Karesidenan Surabaya menjadi bisnis yang menggiurkan bagi mereka yang terlibat
first_indexed 2024-04-10T21:38:02Z
format Article
id doaj.art-5772203a86ac4b4ab758724ba8bbcf67
institution Directory Open Access Journal
issn 2549-5585
language English
last_indexed 2024-04-24T07:23:04Z
publishDate 2022-06-01
publisher Universitas Hamzanwadi
record_format Article
series Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan
spelling doaj.art-5772203a86ac4b4ab758724ba8bbcf672024-04-21T01:06:04ZengUniversitas HamzanwadiFajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan2549-55852022-06-016110.29408/fhs.v6i1.53492144Dari Impor Hingga Ke Tangan Konsumen: Perdagangan Opium di Karesidenan Surabaya, 1870-1898Rifda Salsabila0Aditya Nugroho Widiadi1Grace T. Leksana2Universitas Negeri MalangUniversitas Negeri MalangUniversitas Negeri Malang Opium is a narcotic that the Javanese people widely consumed in the 19th century. The high level of consumption of opium by the public raises concerns because of its detrimental effects if consumed in excess. This made the government exercise control over opium by trading it, which also provided income for the Dutch East Indies government. One of the areas in the Dutch East Indies that had a high level of consumption of opium was the Residency of Surabaya. Therefore, this article analyzes how the opium trade took place in the Surabaya Residency from 1870 to 1898. During that period, the system used in the opium trade was the rental system (opium patch). In this study, the historical method consists of the stages of topic selection, heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of this study indicate that the opium circulating in the Residency of Surabaya from 1870 to 1898 experienced ups and downs because it was affected by several conditions, such as the change in the distribution system to tenants and the economic crisis of the 1880s. Even so, the opium trade in the Surabaya Residency has become a lucrative business for those involved. Opium merupakan salah satu jenis narkotika yang banyak dikonsumsi masyarakat Jawa pada abad ke-19. Tingginya tingkat konsumsi opium oleh masyarakat menimbulkan kekhawatiran karena efeknya yang merugikan jika dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini membuat pemerintah melakukan kontrol atas opium dengan memperdagangkannya, yang juga memberikan pemasukan bagi pemerintah Hindia Belanda. Salah satu daerah di Hindia Belanda yang memiliki tingkat konsumsi opium yang tinggi adalah Karesidenan Surabaya. Oleh karena itu, artikel ini menganalisis bagaimana perdagangan candu terjadi di Karesidenan Surabaya dari tahun 1870-1898. Pada masa itu, sistem yang digunakan dalam perdagangan candu adalah sistem sewa (patch candu). Dalam penelitian ini, metode sejarah terdiri dari tahapan pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa candu yang beredar di Karesidenan Surabaya dari tahun 1870 sampai 1898 mengalami pasang surut karena dipengaruhi oleh beberapa kondisi, seperti perubahan sistem distribusi ke penyewa dan krisis ekonomi tahun 1880-an. Meski begitu, perdagangan candu di Karesidenan Surabaya menjadi bisnis yang menggiurkan bagi mereka yang terlibathttps://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/fhs/article/view/5349colonial economycolonialismResidency of Surabayathe opium trade
spellingShingle Rifda Salsabila
Aditya Nugroho Widiadi
Grace T. Leksana
Dari Impor Hingga Ke Tangan Konsumen: Perdagangan Opium di Karesidenan Surabaya, 1870-1898
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan
colonial economy
colonialism
Residency of Surabaya
the opium trade
title Dari Impor Hingga Ke Tangan Konsumen: Perdagangan Opium di Karesidenan Surabaya, 1870-1898
title_full Dari Impor Hingga Ke Tangan Konsumen: Perdagangan Opium di Karesidenan Surabaya, 1870-1898
title_fullStr Dari Impor Hingga Ke Tangan Konsumen: Perdagangan Opium di Karesidenan Surabaya, 1870-1898
title_full_unstemmed Dari Impor Hingga Ke Tangan Konsumen: Perdagangan Opium di Karesidenan Surabaya, 1870-1898
title_short Dari Impor Hingga Ke Tangan Konsumen: Perdagangan Opium di Karesidenan Surabaya, 1870-1898
title_sort dari impor hingga ke tangan konsumen perdagangan opium di karesidenan surabaya 1870 1898
topic colonial economy
colonialism
Residency of Surabaya
the opium trade
url https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/fhs/article/view/5349
work_keys_str_mv AT rifdasalsabila dariimporhinggaketangankonsumenperdaganganopiumdikaresidenansurabaya18701898
AT adityanugrohowidiadi dariimporhinggaketangankonsumenperdaganganopiumdikaresidenansurabaya18701898
AT gracetleksana dariimporhinggaketangankonsumenperdaganganopiumdikaresidenansurabaya18701898