Pengelolaan Anestesi untuk Bedah Laparoskopik dengan Emfisema Subkutis Intraoperatif

Laparoskopi telah berkembang dari prosedur bedah ginekologis terbatas yang hanya digunakan untuk diagnosis dan ligasi tuba menjadi alat bedah utama yang digunakan untuk banyak indikasi ginekologis. Emfisema subkutis adalah komplikasi dari bedah laparoskopik. Studi ini membahas pengelolaan anestesi...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: RTH Supraptomo
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC) 2021-09-01
Series:Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
Subjects:
Online Access:https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/73
_version_ 1797859753802596352
author RTH Supraptomo
author_facet RTH Supraptomo
author_sort RTH Supraptomo
collection DOAJ
description Laparoskopi telah berkembang dari prosedur bedah ginekologis terbatas yang hanya digunakan untuk diagnosis dan ligasi tuba menjadi alat bedah utama yang digunakan untuk banyak indikasi ginekologis. Emfisema subkutis adalah komplikasi dari bedah laparoskopik. Studi ini membahas pengelolaan anestesi untuk bedah laparoskopik dengan emfisema subkutis. Seorang wanita 37 tahun dengan adenomiosis dan kista coklat sinistra dengan rencana operasi reseksi adenomiosis dan kistektomi perlaparoskopi dengan status fisik ASA II Plan general anesthesia endotracheal tube (GAET). Operasi dilakukan tanggal 15 Oktober 2018, dengan durante operasi 5 jam. Saat infraoperatif, emfisema subkutis ditemukan dari diafragma hingga thorax. Emfisema subkutis dicurigai disebabkan karena terjadi penurunan kondisi pasien menjadi head down extreme (Trendelenburg position), dan insuflasi CO2 yang cukup ekstrim hingga 15–20 mmHg. Faktor tambahan lain juga disebabkan oleh banyaknya jaringan adiposa (IMT 32 kg/m2) sehingga menyulitkan operator untuk visualisasi pada lapang operasi. Pemantauan yang ketat selama durante operasi dan kepiawaian ahli anestesi dalam mendiagnosis serta melakukan intervensi respirasi merupakan hal yang krusial dalam mengendalikan kondisi emfisema subkutis agar tidak bertambah komplikasinya
first_indexed 2024-04-09T21:34:40Z
format Article
id doaj.art-587bb09e6487440ba626b7942d8b499f
institution Directory Open Access Journal
issn 2615-370X
language Indonesian
last_indexed 2024-04-09T21:34:40Z
publishDate 2021-09-01
publisher Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)
record_format Article
series Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
spelling doaj.art-587bb09e6487440ba626b7942d8b499f2023-03-27T02:34:29ZindIndonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia2615-370X2021-09-014210.47507/obstetri.v4i2.73Pengelolaan Anestesi untuk Bedah Laparoskopik dengan Emfisema Subkutis IntraoperatifRTH Supraptomo Laparoskopi telah berkembang dari prosedur bedah ginekologis terbatas yang hanya digunakan untuk diagnosis dan ligasi tuba menjadi alat bedah utama yang digunakan untuk banyak indikasi ginekologis. Emfisema subkutis adalah komplikasi dari bedah laparoskopik. Studi ini membahas pengelolaan anestesi untuk bedah laparoskopik dengan emfisema subkutis. Seorang wanita 37 tahun dengan adenomiosis dan kista coklat sinistra dengan rencana operasi reseksi adenomiosis dan kistektomi perlaparoskopi dengan status fisik ASA II Plan general anesthesia endotracheal tube (GAET). Operasi dilakukan tanggal 15 Oktober 2018, dengan durante operasi 5 jam. Saat infraoperatif, emfisema subkutis ditemukan dari diafragma hingga thorax. Emfisema subkutis dicurigai disebabkan karena terjadi penurunan kondisi pasien menjadi head down extreme (Trendelenburg position), dan insuflasi CO2 yang cukup ekstrim hingga 15–20 mmHg. Faktor tambahan lain juga disebabkan oleh banyaknya jaringan adiposa (IMT 32 kg/m2) sehingga menyulitkan operator untuk visualisasi pada lapang operasi. Pemantauan yang ketat selama durante operasi dan kepiawaian ahli anestesi dalam mendiagnosis serta melakukan intervensi respirasi merupakan hal yang krusial dalam mengendalikan kondisi emfisema subkutis agar tidak bertambah komplikasinya https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/73Emfisema subkutislaparoskopianestesi umum
spellingShingle RTH Supraptomo
Pengelolaan Anestesi untuk Bedah Laparoskopik dengan Emfisema Subkutis Intraoperatif
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
Emfisema subkutis
laparoskopi
anestesi umum
title Pengelolaan Anestesi untuk Bedah Laparoskopik dengan Emfisema Subkutis Intraoperatif
title_full Pengelolaan Anestesi untuk Bedah Laparoskopik dengan Emfisema Subkutis Intraoperatif
title_fullStr Pengelolaan Anestesi untuk Bedah Laparoskopik dengan Emfisema Subkutis Intraoperatif
title_full_unstemmed Pengelolaan Anestesi untuk Bedah Laparoskopik dengan Emfisema Subkutis Intraoperatif
title_short Pengelolaan Anestesi untuk Bedah Laparoskopik dengan Emfisema Subkutis Intraoperatif
title_sort pengelolaan anestesi untuk bedah laparoskopik dengan emfisema subkutis intraoperatif
topic Emfisema subkutis
laparoskopi
anestesi umum
url https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/73
work_keys_str_mv AT rthsupraptomo pengelolaananestesiuntukbedahlaparoskopikdenganemfisemasubkutisintraoperatif