GABUNGAN SLT-DCT UNTUK STEGANOGRAFI PENGAMANAN DATA GAMBAR PENYAKIT
<p><em>Makalah ini mengusulkan metode steganografi untuk mengamankan data gambar penyakit. Data gambar penyakit yang digunakan sebagai gambar induk merupakan hasil CT-Scan dan endokopi, yaitu brain.jpg dan endoscopic.jpg. dalam makalah ini, SLT dan DCT dipilih sebagai algoritma dalam pen...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas Dian Nuswantoro
2014-08-01
|
Series: | Techno.Com |
Online Access: | http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/technoc/article/view/540 |
Summary: | <p><em>Makalah ini mengusulkan metode steganografi untuk mengamankan data gambar penyakit. Data gambar penyakit yang digunakan sebagai gambar induk merupakan hasil CT-Scan dan endokopi, yaitu brain.jpg dan endoscopic.jpg. dalam makalah ini, SLT dan DCT dipilih sebagai algoritma dalam pengamanan data gambar penyakit. DCT diketahui mempunyai kapasitas kompresi gambar yang lebih baik dibanding dengan DWT, sedangkan SLT merupakan pengembangan dari DWT. SLT mempunyai waktu tempuh yang lebih baik dibanding DWT dan mempunyai pemadatan energy lebih baik dari DCT, sehingga SLT dinilai dapat menutup kelemahan DCT dan gabungan dari SLT-DCT dapat menghasilkan nilai PNSR lebih tinggi dibanding DWT atau DWT-DCT. Hasil eksperimen telah membuktikan bahwa SLT-DCT menghasilkan imperceptibility yang baik sehingga tidak dapat dibedakan dengan gambar aslinya secara kasat mata dengan batas standar yaitu 30dB. Hal ini dibuktikan dengan perolehan PSNR dari kedua gambar penyakit yang digunakan yaitu brain.jpg 30,7012 dB dan endoscopic,jpg 32,6842 dB.</em></p> <p><em> </em></p> <strong><em>Kata Kunci: </em></strong><em>Steganografi, Discrete Wavelet Transform, Discrete Cosine Transform, Slantlet Transform, Peak Signal to Noise Ratio.</em> |
---|---|
ISSN: | 1412-2693 2356-2579 |