ANEKA PERPADUAN LEKSIKAL SEBAGAI PENANDA KOHESI ANTARKALIMAT DALAM WACANA BAHASA BALI
Secara umum, penelitian ini bertujuan mengungkap aneka perpaduan leksikal sebagai penanda kohesi antarkalimat dalam wacana bahasa Bali. Secara khusus, penelitian ini bertujuan memecahkan masalah aneka perpaduan leksikal apa saja sebagai penanda kohesi antarkalimat dalam wacana bahasa Bali. Teori yan...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Balai Bahasa Bali
2017-11-01
|
Series: | Aksara |
Subjects: | |
Online Access: | http://aksara.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/aksara/article/view/139 |
_version_ | 1818107452569157632 |
---|---|
author | Ni Luh Komang Candrawati |
author_facet | Ni Luh Komang Candrawati |
author_sort | Ni Luh Komang Candrawati |
collection | DOAJ |
description | Secara umum, penelitian ini bertujuan mengungkap aneka perpaduan leksikal sebagai penanda kohesi antarkalimat dalam wacana bahasa Bali. Secara khusus, penelitian ini bertujuan memecahkan masalah aneka perpaduan leksikal apa saja sebagai penanda kohesi antarkalimat dalam wacana bahasa Bali. Teori yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini adalah teori kohesi yang dikembangkan oleh M.A.K. Halliday dan R. Hasan. Buah pikiran mereka tertuang dalam sebuah buku berjudul Cohesion in English (1976). Beberapa konsep dasar yang dapat dipetik dari teori tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut. Disebutkan kohesi adalah alat bahasa untuk menyatakan adanya kepaduan di dalam sebuah wacana, dan wacana merupakan tataran di atas kalimat. Halliday dan Hasan (1976:1) mengemukakan bahwa teks adalah pemakaian bahasa baik lisan maupun tulisan, dalam bentuk prosa maupun puisi, dalam bentuk dialog maupun monolog, yang membentuk satu kesatuan gagasan. Teks inilah yang sering disebut dengan wacana. Kohesi muncul jika penafsiran unsur tertentu di dalam sebuah teks tergantung pada penafsiran unsur yang lain di dalam teks yang sama. Penelitian ini bermaksud membahas penanda hubungan leksikal. Dalam penelitian ini, dipaparkan sekadar pengertian dari aneka perpaduan leksikal disertai dengan beberapa contohnya. Pembicaraan aneka perpaduan leksikal itu meliputi: (1) repetisi, (2) sinonim, (3) kata generik, (4) kolokasi, dan (5) superordinat. |
first_indexed | 2024-12-11T01:59:41Z |
format | Article |
id | doaj.art-5c9815d0a1ca46ceb81df0b21d51dcc5 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 0854-3283 2580-0353 |
language | English |
last_indexed | 2024-12-11T01:59:41Z |
publishDate | 2017-11-01 |
publisher | Balai Bahasa Bali |
record_format | Article |
series | Aksara |
spelling | doaj.art-5c9815d0a1ca46ceb81df0b21d51dcc52022-12-22T01:24:32ZengBalai Bahasa BaliAksara0854-32832580-03532017-11-0126111467ANEKA PERPADUAN LEKSIKAL SEBAGAI PENANDA KOHESI ANTARKALIMAT DALAM WACANA BAHASA BALINi Luh Komang Candrawati0Balai Bahasa Provinsi Bali Jalan Trengguli 1 Nomor 34, Tembau, Denpasar 80238, Bali, IndonesiaSecara umum, penelitian ini bertujuan mengungkap aneka perpaduan leksikal sebagai penanda kohesi antarkalimat dalam wacana bahasa Bali. Secara khusus, penelitian ini bertujuan memecahkan masalah aneka perpaduan leksikal apa saja sebagai penanda kohesi antarkalimat dalam wacana bahasa Bali. Teori yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini adalah teori kohesi yang dikembangkan oleh M.A.K. Halliday dan R. Hasan. Buah pikiran mereka tertuang dalam sebuah buku berjudul Cohesion in English (1976). Beberapa konsep dasar yang dapat dipetik dari teori tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut. Disebutkan kohesi adalah alat bahasa untuk menyatakan adanya kepaduan di dalam sebuah wacana, dan wacana merupakan tataran di atas kalimat. Halliday dan Hasan (1976:1) mengemukakan bahwa teks adalah pemakaian bahasa baik lisan maupun tulisan, dalam bentuk prosa maupun puisi, dalam bentuk dialog maupun monolog, yang membentuk satu kesatuan gagasan. Teks inilah yang sering disebut dengan wacana. Kohesi muncul jika penafsiran unsur tertentu di dalam sebuah teks tergantung pada penafsiran unsur yang lain di dalam teks yang sama. Penelitian ini bermaksud membahas penanda hubungan leksikal. Dalam penelitian ini, dipaparkan sekadar pengertian dari aneka perpaduan leksikal disertai dengan beberapa contohnya. Pembicaraan aneka perpaduan leksikal itu meliputi: (1) repetisi, (2) sinonim, (3) kata generik, (4) kolokasi, dan (5) superordinat.http://aksara.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/aksara/article/view/139leksikalkohesiwacana bahasa Bali |
spellingShingle | Ni Luh Komang Candrawati ANEKA PERPADUAN LEKSIKAL SEBAGAI PENANDA KOHESI ANTARKALIMAT DALAM WACANA BAHASA BALI Aksara leksikal kohesi wacana bahasa Bali |
title | ANEKA PERPADUAN LEKSIKAL SEBAGAI PENANDA KOHESI ANTARKALIMAT DALAM WACANA BAHASA BALI |
title_full | ANEKA PERPADUAN LEKSIKAL SEBAGAI PENANDA KOHESI ANTARKALIMAT DALAM WACANA BAHASA BALI |
title_fullStr | ANEKA PERPADUAN LEKSIKAL SEBAGAI PENANDA KOHESI ANTARKALIMAT DALAM WACANA BAHASA BALI |
title_full_unstemmed | ANEKA PERPADUAN LEKSIKAL SEBAGAI PENANDA KOHESI ANTARKALIMAT DALAM WACANA BAHASA BALI |
title_short | ANEKA PERPADUAN LEKSIKAL SEBAGAI PENANDA KOHESI ANTARKALIMAT DALAM WACANA BAHASA BALI |
title_sort | aneka perpaduan leksikal sebagai penanda kohesi antarkalimat dalam wacana bahasa bali |
topic | leksikal kohesi wacana bahasa Bali |
url | http://aksara.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/aksara/article/view/139 |
work_keys_str_mv | AT niluhkomangcandrawati anekaperpaduanleksikalsebagaipenandakohesiantarkalimatdalamwacanabahasabali |