PENGARUH PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWI DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ANGKATAN TAHUN 2011

Premenstrual Syndrome adalah perubahan fisik dan emosi yang yang dialami setiap wanita selama fase pramenstruasi. Gejala meliputi perut kembung, sakit perut, perasaan murung, nyeri payudara, insomnia, keinginan untuk mengonsumsi makanan tertentu yang timbul beberapa hari menjelang menstruasi. premen...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Masita Luthfi Velayaty Pamuji, Budi Santoso, Ni Wajan Thirthaningsih
Format: Article
Language:English
Published: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga 2016-01-01
Series:Juxta: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga
Subjects:
Online Access:https://e-journal.unair.ac.id/JUXTA/article/view/21124
Description
Summary:Premenstrual Syndrome adalah perubahan fisik dan emosi yang yang dialami setiap wanita selama fase pramenstruasi. Gejala meliputi perut kembung, sakit perut, perasaan murung, nyeri payudara, insomnia, keinginan untuk mengonsumsi makanan tertentu yang timbul beberapa hari menjelang menstruasi. premenstrual syndrome dapat menambah distress dalam mengikuti pembelajaran selama kuliah yang berdampak pada kualitas hidup mahasiswi, ketidakpuasan dalam diri, dan beberapa dampak negatif lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi premenstrual syndrome dan hubungannya dengan aktivitas belajar mahasiswi FK UNAIR angkatan tahun 2011. Desain yang digunakan adalah studi analitik observasional dengan metode cross sectional telah dilakukan dengan total-sampling 125 data yang dikumpulkan dari kuesioner. Umur sampel berada pada rentang usia 19-22 tahun. Usia menarche terbanyak berada pada rentang 11-12 tahun. Gejala nyeri payudara, temperamen buruk, merasa sedih dan muram, serta nyeri pinggang dialami subyek penelitian selama median dua hari. Setelah dilakukan uji skrining menggunakan SPAF (Shortened Premenstrual Assesment Form), sebanyak empat orang mahasiswi tidak mengalami premenstrual syndrome sehingga didapat prevalensi mahasiswi yang mengalami premenstrual syndrome sebesar 96.42 %. Dari hasil kusioner aktivitas belajar didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswi dengan premenstrual syndrome berada pada rentang terganggu yaitu 62 orang (57%). Penelitian ini mendapati bahwa premenstrual syndrome pada responden penelitian ini tidak berkaitan dengan aktivitas belajar.
ISSN:1907-3623
2684-9453