KURIKULUM PESANTREN DALAM PERSPEKTIF GUS DUR; SUATU KAJIAN EPISTEMOLOGIS
Bahasa Indonesia: Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan tentang sepak terjang pemikiran KH. Abdurrahan Wahid (Gus Dur) tentang pesantren terkhusus kajian epistimologis tentang kurikulum pesantren. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan dan jenis penelitian kajian literatur, me...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2016-11-01
|
Series: | Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) |
Subjects: | |
Online Access: | http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/86 |
_version_ | 1828978539133665280 |
---|---|
author | Abdullah Abdullah |
author_facet | Abdullah Abdullah |
author_sort | Abdullah Abdullah |
collection | DOAJ |
description | Bahasa Indonesia:
Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan tentang sepak terjang pemikiran KH. Abdurrahan Wahid (Gus Dur) tentang pesantren terkhusus kajian epistimologis tentang kurikulum pesantren. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan dan jenis penelitian kajian literatur, melalui literatur-literatur yang menjelaskan sejarah dan pemikiran Gus Dur. Hasil dari penelitian ini adalah, secara geneaolgi, struktur keilmuan pesantren yang sekarang ini merupakan hasil dialektika antara dua kelompok besar dalam arus intelektualitas Islam di masa awal, yaitu hasil kombinasi sikap humanisme dan hasil serapan dari nalar berfikir filosofi Yunani yang sudah mengakar di Timur Tengah sejak agresi Sultan Iskandaria. Menurut Gus Dur, pesantren adalah lembaga yang berani mengambil lompatan pemikiran ala filosofi Yunani, namun di sisi yang lain mereka tetap mengedepankan al-Qur’an dan Hadith. Berdasarkan kajian epistemologisnya, kitab kuning difungsikan oleh kalangan pesantren sebagai referensi nilai universal dalam menyikapi segala tantangan kehidupan. Kitab kuning dipahami sebagai mata rantai keilmuan Islam yang dapat bersambung hingga pemahaman keilmuan Islam masa tabi’in dan sahabat hingga sampai pada Nabi Muhammad. Dalam pandangan Gus Dur, pesantren harus menjadikan ilmu agama sebagai dasar, tanpa meninggalkan pengetahuan yang lain agar santri lebih dapat mengembangkan potensi dirinya
English:
This research is proposed to describe the thought of KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) regarding Pesantren, especially the epistemological discourse on its curriculum. In this research, the author uses library research dealing with literature on history and thought of Gus Dur. The result of the study shows that contemporary Pesantren’s structure of knowledge is a dialectical result of two mainstreams in the early Islamic periods, involving humanism and adoption of helenestical tradition in the Middle East after the aggression of Alexandrian Sultanate. According to Gus Dur, pesantren is an institution taking a giant leap in thought a la Helenistic periods without putting aside the Qur’an and Hadits. Epistemologically, the yellow scripture takes a role as universal values in human life for pesantren disciples. The scripture is understood as a chain of Islamic knowledge from the Prophet and the companions. Gus Dur strongly agree with putting religion as the foundation of Pesantren, but secular knowledge must be taken as well in order to develop the pesantren disciples’ self potential. |
first_indexed | 2024-12-14T15:19:52Z |
format | Article |
id | doaj.art-60a97478667f4aa18436a4622870f683 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 2089-1946 2527-4511 |
language | Indonesian |
last_indexed | 2024-12-14T15:19:52Z |
publishDate | 2016-11-01 |
publisher | Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya |
record_format | Article |
series | Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) |
spelling | doaj.art-60a97478667f4aa18436a4622870f6832022-12-21T22:56:12ZindUniversitas Islam Negeri Sunan Ampel SurabayaJurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies)2089-19462527-45112016-11-014222724810.15642/jpai.2016.4.2.227-24886KURIKULUM PESANTREN DALAM PERSPEKTIF GUS DUR; SUATU KAJIAN EPISTEMOLOGISAbdullah Abdullah0STIT Al Ibrohimy Galis BangkalanBahasa Indonesia: Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan tentang sepak terjang pemikiran KH. Abdurrahan Wahid (Gus Dur) tentang pesantren terkhusus kajian epistimologis tentang kurikulum pesantren. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan dan jenis penelitian kajian literatur, melalui literatur-literatur yang menjelaskan sejarah dan pemikiran Gus Dur. Hasil dari penelitian ini adalah, secara geneaolgi, struktur keilmuan pesantren yang sekarang ini merupakan hasil dialektika antara dua kelompok besar dalam arus intelektualitas Islam di masa awal, yaitu hasil kombinasi sikap humanisme dan hasil serapan dari nalar berfikir filosofi Yunani yang sudah mengakar di Timur Tengah sejak agresi Sultan Iskandaria. Menurut Gus Dur, pesantren adalah lembaga yang berani mengambil lompatan pemikiran ala filosofi Yunani, namun di sisi yang lain mereka tetap mengedepankan al-Qur’an dan Hadith. Berdasarkan kajian epistemologisnya, kitab kuning difungsikan oleh kalangan pesantren sebagai referensi nilai universal dalam menyikapi segala tantangan kehidupan. Kitab kuning dipahami sebagai mata rantai keilmuan Islam yang dapat bersambung hingga pemahaman keilmuan Islam masa tabi’in dan sahabat hingga sampai pada Nabi Muhammad. Dalam pandangan Gus Dur, pesantren harus menjadikan ilmu agama sebagai dasar, tanpa meninggalkan pengetahuan yang lain agar santri lebih dapat mengembangkan potensi dirinya English: This research is proposed to describe the thought of KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) regarding Pesantren, especially the epistemological discourse on its curriculum. In this research, the author uses library research dealing with literature on history and thought of Gus Dur. The result of the study shows that contemporary Pesantren’s structure of knowledge is a dialectical result of two mainstreams in the early Islamic periods, involving humanism and adoption of helenestical tradition in the Middle East after the aggression of Alexandrian Sultanate. According to Gus Dur, pesantren is an institution taking a giant leap in thought a la Helenistic periods without putting aside the Qur’an and Hadits. Epistemologically, the yellow scripture takes a role as universal values in human life for pesantren disciples. The scripture is understood as a chain of Islamic knowledge from the Prophet and the companions. Gus Dur strongly agree with putting religion as the foundation of Pesantren, but secular knowledge must be taken as well in order to develop the pesantren disciples’ self potential.http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/86pesantrencurriculumsantrigus durepistemology |
spellingShingle | Abdullah Abdullah KURIKULUM PESANTREN DALAM PERSPEKTIF GUS DUR; SUATU KAJIAN EPISTEMOLOGIS Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) pesantren curriculum santri gus dur epistemology |
title | KURIKULUM PESANTREN DALAM PERSPEKTIF GUS DUR; SUATU KAJIAN EPISTEMOLOGIS |
title_full | KURIKULUM PESANTREN DALAM PERSPEKTIF GUS DUR; SUATU KAJIAN EPISTEMOLOGIS |
title_fullStr | KURIKULUM PESANTREN DALAM PERSPEKTIF GUS DUR; SUATU KAJIAN EPISTEMOLOGIS |
title_full_unstemmed | KURIKULUM PESANTREN DALAM PERSPEKTIF GUS DUR; SUATU KAJIAN EPISTEMOLOGIS |
title_short | KURIKULUM PESANTREN DALAM PERSPEKTIF GUS DUR; SUATU KAJIAN EPISTEMOLOGIS |
title_sort | kurikulum pesantren dalam perspektif gus dur suatu kajian epistemologis |
topic | pesantren curriculum santri gus dur epistemology |
url | http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/86 |
work_keys_str_mv | AT abdullahabdullah kurikulumpesantrendalamperspektifgusdursuatukajianepistemologis |