COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) UNTUK MENGATASI BULIMIA NERVOSA

Bulimia Nervosa merupakan salah satu gangguan makan yang ditandai dengan makan secara berlebihan, berulang, diikuti dengan keinginan untuk mengeluarkan makanan dengan cara tidak tepat sebagai kompensasi, dan perhatian yang berlebihan mengenai berat badan dan bentuk tubuh. Bulimia nervosa disebabkan...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Katrim Alifa Putrikita
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2021-02-01
Series:Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi
Subjects:
Online Access:http://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1435
_version_ 1798038704905781248
author Katrim Alifa Putrikita
author_facet Katrim Alifa Putrikita
author_sort Katrim Alifa Putrikita
collection DOAJ
description Bulimia Nervosa merupakan salah satu gangguan makan yang ditandai dengan makan secara berlebihan, berulang, diikuti dengan keinginan untuk mengeluarkan makanan dengan cara tidak tepat sebagai kompensasi, dan perhatian yang berlebihan mengenai berat badan dan bentuk tubuh. Bulimia nervosa disebabkan oleh distorsi kognitif pada penderitanya yang muncul akibat evaluasi berlebihan terhadap bentuk tubuh. Penelitian single case study dilakukan terhadap seorang penderita bulimia nervosa berinisial B. B memenuhi tiga karakteristik bulimia nervosa di dalam PPDGJ-III, sehingga diagnosis bulimia nervosa bisa ditegakan. Bulimia nervosa pada B disebabkan oleh distorsi kognitif jenis dichotomous thinking. Hal tersebut memunculkan perilaku maladaptif yaitu mengkonsumsi makanan secara berlebihan kemudian memuntahkannya. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) merupakan terapi yang berfokus pada perubahan kognitif untuk menghasilkan perubahan perilaku positif yang menjadi tujuan dari terapi itu sendiri. CBT dilakukan untuk merekonstruksi kognitif B yang kemudian menurunkan perilaku maladaptif B. Penelitian ini dilakukan untuk memaparkan penggunaan CBT pada B dalam enam kali pertemuan. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan lembar self-monitoring, menunjukan adanya perubahan positif pada pola pikir B, serta terjadi penurunan perilaku makan berlebihan dan memuntahkan makanan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan intervensi pada penderita bulimia nervosa lainnya.
first_indexed 2024-04-11T21:43:54Z
format Article
id doaj.art-626f5ae6a0d84679ba09802bb6fa3a21
institution Directory Open Access Journal
issn 1693-2552
2548-1800
language Indonesian
last_indexed 2024-04-11T21:43:54Z
publishDate 2021-02-01
publisher Universitas Mercu Buana Yogyakarta
record_format Article
series Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi
spelling doaj.art-626f5ae6a0d84679ba09802bb6fa3a212022-12-22T04:01:29ZindUniversitas Mercu Buana YogyakartaInsight: Jurnal Ilmiah Psikologi1693-25522548-18002021-02-0123111810.26486/psikologi.v23i1.1435770COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) UNTUK MENGATASI BULIMIA NERVOSAKatrim Alifa Putrikita0Universitas Mercu Buana YogyakartaBulimia Nervosa merupakan salah satu gangguan makan yang ditandai dengan makan secara berlebihan, berulang, diikuti dengan keinginan untuk mengeluarkan makanan dengan cara tidak tepat sebagai kompensasi, dan perhatian yang berlebihan mengenai berat badan dan bentuk tubuh. Bulimia nervosa disebabkan oleh distorsi kognitif pada penderitanya yang muncul akibat evaluasi berlebihan terhadap bentuk tubuh. Penelitian single case study dilakukan terhadap seorang penderita bulimia nervosa berinisial B. B memenuhi tiga karakteristik bulimia nervosa di dalam PPDGJ-III, sehingga diagnosis bulimia nervosa bisa ditegakan. Bulimia nervosa pada B disebabkan oleh distorsi kognitif jenis dichotomous thinking. Hal tersebut memunculkan perilaku maladaptif yaitu mengkonsumsi makanan secara berlebihan kemudian memuntahkannya. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) merupakan terapi yang berfokus pada perubahan kognitif untuk menghasilkan perubahan perilaku positif yang menjadi tujuan dari terapi itu sendiri. CBT dilakukan untuk merekonstruksi kognitif B yang kemudian menurunkan perilaku maladaptif B. Penelitian ini dilakukan untuk memaparkan penggunaan CBT pada B dalam enam kali pertemuan. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan lembar self-monitoring, menunjukan adanya perubahan positif pada pola pikir B, serta terjadi penurunan perilaku makan berlebihan dan memuntahkan makanan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan intervensi pada penderita bulimia nervosa lainnya.http://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1435bulimia nervosa, terapi pembiasaan kognitif
spellingShingle Katrim Alifa Putrikita
COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) UNTUK MENGATASI BULIMIA NERVOSA
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi
bulimia nervosa, terapi pembiasaan kognitif
title COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) UNTUK MENGATASI BULIMIA NERVOSA
title_full COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) UNTUK MENGATASI BULIMIA NERVOSA
title_fullStr COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) UNTUK MENGATASI BULIMIA NERVOSA
title_full_unstemmed COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) UNTUK MENGATASI BULIMIA NERVOSA
title_short COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) UNTUK MENGATASI BULIMIA NERVOSA
title_sort cognitive behavioral therapy cbt untuk mengatasi bulimia nervosa
topic bulimia nervosa, terapi pembiasaan kognitif
url http://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1435
work_keys_str_mv AT katrimalifaputrikita cognitivebehavioraltherapycbtuntukmengatasibulimianervosa