Penggunaan Kloral Hidrat Oral Dibandingkan Ketamin Intramuskular sebagai Agen Sedasi Pratindakan Invasif pada Anak

Latar belakang. Sedasi pratindakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tindakan invasif pada anak. Sebelum tindakan, pasien idealnya diberikan sedasi melalui jalur intravena. Jalur intravena ini seringkali sulit didapat, bahkan menjadi indikasi pemasangan akses sentral. Sedasi rutin dil...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Rismala Dewi, Andina Judith
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia 2020-06-01
Series:Sari Pediatri
Online Access:https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1790
_version_ 1818259402793156608
author Rismala Dewi
Andina Judith
author_facet Rismala Dewi
Andina Judith
author_sort Rismala Dewi
collection DOAJ
description Latar belakang. Sedasi pratindakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tindakan invasif pada anak. Sebelum tindakan, pasien idealnya diberikan sedasi melalui jalur intravena. Jalur intravena ini seringkali sulit didapat, bahkan menjadi indikasi pemasangan akses sentral. Sedasi rutin diluar intravena yang umum digunakan adalah ketamin intramuskular, namun pemberian ini tidak nyaman dan seringkali dibutuhkan pemberian berulang sehingga menyakitkan bagi anak. Salah satu sedasi yang dapat dipertimbangkan sebagai alternatif adalah pemberian kloral hidrat oral. Tujuan. Mengetahui efektivitas kloral hidrat oral dibandingkan dengan ketamin intramuskular pada pasien anak yang memerlukan tindakan invasif dalam kondisi akses vaskular sulit. Metode. Penelusuran pustaka database elektronik menggunakan Pubmed®, Cochrane® serta penelusuran manual. Hasil. Studi oleh Campbell dkk, menunjukkan bahwa rerata waktu induksi dengan menggunakan kloral hidrat lebih lama dibandingkan ketamin intramuskular (43,8 menit vs 16,6 dan 15,2 menit, p<0,001) dengan rerata waktu sedasi yang hampir sama pada kedua kelompok. Studi lain oleh Min dkk, menunjukkan hasil serupa dalam waktu induksi (kloral hidrat 34,97±24.07 menit, ketamin 14,97±8.77 menit, p≤0,001), tetapi tidak berbeda bermakna dalam durasi sedasi (kloral hidrat 72,49±51,75 menit, ketamin 56,09 ±32,31 menit p=0,102). Kesimpulan. Pemberian kloral hidrat sebagai sedasi pratindakan invasif memiliki efektivitas yang sama dengan ketamin intramuskular, meskipun memerlukan waktu lebih lama untuk induksi sedasi.
first_indexed 2024-12-12T18:14:52Z
format Article
id doaj.art-629f62292501400890a9bad2a95b5042
institution Directory Open Access Journal
issn 0854-7823
2338-5030
language Indonesian
last_indexed 2024-12-12T18:14:52Z
publishDate 2020-06-01
publisher Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
record_format Article
series Sari Pediatri
spelling doaj.art-629f62292501400890a9bad2a95b50422022-12-22T00:16:18ZindBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak IndonesiaSari Pediatri0854-78232338-50302020-06-01221495610.14238/sp22.1.2020.49-561248Penggunaan Kloral Hidrat Oral Dibandingkan Ketamin Intramuskular sebagai Agen Sedasi Pratindakan Invasif pada AnakRismala Dewi0Andina Judith1Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, JakartaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, JakartaLatar belakang. Sedasi pratindakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tindakan invasif pada anak. Sebelum tindakan, pasien idealnya diberikan sedasi melalui jalur intravena. Jalur intravena ini seringkali sulit didapat, bahkan menjadi indikasi pemasangan akses sentral. Sedasi rutin diluar intravena yang umum digunakan adalah ketamin intramuskular, namun pemberian ini tidak nyaman dan seringkali dibutuhkan pemberian berulang sehingga menyakitkan bagi anak. Salah satu sedasi yang dapat dipertimbangkan sebagai alternatif adalah pemberian kloral hidrat oral. Tujuan. Mengetahui efektivitas kloral hidrat oral dibandingkan dengan ketamin intramuskular pada pasien anak yang memerlukan tindakan invasif dalam kondisi akses vaskular sulit. Metode. Penelusuran pustaka database elektronik menggunakan Pubmed®, Cochrane® serta penelusuran manual. Hasil. Studi oleh Campbell dkk, menunjukkan bahwa rerata waktu induksi dengan menggunakan kloral hidrat lebih lama dibandingkan ketamin intramuskular (43,8 menit vs 16,6 dan 15,2 menit, p<0,001) dengan rerata waktu sedasi yang hampir sama pada kedua kelompok. Studi lain oleh Min dkk, menunjukkan hasil serupa dalam waktu induksi (kloral hidrat 34,97±24.07 menit, ketamin 14,97±8.77 menit, p≤0,001), tetapi tidak berbeda bermakna dalam durasi sedasi (kloral hidrat 72,49±51,75 menit, ketamin 56,09 ±32,31 menit p=0,102). Kesimpulan. Pemberian kloral hidrat sebagai sedasi pratindakan invasif memiliki efektivitas yang sama dengan ketamin intramuskular, meskipun memerlukan waktu lebih lama untuk induksi sedasi.https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1790
spellingShingle Rismala Dewi
Andina Judith
Penggunaan Kloral Hidrat Oral Dibandingkan Ketamin Intramuskular sebagai Agen Sedasi Pratindakan Invasif pada Anak
Sari Pediatri
title Penggunaan Kloral Hidrat Oral Dibandingkan Ketamin Intramuskular sebagai Agen Sedasi Pratindakan Invasif pada Anak
title_full Penggunaan Kloral Hidrat Oral Dibandingkan Ketamin Intramuskular sebagai Agen Sedasi Pratindakan Invasif pada Anak
title_fullStr Penggunaan Kloral Hidrat Oral Dibandingkan Ketamin Intramuskular sebagai Agen Sedasi Pratindakan Invasif pada Anak
title_full_unstemmed Penggunaan Kloral Hidrat Oral Dibandingkan Ketamin Intramuskular sebagai Agen Sedasi Pratindakan Invasif pada Anak
title_short Penggunaan Kloral Hidrat Oral Dibandingkan Ketamin Intramuskular sebagai Agen Sedasi Pratindakan Invasif pada Anak
title_sort penggunaan kloral hidrat oral dibandingkan ketamin intramuskular sebagai agen sedasi pratindakan invasif pada anak
url https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1790
work_keys_str_mv AT rismaladewi penggunaankloralhidratoraldibandingkanketaminintramuskularsebagaiagensedasipratindakaninvasifpadaanak
AT andinajudith penggunaankloralhidratoraldibandingkanketaminintramuskularsebagaiagensedasipratindakaninvasifpadaanak