PERBEDAAN FISIK DAN KIMIA KOMPOS DAUN YANG MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR MOL DAN EM 4

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme lokal (MOL) sebagai aktivator dalam proses pengomposan sampah daun, serta membandingkan penampilan fisik, penyusutan bahan, kadar air dan C/N rasio kompos yang dihasilkan dengan kompos yang menggunakan EM sebagai bioaktivator. Bahan bak...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Priyantini Widiyaningrum, Lisdiana Lisdiana
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Negeri Semarang 2013-02-01
Series:Sainteknol
Subjects:
Online Access:http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sainteknol/article/view/5565
_version_ 1819103859799228416
author Priyantini Widiyaningrum
Lisdiana Lisdiana
author_facet Priyantini Widiyaningrum
Lisdiana Lisdiana
author_sort Priyantini Widiyaningrum
collection DOAJ
description Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme lokal (MOL) sebagai aktivator dalam proses pengomposan sampah daun, serta membandingkan penampilan fisik, penyusutan bahan, kadar air dan C/N rasio kompos yang dihasilkan dengan kompos yang menggunakan EM sebagai bioaktivator. Bahan baku kompos terdiri dari daun kering cacah dan kotoran kambing. Kompos dipanen setelah proses pengomposan berlangsung selama 6 minggu. Setiap perlakuan dibuat tiga ulangan. Data kualitatif yang diamati meliputi tekstur, warna dan bau, sedangkan data kuantitatif yang diukur meliputi persentase penyusutan bahan, persentase kompos yang terbentuk, kadar air, dan C/N rasio. Analisis data kualitatif dilakukan secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif menggunakan uji t. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kompos kedua perlakuan memiliki penampilan fisik tidak berbeda. Berdasarkan uji t, ratarata penyusutan bahan, kadar air dan C/N rasio kompos matang tidak berbeda nyata, akan tetapi persentase kompos yang terbentuk menunjukkan perbedaan nyata. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa kompos daun kedua perlakuan memperlihatkan penampilan fisik, penyusutan, kadar air dan C/N rasio yang tidak berbeda, sedangkan persentase kompos yang terbentuk pada kompos + EM lebih tinggi dibanding kompos + MOL. Secara umum kedua kompos masuk kategori layak digunakan berdasarkan standar SNI No. 19-7030-2004. 4 4
first_indexed 2024-12-22T01:57:09Z
format Article
id doaj.art-6402fc10392144fcadda5b708c4cf480
institution Directory Open Access Journal
issn 0216-4566
2527-3604
language Indonesian
last_indexed 2024-12-22T01:57:09Z
publishDate 2013-02-01
publisher Universitas Negeri Semarang
record_format Article
series Sainteknol
spelling doaj.art-6402fc10392144fcadda5b708c4cf4802022-12-21T18:42:45ZindUniversitas Negeri SemarangSainteknol0216-45662527-36042013-02-01111PERBEDAAN FISIK DAN KIMIA KOMPOS DAUN YANG MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR MOL DAN EM 4Priyantini Widiyaningrum0Lisdiana Lisdiana1Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri SemarangJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri SemarangTujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme lokal (MOL) sebagai aktivator dalam proses pengomposan sampah daun, serta membandingkan penampilan fisik, penyusutan bahan, kadar air dan C/N rasio kompos yang dihasilkan dengan kompos yang menggunakan EM sebagai bioaktivator. Bahan baku kompos terdiri dari daun kering cacah dan kotoran kambing. Kompos dipanen setelah proses pengomposan berlangsung selama 6 minggu. Setiap perlakuan dibuat tiga ulangan. Data kualitatif yang diamati meliputi tekstur, warna dan bau, sedangkan data kuantitatif yang diukur meliputi persentase penyusutan bahan, persentase kompos yang terbentuk, kadar air, dan C/N rasio. Analisis data kualitatif dilakukan secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif menggunakan uji t. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kompos kedua perlakuan memiliki penampilan fisik tidak berbeda. Berdasarkan uji t, ratarata penyusutan bahan, kadar air dan C/N rasio kompos matang tidak berbeda nyata, akan tetapi persentase kompos yang terbentuk menunjukkan perbedaan nyata. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa kompos daun kedua perlakuan memperlihatkan penampilan fisik, penyusutan, kadar air dan C/N rasio yang tidak berbeda, sedangkan persentase kompos yang terbentuk pada kompos + EM lebih tinggi dibanding kompos + MOL. Secara umum kedua kompos masuk kategori layak digunakan berdasarkan standar SNI No. 19-7030-2004. 4 4http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sainteknol/article/view/5565kompos daun; mikroorganisme lokal; EM 4
spellingShingle Priyantini Widiyaningrum
Lisdiana Lisdiana
PERBEDAAN FISIK DAN KIMIA KOMPOS DAUN YANG MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR MOL DAN EM 4
Sainteknol
kompos daun; mikroorganisme lokal; EM 4
title PERBEDAAN FISIK DAN KIMIA KOMPOS DAUN YANG MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR MOL DAN EM 4
title_full PERBEDAAN FISIK DAN KIMIA KOMPOS DAUN YANG MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR MOL DAN EM 4
title_fullStr PERBEDAAN FISIK DAN KIMIA KOMPOS DAUN YANG MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR MOL DAN EM 4
title_full_unstemmed PERBEDAAN FISIK DAN KIMIA KOMPOS DAUN YANG MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR MOL DAN EM 4
title_short PERBEDAAN FISIK DAN KIMIA KOMPOS DAUN YANG MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR MOL DAN EM 4
title_sort perbedaan fisik dan kimia kompos daun yang menggunakan bioaktivator mol dan em 4
topic kompos daun; mikroorganisme lokal; EM 4
url http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sainteknol/article/view/5565
work_keys_str_mv AT priyantiniwidiyaningrum perbedaanfisikdankimiakomposdaunyangmenggunakanbioaktivatormoldanem4
AT lisdianalisdiana perbedaanfisikdankimiakomposdaunyangmenggunakanbioaktivatormoldanem4