Perbedaan Kebutuhan Morfin PCA Pascalaparatomi antara Infiltrasi Ketamin dan Infiltrasi Levobupivakain

Penanganan nyeri akut yang tidak adekuat merupakan faktor risiko terjadin nyeri kronik dan komplikasi lainnya. Metode yang efektif dan efisien mengontrol nyeri akut yang berat adalah infiltrasi tepi luka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas infiltrasi ketamin dan levobupiva...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Heri Dwi Purnomo, Ardana Tri Arianto, Arif Wahyu Widayat
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Padjadjaran 2021-12-01
Series:Jurnal Anestesi Perioperatif
Online Access:https://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/jap/article/view/2493
_version_ 1827767613470539776
author Heri Dwi Purnomo
Ardana Tri Arianto
Arif Wahyu Widayat
author_facet Heri Dwi Purnomo
Ardana Tri Arianto
Arif Wahyu Widayat
author_sort Heri Dwi Purnomo
collection DOAJ
description Penanganan nyeri akut yang tidak adekuat merupakan faktor risiko terjadin nyeri kronik dan komplikasi lainnya. Metode yang efektif dan efisien mengontrol nyeri akut yang berat adalah infiltrasi tepi luka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas infiltrasi ketamin dan levobupivakain dalam mengurangi kebutuhan morfin patient controlled analgesia (PCA) pascalaparatomi. Penelitian ini merupakan uji klinik acak tersamar tunggal yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Agustus 2018. Sampel terdiri atas 30 subjek yang dilakukan operasi laparatomi dengan anestesi umum yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok infiltrasi levobupivakain, infiltrasi ketamin, dan infiltrasi saline. Semua pasien mendapatkan morfin PCA pascaoperasi. Setelah itu dinilai jumlah penggunaan morfin dan efek mual-muntah pascaoperasi, dan efek samping tindakan infiltrasi. Penggunaan morfin PCA pada kelompok ketamin rerata 2,20+1,32 mg, pada kelompok levobupivakain penggunaan morfin rerata 5,80+1,03 mg, dan pada kelompok NaCl penggunaan morfin rerata 10,00+1,76 mg. Uji statistik Kruskal Wallis didapatkan perbedaan yang signifikan penggunaan morfin PCA antara pasien kelompok ketamin, levobupivakain dan NaCl (p<0,05). Simpulan penelitian ini bahwa infiltrasi ketamin mengurangi nyeri pascalaparatomi lebih baik dibanding dengan infiltrasi levobupivakain dan saline.
first_indexed 2024-03-11T12:00:44Z
format Article
id doaj.art-65c654e279c74989b33699f706aae76d
institution Directory Open Access Journal
issn 2337-7909
language Indonesian
last_indexed 2024-03-11T12:00:44Z
publishDate 2021-12-01
publisher Universitas Padjadjaran
record_format Article
series Jurnal Anestesi Perioperatif
spelling doaj.art-65c654e279c74989b33699f706aae76d2023-11-08T05:33:34ZindUniversitas PadjadjaranJurnal Anestesi Perioperatif2337-79092021-12-019310.15851/jap.v9n3.24931395Perbedaan Kebutuhan Morfin PCA Pascalaparatomi antara Infiltrasi Ketamin dan Infiltrasi LevobupivakainHeri Dwi PurnomoArdana Tri AriantoArif Wahyu WidayatPenanganan nyeri akut yang tidak adekuat merupakan faktor risiko terjadin nyeri kronik dan komplikasi lainnya. Metode yang efektif dan efisien mengontrol nyeri akut yang berat adalah infiltrasi tepi luka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas infiltrasi ketamin dan levobupivakain dalam mengurangi kebutuhan morfin patient controlled analgesia (PCA) pascalaparatomi. Penelitian ini merupakan uji klinik acak tersamar tunggal yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Agustus 2018. Sampel terdiri atas 30 subjek yang dilakukan operasi laparatomi dengan anestesi umum yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok infiltrasi levobupivakain, infiltrasi ketamin, dan infiltrasi saline. Semua pasien mendapatkan morfin PCA pascaoperasi. Setelah itu dinilai jumlah penggunaan morfin dan efek mual-muntah pascaoperasi, dan efek samping tindakan infiltrasi. Penggunaan morfin PCA pada kelompok ketamin rerata 2,20+1,32 mg, pada kelompok levobupivakain penggunaan morfin rerata 5,80+1,03 mg, dan pada kelompok NaCl penggunaan morfin rerata 10,00+1,76 mg. Uji statistik Kruskal Wallis didapatkan perbedaan yang signifikan penggunaan morfin PCA antara pasien kelompok ketamin, levobupivakain dan NaCl (p<0,05). Simpulan penelitian ini bahwa infiltrasi ketamin mengurangi nyeri pascalaparatomi lebih baik dibanding dengan infiltrasi levobupivakain dan saline.https://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/jap/article/view/2493
spellingShingle Heri Dwi Purnomo
Ardana Tri Arianto
Arif Wahyu Widayat
Perbedaan Kebutuhan Morfin PCA Pascalaparatomi antara Infiltrasi Ketamin dan Infiltrasi Levobupivakain
Jurnal Anestesi Perioperatif
title Perbedaan Kebutuhan Morfin PCA Pascalaparatomi antara Infiltrasi Ketamin dan Infiltrasi Levobupivakain
title_full Perbedaan Kebutuhan Morfin PCA Pascalaparatomi antara Infiltrasi Ketamin dan Infiltrasi Levobupivakain
title_fullStr Perbedaan Kebutuhan Morfin PCA Pascalaparatomi antara Infiltrasi Ketamin dan Infiltrasi Levobupivakain
title_full_unstemmed Perbedaan Kebutuhan Morfin PCA Pascalaparatomi antara Infiltrasi Ketamin dan Infiltrasi Levobupivakain
title_short Perbedaan Kebutuhan Morfin PCA Pascalaparatomi antara Infiltrasi Ketamin dan Infiltrasi Levobupivakain
title_sort perbedaan kebutuhan morfin pca pascalaparatomi antara infiltrasi ketamin dan infiltrasi levobupivakain
url https://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/jap/article/view/2493
work_keys_str_mv AT heridwipurnomo perbedaankebutuhanmorfinpcapascalaparatomiantarainfiltrasiketamindaninfiltrasilevobupivakain
AT ardanatriarianto perbedaankebutuhanmorfinpcapascalaparatomiantarainfiltrasiketamindaninfiltrasilevobupivakain
AT arifwahyuwidayat perbedaankebutuhanmorfinpcapascalaparatomiantarainfiltrasiketamindaninfiltrasilevobupivakain