Pola Makan, Aktivitas Fisik dan Obesitas pada Pekerja Urban di Indonesia

Latar Belakang: Meningkatnya prevalensi obesitas menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, terutama di kalangan pekerja urban yang sering menjalani gaya hidup sedentari dan menerapkan pola makan yang kurang baik. Tujuan: menganalisis hubungan antara pola makan, tingkat ak...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Risti Rosmiati, Nila Reswari Haryana, Hardi Firmansyah, Rasita Purba
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Airlangga 2023-12-01
Series:Amerta Nutrition
Subjects:
Online Access:https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/49788
Description
Summary:Latar Belakang: Meningkatnya prevalensi obesitas menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, terutama di kalangan pekerja urban yang sering menjalani gaya hidup sedentari dan menerapkan pola makan yang kurang baik. Tujuan: menganalisis hubungan antara pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan obesitas pada pekerja urban di Indonesia. Metode: Pola makan utama dianalisis menggunakan Principal Component Analysis dari 17 item Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang diisi oleh pekerja urban dalam Indonesian Family Life Survey (IFLS) wave 5. Aktivitas fisik dinilai berdasarkan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Tinggi dan berat badan diukur untuk mengetahui status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Hubungan antara pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan obesitas dianalisis menggunakan analisis regresi logistik, disesuaikan dengan variabel perancu potensial. Hasil: Sebanyak 10.806 pekerja urban berpartisipasi dalam penelitian ini. Empat pola makan utama diidentifikasi: pola makan tradisional Indonesia yang ditandai dengan konsumsi nasi, sayuran, dan ikan; pola makan Western yang ditandai dengan tingginya asupan makanan olahan dan minuman manis; pola makan modern yang ditandai dengan konsumsi mi instan, gorengan, dan telur; dan pola makan prudent yang ditandai dengan konsumsi buah dan sayuran. Partisipan yang mengikuti pola makan Western berisiko mengalami obesitas yang lebih tinggi, sedangkan mereka yang mengikuti pola makan prudent menunjukkan risiko obesitas yang lebih rendah. Selain itu, aktivitas fisik yang tidak memadai berisiko mengalami obesitas yang lebih tinggi. Kesimpulan: Penerapan pola makan Western dan aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko independen untuk obesitas pada pekerja urban di Indonesia.
ISSN:2580-1163
2580-9776