Gambaran Regulasi Diri pada Siswa SMA dalam Mencegah Penggunaan Zat Adiktif

Zat adiktif merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran, hilang rasa hingga ketergantungan. Regulasi diri merujuk pada pemikiran, perasaan, tindakan yang terencana dan beradaptasi secara...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Rini Julistia, Zurratul Muna, Yara Andita Anastasya
Format: Article
Language:Arabic
Published: Granada El-Fath 2024-01-01
Series:Islamika Granada
Subjects:
Online Access:http://penelitimuda.com/index.php/IG/article/view/182
_version_ 1797353466726711296
author Rini Julistia
Zurratul Muna
Yara Andita Anastasya
author_facet Rini Julistia
Zurratul Muna
Yara Andita Anastasya
author_sort Rini Julistia
collection DOAJ
description Zat adiktif merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran, hilang rasa hingga ketergantungan. Regulasi diri merujuk pada pemikiran, perasaan, tindakan yang terencana dan beradaptasi secara terus menerus untuk mencapai tujun pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran regulasi diri pada siswa SMA dalam mencegah penggunaan zat adiktif. Sampel dalam penelitian ini adalah 290 siswa yang berdomisili di kota Lhokseumawe. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling dengan jenis teknik cluster sampling. Analisis data yang menggunakan metode deskriptif persentase menunjukkan bahwa Siswa SMA kota Lhokseumawe memiliki regulasi diri yang tergolong tinggi yaitu sebanyak 123 siswa (42%). Artinya siswa SMA kota Lhokseumawe dapat menetapkan tujuan, menyusun strategi serta mampu melakukan evaluasi. Selanjutnya terdapat 167 siswa (58%) yang memiliki regulasi diri yang rendah dalam mencegah penggunaan zat adikitif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Lhokseumawe memiliki tingkat regulasi diri yang rendah terhadap penggunaan zat adiktif dan jika dilihat dari fase regulasi diri, fase yang paling rendah adalah fase performance, dimana siswa belum mampu mengontrol perilakunya sesuai dengan stategi yang telah disusun pada fase forethought.
first_indexed 2024-03-08T13:31:31Z
format Article
id doaj.art-66adc558223540528359ee1c2ac67cfa
institution Directory Open Access Journal
issn 2723-4142
2723-4150
language Arabic
last_indexed 2024-03-08T13:31:31Z
publishDate 2024-01-01
publisher Granada El-Fath
record_format Article
series Islamika Granada
spelling doaj.art-66adc558223540528359ee1c2ac67cfa2024-01-17T08:58:05ZaraGranada El-FathIslamika Granada2723-41422723-41502024-01-0142909610.51849/ig.v4i2.182145Gambaran Regulasi Diri pada Siswa SMA dalam Mencegah Penggunaan Zat AdiktifRini Julistia0Zurratul Muna1Yara Andita Anastasya2Universitas MalikussalehUniversitas MalikussalehUniversitas MalikussalehZat adiktif merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran, hilang rasa hingga ketergantungan. Regulasi diri merujuk pada pemikiran, perasaan, tindakan yang terencana dan beradaptasi secara terus menerus untuk mencapai tujun pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran regulasi diri pada siswa SMA dalam mencegah penggunaan zat adiktif. Sampel dalam penelitian ini adalah 290 siswa yang berdomisili di kota Lhokseumawe. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling dengan jenis teknik cluster sampling. Analisis data yang menggunakan metode deskriptif persentase menunjukkan bahwa Siswa SMA kota Lhokseumawe memiliki regulasi diri yang tergolong tinggi yaitu sebanyak 123 siswa (42%). Artinya siswa SMA kota Lhokseumawe dapat menetapkan tujuan, menyusun strategi serta mampu melakukan evaluasi. Selanjutnya terdapat 167 siswa (58%) yang memiliki regulasi diri yang rendah dalam mencegah penggunaan zat adikitif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Lhokseumawe memiliki tingkat regulasi diri yang rendah terhadap penggunaan zat adiktif dan jika dilihat dari fase regulasi diri, fase yang paling rendah adalah fase performance, dimana siswa belum mampu mengontrol perilakunya sesuai dengan stategi yang telah disusun pada fase forethought.http://penelitimuda.com/index.php/IG/article/view/182regulasi dirisiswa smazat adiktif.
spellingShingle Rini Julistia
Zurratul Muna
Yara Andita Anastasya
Gambaran Regulasi Diri pada Siswa SMA dalam Mencegah Penggunaan Zat Adiktif
Islamika Granada
regulasi diri
siswa sma
zat adiktif.
title Gambaran Regulasi Diri pada Siswa SMA dalam Mencegah Penggunaan Zat Adiktif
title_full Gambaran Regulasi Diri pada Siswa SMA dalam Mencegah Penggunaan Zat Adiktif
title_fullStr Gambaran Regulasi Diri pada Siswa SMA dalam Mencegah Penggunaan Zat Adiktif
title_full_unstemmed Gambaran Regulasi Diri pada Siswa SMA dalam Mencegah Penggunaan Zat Adiktif
title_short Gambaran Regulasi Diri pada Siswa SMA dalam Mencegah Penggunaan Zat Adiktif
title_sort gambaran regulasi diri pada siswa sma dalam mencegah penggunaan zat adiktif
topic regulasi diri
siswa sma
zat adiktif.
url http://penelitimuda.com/index.php/IG/article/view/182
work_keys_str_mv AT rinijulistia gambaranregulasidiripadasiswasmadalammencegahpenggunaanzatadiktif
AT zurratulmuna gambaranregulasidiripadasiswasmadalammencegahpenggunaanzatadiktif
AT yaraanditaanastasya gambaranregulasidiripadasiswasmadalammencegahpenggunaanzatadiktif