Peranan Laboratorium dalam Prevention of Mother to Child Transmission (PMTCT) HIV
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus RNA yang dapat menyebabkan penyakit klinis, yaitu Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Transmisi virus dari ibu ke anak (mother to child transmission/MTCT) dapat terjadi melalui darah maternal, sekresi saluran genital, dan ASI. Risiko penula...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa
2017-05-01
|
Series: | WMJ (Warmadewa Medical Journal) |
Subjects: | |
Online Access: | https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/warmadewa_medical_journal/article/view/74/210 |
Summary: | Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus RNA yang dapat menyebabkan penyakit klinis, yaitu Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Transmisi virus dari ibu ke anak (mother to child transmission/MTCT) dapat terjadi melalui darah maternal, sekresi saluran genital, dan ASI. Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat ditekan hingga 2% dengan program PMTCT. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan tentang peran laboratorium dalam mendukung program PMTCT HIV. Dalam hal ini laboratorium memegang peranan yang penting dalam mendeteksi HIV secara dini dan diikuti dengan evaluasi. Untuk menentukan bayi tidak mengidap HIV, diperlukan minimal dua kali pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) RNA HIV dengan hasil negatif, yaitu pada usia 4-6 minggu dan pada usia 4-6 bulan. Pada saat bayi berusia 18 bulan dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap HIV dengan cara Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) untuk konfirmasi. Laboratorium memegang peranan penting dalam melakukan deteksi dini HIV serta membantu dalam proses follow up sehingga dapat mendukung program PMTCT. |
---|---|
ISSN: | 2527-4627 2579-9010 |