GOOD FAITH ON CONTRACT PERFORMANCE
Abstrak Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengatur tentang itikad baik pada pasal 1338 ayat (3). Ketentuan tentang itikad baik mengatakan bahwa suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan sebuah kepatutan dan masuk akal. Penelitian dalam artikel ini penulis mengambil rumusan masalah apakah perjan...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Brawijaya
2019-12-01
|
Series: | Arena Hukum |
Subjects: | |
Online Access: | https://arenahukum.ub.ac.id/index.php/arena/article/view/464 |
Summary: | Abstrak
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengatur tentang itikad baik pada pasal 1338 ayat (3). Ketentuan tentang itikad baik mengatakan bahwa suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan sebuah kepatutan dan masuk akal. Penelitian dalam artikel ini penulis mengambil rumusan masalah apakah perjanjian yang dibuat oleh penjual/pengembang itu telah merepresentasikan prinsip itikad baik sesuai ketentuan 1338 ayat (3) dan apa akibat hukum dari perjanjanjian jual beli rumah yang melanggar itikad baik? Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif dimana menganalisis dokumen hukum dengan mengkolaborasinya pada ketentuan itikad baik yang dijelaskan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjanjian yang dibuat tidak merepresentasikan itikad baik dalam pelaksanaan perjanjian, hal itu dilihat dari beberapa pasal yang semuanya diatur tidak detail. Tidak detail ini menimbulkan pengetahuan baru untuk menafsirkan lebih. Hal ini terjadi karena perjanjian jual beli tersebut dibuat dalam bentuk perjanjian baku. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan perjanjian baku dalam jual beli perumahan cenderung mengurangi keberadaan itikad baik dalam membuat perjanjian. Itikad baik itu bila perjanjian dimaksud berisi ketentuan yang unreasonableness (tidak detail, jelas, dan masuk akal) dan inequity (tidak patut).
Abstract
Good faith as regulated in article 1338 (3) of the Indonesian Civil Code states that an agreement must be conducted in reasonableness and equity. This research analyzes weather the agreement made by the seller/developer represent the principles of good faith in accordance the provision of article 1338 (3) of Indonesian Civil Code and the legal consequences of the agreement that violates good faith. This study uses a normative research method in which analyzing legal documents by collaborating on good faith provisions that are described qualitatively. The result shows that the agreement made did not represent good faith which can be seen by the provision arranged in no detail. The lack of detail give rise to interpret more. This happens because the sale and purchase agreement is made in the form of a standard agreement. From the explanation above, it can be concluded that the existence of standard agreements in the sale and purchase of housing tends to reduce the presence of good faith. Good faith is if the agreement referred to contains provisions that are unreasonableness (not detailed, clear, and reasonable) and inequity (inappropriate). |
---|---|
ISSN: | 0126-0235 2527-4406 |