Diri yang Pra-Deskriptif
Kajian ini mengangkat pemikiran dua filsuf besar yaitu Martin Heidegger dan Mullā Şadrā dalam suatu kajian Filsafat Manusia dengan topik pembahasan ‘Struktur Fundamental Manusia’. Problem yang diangkat adalah bagaimana kesejalanan atau paralelisme gagasan keduanya mengenai struktur fundamental manus...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Sekolah Tinggi Agama Islam Sadra
2021-11-01
|
Series: | Kanz Philosophia: A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism |
Subjects: | |
Online Access: | https://journal.sadra.ac.id/ojs/index.php/kanz/article/view/97 |
_version_ | 1797935619167485952 |
---|---|
author | Refan Aditya |
author_facet | Refan Aditya |
author_sort | Refan Aditya |
collection | DOAJ |
description | Kajian ini mengangkat pemikiran dua filsuf besar yaitu Martin Heidegger dan Mullā Şadrā dalam suatu kajian Filsafat Manusia dengan topik pembahasan ‘Struktur Fundamental Manusia’. Problem yang diangkat adalah bagaimana kesejalanan atau paralelisme gagasan keduanya mengenai struktur fundamental manusia. Penelitian ini berusaha mencari hakikat manusia menurut pandangan Martin Heidegger dan Mullā Şadrā kemudian mensintesiskannya dengan metode paralelisme. Penelitian ini penulis rasa penting, di samping untuk memperkaya dialog pemikiran antar peradaban, juga karena kedua filsuf ini memiliki kesamaan prinsip ontologis dalam fondasi filsafatnya yaitu, Ada. Pandangan ini kemudian disebut dengan ‘reduksi ontologis’. Keduanya yakin bahwa tidak ada problem filsafat yang dapat terselesaikan kecuali pertanyaan tentang Ada terjawab secara memadai. Pandangan reduksi ontologis ini termanifes dalam bangunan pemikiran dan kritik keduanya, terutama dalam studi ini adalah gagasan mengenai manusia yang bersandar pada prinsip ke swa-buktian Ada.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode komparatif khusus yaitu Paralelisme. Paralelisme adalah teori interpretasi atau metode komparasi khusus yang berupaya mencari paralelitas atau kesejalanan formulasi pemikiran antara dua filsuf yang memiliki perbedaan konteks, penekanan, pendekatan arah pemikiran dan solusi, namun memiliki karakteristik gagasan yang sejalan, sebangun atau paralel.
Dari penelitian ini penulis menyimpulakan bahwa, Paralelisme Struktur Fundamental Manusia menurut Heidegger dan Mullā Şadrā menunjukan suatu kritik pada pandangan yang telah mengakar dalam diskursus filsafat Barat modern yang dipelopori oleh Rene Descartes. Heidegger secara terang menunjukan ketidakterimaannya pada pandangan tentang diri dalam filsafat Cartesian dan mendobraknya dengan gagasan manusia Dasein sebagai eksisten yang memahami dirinya sendiri dalam pra-struktur memahami, secara eksistensial dan mendahului suatu refleksi atau aktifitas kognitif apapun tentang diri Aku. Demikian pula Mullā Şadrā, walaupun hidup seabad dengan Rene Descartes, secara tidak langung mengkritik tradisi filsafat rasionalisme semacam itu dengan mengembangkan gagasan ilmu ḥudhūrī-nya, bahwa pengetahuan akan Aku atau diri (self-knowledge) ini bersifat imanen dalam dirinya sendiri (swa-diri) dan mendahului segala bentuk konsepsi atau refleksi mengenai diri serta menjadi dasar bagi pengetahuan empiris. |
first_indexed | 2024-04-10T18:17:58Z |
format | Article |
id | doaj.art-6afee0c742c3488c877768fc1af82b0c |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 2442-5451 2407-1056 |
language | English |
last_indexed | 2024-04-10T18:17:58Z |
publishDate | 2021-11-01 |
publisher | Sekolah Tinggi Agama Islam Sadra |
record_format | Article |
series | Kanz Philosophia: A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism |
spelling | doaj.art-6afee0c742c3488c877768fc1af82b0c2023-02-02T08:15:42ZengSekolah Tinggi Agama Islam SadraKanz Philosophia: A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism2442-54512407-10562021-11-017114410.20871/kpjipm.v7i1.9797Diri yang Pra-DeskriptifRefan AdityaKajian ini mengangkat pemikiran dua filsuf besar yaitu Martin Heidegger dan Mullā Şadrā dalam suatu kajian Filsafat Manusia dengan topik pembahasan ‘Struktur Fundamental Manusia’. Problem yang diangkat adalah bagaimana kesejalanan atau paralelisme gagasan keduanya mengenai struktur fundamental manusia. Penelitian ini berusaha mencari hakikat manusia menurut pandangan Martin Heidegger dan Mullā Şadrā kemudian mensintesiskannya dengan metode paralelisme. Penelitian ini penulis rasa penting, di samping untuk memperkaya dialog pemikiran antar peradaban, juga karena kedua filsuf ini memiliki kesamaan prinsip ontologis dalam fondasi filsafatnya yaitu, Ada. Pandangan ini kemudian disebut dengan ‘reduksi ontologis’. Keduanya yakin bahwa tidak ada problem filsafat yang dapat terselesaikan kecuali pertanyaan tentang Ada terjawab secara memadai. Pandangan reduksi ontologis ini termanifes dalam bangunan pemikiran dan kritik keduanya, terutama dalam studi ini adalah gagasan mengenai manusia yang bersandar pada prinsip ke swa-buktian Ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode komparatif khusus yaitu Paralelisme. Paralelisme adalah teori interpretasi atau metode komparasi khusus yang berupaya mencari paralelitas atau kesejalanan formulasi pemikiran antara dua filsuf yang memiliki perbedaan konteks, penekanan, pendekatan arah pemikiran dan solusi, namun memiliki karakteristik gagasan yang sejalan, sebangun atau paralel. Dari penelitian ini penulis menyimpulakan bahwa, Paralelisme Struktur Fundamental Manusia menurut Heidegger dan Mullā Şadrā menunjukan suatu kritik pada pandangan yang telah mengakar dalam diskursus filsafat Barat modern yang dipelopori oleh Rene Descartes. Heidegger secara terang menunjukan ketidakterimaannya pada pandangan tentang diri dalam filsafat Cartesian dan mendobraknya dengan gagasan manusia Dasein sebagai eksisten yang memahami dirinya sendiri dalam pra-struktur memahami, secara eksistensial dan mendahului suatu refleksi atau aktifitas kognitif apapun tentang diri Aku. Demikian pula Mullā Şadrā, walaupun hidup seabad dengan Rene Descartes, secara tidak langung mengkritik tradisi filsafat rasionalisme semacam itu dengan mengembangkan gagasan ilmu ḥudhūrī-nya, bahwa pengetahuan akan Aku atau diri (self-knowledge) ini bersifat imanen dalam dirinya sendiri (swa-diri) dan mendahului segala bentuk konsepsi atau refleksi mengenai diri serta menjadi dasar bagi pengetahuan empiris.https://journal.sadra.ac.id/ojs/index.php/kanz/article/view/97heidegger; mullā şadrā; struktur fudamen manusia; paralelisme |
spellingShingle | Refan Aditya Diri yang Pra-Deskriptif Kanz Philosophia: A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism heidegger; mullā şadrā; struktur fudamen manusia; paralelisme |
title | Diri yang Pra-Deskriptif |
title_full | Diri yang Pra-Deskriptif |
title_fullStr | Diri yang Pra-Deskriptif |
title_full_unstemmed | Diri yang Pra-Deskriptif |
title_short | Diri yang Pra-Deskriptif |
title_sort | diri yang pra deskriptif |
topic | heidegger; mullā şadrā; struktur fudamen manusia; paralelisme |
url | https://journal.sadra.ac.id/ojs/index.php/kanz/article/view/97 |
work_keys_str_mv | AT refanaditya diriyangpradeskriptif |